03

669 35 4
                                    

Pagi hari, Ajun sudah sibuk dengan persiapannya untuk pindah. Ajun bangun pada pagi buta, menyiapkan sarapan untuk Leo dan dirinya. Tidak lupa memberi makan anjing peliharaan milik Leo.

Merasa tak enak kepada Leo, ia merasa jika dirinya merepotkan. Belum genap seminggu dirinya berada di sini. Dan sudah kembali berpindah.

"Udah selesai, Jun?" Ajun yang tengah merapikan semua pakaiannya terkesiap dengan suara berat milik Leo yang baru saja bangun. "Belum. Leo, kamu makan dulu sana. Aku udah masak banyak, beberapa juga udah aku masukkin ke kulkas. Kalo misalnya kamu laper, tinggal diangetin aja." ujar Ajun. Leo hanya menatap sendu punggung yang sibuk berbungkuk itu.

"Yaudah deh, aku mandi aja dulu. Makannya ntaran aja." Setelahnya, Leo keluar dari kamarnya dan mandi.

Ponsel Ajun berdering kencang, mengagetkan sang pemilik ponsel. "Halo, Za?" suara gaduh terdengar dari sana. "Halo Jun, mau jemput sekarang? biar gue jemput, soalnya sekalian keluar juga." Ajun terkejut, dirinya belum usai untuk mempersiapkan apapun, termasuk dirinya. Pakaian yang masih piyama, rambut yang masih lepek, dan eugh air liur yang sudah mengering di pipinya. 

Ajun terburu-buru memasukan semua barangnya dalam sebuah tas dan koper, dan mengambil handuk yang meggantung di balkon kamar Leo. 

****

Dalam perjalannya menjemput Ajun, Heza terus bergumam berpikir bagaimana rasanya memiliki roommate setelah hampir dua tahun hidup sendirian di dalam asrama yang sepi. Semuanya sudah ia persiapkan, sesaaat sesudah Ajun menerima tawarannya untuk tinggal di asrama bersama dirinya.

Heza menghentikan mesin mobilnya di salah satu supermarket terdekat. Dan membeli beberapa makanan dan minuman sebagai jamuan selamat datang untuk Ajun nantinya. Tidak terpikirkan olehnya untuk membeli satu dus kaleng bir, karena stok di kamar asrama sudah habis.

Setelah Heza membayar semua makanan dan minuman tersebut, ia langsung bergegas untuk menjemput Ajun. Dengan kecepatan sedikit di atas rata-rata.

Mendekati dekat rumah Leo, Heza sudah melihat beberapa koper dan kardus yang terjejer rapi di luar, bersama Leo yang menjaganya. Heza terkekeh saat melihat Leo yang dengan sangarnya berdiri, bersama anjing rottweiler kesayangannya, Boy, menunduk ketika Ajun datang dan menasehati atau mungkin mengomeli Leo dan Boy.

Heza sudah sampai pada tujuannya, Leo menatap tajam pada Heza yang dengan sengaja mengejutkannya dengan klakson.

****

Leo dan Boy siap menunggu Heza di depan gerbang bersama beberapa barang milik Ajun. Majikan dan anabul tersebut dengan sangar berdiri, memberikan kesan mengerikan bagi siapapun yang melihat mereka. Mengerikan di sini dalak artian, bisa saja sewaktu-waktu Boy mengejar mereka yang terlihat asing di mata Boy.

Namun keduanya menunduk ketika mendengar ocehan Ajun dari pintu utama rumah. "Kalian tuh ya, ga majikan ga anabul sama aja joroknya! Heh! Kamu majikan, sempakmu di atas sofa! Kamu lagi si item! Makannya berantakan!" Panjang lebar ocehan Ajun hingga tak terasa Heza sudah di depan dengan mobil Pajero Sport hitam miliknya.

"Hoi Ajun! Udah siap belom?" Tanya Heza setelah menurunkan kaca mobil miliknya. Leo menatap tajam ke arah Heza yang berada di depannya. "Oh? Hai Za! Udah nih. Leo tolong ya?" jawabnya, dan meminta Leo untuk mengangkat koper dan antek-anteknya. Selagi Ajun mengecek isi tas gendongnya, Leo menitipkan pesan kepada Heza, "Za, gue titip Ajun, ya? Ajun udah jadi temen gue dari jaman jebot juga temen seperjuangan gue. Minta tolong banget buat jaga Ajun. Dia anaknya naif tentang dunia meski pinter. Jangan ragu ngasih tau apa yang salah dan apa yang bener, kalo dia tersesat, tolong tuntun dia."

Heza mengangguk, ia dapat merasakan ketulusan dari Leo. Tak lama kemudian, Ajun mengatakan bahwa dirinya sudah siap. Leo dan Boy menatap Ajun yang sudah masuk ke mobil milik Heza. Boy menatap melas kepada Ajun, ia merasa ditinggalkan untuk selamanya oleh majikannya yang selama ini tempatnya untuk bermanja.

Leo menghela nafas berat menatap pada mobil Heza yang semakin jauh dari rumahnya. Boy tidak berhenti mengaung menandakan kesedihannya.

"Take care of Ajun ya, Za. Gue percaya banget sama lo."

_________________

Nguehehehehehhe, udah berapa lama saya tydaq update?

we're just roommates!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang