[28] Oliv, siapa?

2.4K 190 55
                                    

Jeno baru saja selesai dari kelas terakhirnya. Wajahnya sudah merah padam menandakan bahwa ia sedang dalam kondisi emosi. Jeno mengeluarkan benda pipih yang berada di saku celananya dan langsung mengarahkan tangannya untuk mencari kontak bernama Rey. Hanya butuh waktu beberapa detik setelah Jeno menekan tombol hijau di handphone miliknya, panggilan telepon langsung terhubung.

"gue mau ketemu lo," satu kalimat yang langsung keluar dari mulut Jeno.

"Berdua? lo mau apa dari gue?" terdengar suara Rey dari sebrang sana dengan nada bicara yang cukup ketus.

"urusan pribadi gue sama lo."

Jeno dan Rey sempat sama-sama terdiam. Jeno yang menunggu jawaban Rey, semenjakan Rey yang berfikir apakah dirinya perlu atau tidak bertemu dengan Jeno.

"gue masih ada kelas terakhir, lo tentuin tempatnya gue bakal nyusul 2jam lagi," setelah berfikir panjang akhirnya Rey menyetujui ajakan Jeno untuk bertemu berdua dengan Jeno.

Rey memutuskan sambungan telponnya secara sepihak. Setelah mengirimkan pesan untuk bertemu dimana kepada Rey, Jeno memutuskan untuk ke basecamp terlebih dahulu, sembari menunggu Rey menyelesaikan kelasnya.

Disepanjang perjalanan pikiran Jeno hanya memikirkan bagaimana caranya agar Jesi benar-benar jauh dari teman-temannya. Jeno tau semua apa yang dibicarakan Jesi tadi, oleh karena itu kenapa Jeno naik pitam.

Saat sampai di basecamp kondisi basecamp sepi, hanya terdapat beberapa motor yang terparkir. Karena jam masih menunjukkan pukul 11.30 masih banyak yang masih ada jam kuliah.

Jeno dengan segera melepaskan helm dan turun dari motornya. Saat sampai didalam ia hanya melihat Haruto.

"Sendiri lo?" Jeno bertanya sambil mengambil posisi duduk tepat disebelah Haruto yang masih sibuk dengan handphone nya.

"Chenle dikamar tidur dia, Renjun lagi keluar cari makan," Jeno hanya mengangguk paham.

Jeno mengeluarkan handphone nya dan membuka roomchat dia dengan Jesi. Pesan terakhir darinya hanya dibaca oleh Jesi. Tapi, Jeno tau bahwa Jesi langsung meninggalkan Rey pergi.

Tak lama terdengar suara motor datang. Sepertinya Jeno tau siapa yang datang dari suara motornya.

"Tumben lo disini," benar seperti dugaannya, Haechan yang datang. Kalimat pertama yang Haechan lontarkan itu tertuju untuk Jeno.

"Boring," balas Jeno acuh masih dengan dirinya yang sibuk dengan Handphone.

"Anjing banget hari ini," Haechan melempar jaketnya ke arah sofa, lalu menjatuhkan badannya diatas sofa yang berasa disebelah Jeno.
"Dosen sialan, tugas gue gak dia terima perkara gue telat kumpulin 5menit, fuck!"

Ruto melirik sekilas ke arah Haechan yang terlihat mengusak wajahnya frustasi. Ruto melempar rokok dan korek miliknya ke atas tubuh Haechan "rokok dulu tuh biar gak kusut muka lo."

Haechan yang sedang berbaring di sofa, kini merubah posisi tidurnya menjadi duduk. Mengeluarkan satu batang rokok dari bungkusnya dan mulai menyalakannya.

Jeno menegakkan badannya seperti terkejut saat melihat sesuatu di handphonenya.

"To, lo tau dia siapa?" Jeno menyodorkan handphone nya ke Haruto. Haruto yang sedang sibuk dengan handphonenya beralih melihat ke arah handphone Jeno.

"Dia Mark, anggota Ryder juga. Kalo gak salah dia sekampus sama cewek lo. Chan, lo tau Mark anak Ryder kan?" Haechan menoleh dan menunjukkan raut wajah bingung.

Haechan menyodorkan tangan kirinya ke arah Jeno, menandakan meminta handphone Jeno untuk melihat orang yang Haruto maksud. Haechan terkekeh pelan.

"Dia Mark, masa lo gatau dia anggota Ryder? Dia kemarin ada pas ngejar gue. Saudara Jesi, kan?" Jeno mengerutkan dahinya bingung.

Relationshit - Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang