4. Possesive

3.5K 193 0
                                        

Lex! Tolong aku! Tolong percaya sama aku! Tolong, Lex!

Alexa membuka kedua matanya. Mengerutkan keningnya, dia sedang duduk di mobil seseorang. Namun sudah terjawab sudah sang pemilik mobil ketika dia menoleh ke samping kanannya. Sosok pria tampan sedang terang-terangan melihatnya. Tatapannya lembut, bibirnya tersenyum.

"Kamu capek banget ya, Lex? Maaf ya, jadi telat pulang." ucap Keano lembut.

Alexa mengamati pemandangan sekeliling, ternyata mereka berdua sudah sampai di depan rumah Alexa.

"Kenapa gak bangunin aku, Kak?"

"Abis kayaknya kamu tidurnya pules banget. Tau-tau bangun karena kaget. Mimpi apa sih?"

"Aku juga gak inget barusan mimpi apa." jawab Alexa sekenanya. "Btw, makasih banyak ya, Kak, buat hari ini. Lexa seneng banget di ajak nonton."

"Suka filmnya?"

"Suka banget!"

"Besok aku jemput lagi boleh?"

"Gak apa-apa, Kak?"

"Gak apa-apa dong!"

Alexa tersenyum, "Kalo gitu besok Lexa tunggu ya, Kak."

"Oke."

"Hati-hati ya, Kak."

"Siap!"

Alexa turun dari mobil Keano dan menutup pintu mobilnya.

"Lex, dengerin aku dulu! Aku beneran gak ada apa-apa sama Manda! Aku bener-bener anggap Manda sahabat! Aku cuma sayang kamu, Lex! Please, percaya aku!"

"Lex? Kamu gak apa-apa?"

Lamunan Alexa buyar, tergantikan dengan sosok Keano yang saat ini di hadapannya. Raut wajahnya khawatir.

"Hah? Uhm, Lexa gak apa-apa, Kak."

"Bener?"

Terdengar bunyi suara ponsel Alexa. Buru-buru gadis itu mengambil ponselnya di dalam tas. Dari Arseno.

"Yaudah, Kak Kean hati-hati ya. Maaf udah buat khawatir. Aku masuk dulu ya, Kak. Kak Arsen telfon soalnya."

"Oke. Kamu langsung istirahat ya. Kalo ada apa-apa telfon aku."

"Siap, Bos!"

Keano membelai rambut Alexa lembut. Lalu masuk ke dalam mobilnya dan meninggalkan Alexa. Di lihatnya dari kaca spion mobilnya, Alexa langsung mengangkat sambungan telepon dari Arseno dan masuk ke dalam rumah.

"... aku baru sampe rumah, Kak."

"Darimana?"

"Tadi di jemput Kak Kean ke sekolah, terus di jemput pas pulang sekolah. Terus kita jalan dulu deh, nonton, makan, cari buku..."

"Kean? Keano? Temennya Manda?!" potong Arseno untuk memastikan kalau Keano yang di maksud Alexa adalah orang yang sama dengan yang dimaksud Arseno.

"Iya, Kak Kean temennya Kak Manda."

"Terus ya, Kak..."

Arseno masih mendengarkan cerita Alexa, namun pikirannya masih membayangkan Keano yang menjemput Alexa, dan mengajaknya jalan sepulang sekolah. Mau apa dia sama Alexa?

* * *

LONDON

Arseno masih gelisah karena mendengar cerita Alexa yang tiba-tiba saja di jemput Keano yang tidak lain dan tidak bukan adalah sahabat Amanda karena selama ini Arseno tampak biasa saja karena mengira Keano suka pada Amanda. Tetapi kenapa tiba-tiba pria itu malah menjemput dan mengajak jalan Alexa ketika Amanda sedang di luar kota? Apalagi dari cerita Alexa, nampak jelas kalau Keano menaruh hati pada Adik kesayangannya itu.

"Is something bothering you?" tanya Paul, sahabat Arseno.

"Just a small problem. It's okay."

"What does that have to do with a women?"

"With my little sister."

"Wow, you look very possessive with your little sister."

"Yeah, I just... really love her."

Paul terdiam. Arseno tidak berbohong dengan apa yang di katakannya barusan. Mungkin memang Arseno terlalu menyayangi Adiknya itu. Paul tahu kalau Arseno memiliki dua Adik di Indonesia, yang satu seorang artis dan yang satunya lagi hanya gadis sekolah biasa. Paul juga pernah melihat foto kedua Adik Arseno dari ponsel sahabatnya itu. Mungkin dia sangat menyayangi Adiknya yang adalah seorang artis. Wajar bagi seorang Kakak mengkhawatirkan Adiknya apalagi Adiknya adalah seorang public figure yang sedikit banyak orang mengetahui tentang pergaulan seorang public figure.

"Which one?" tanya Paul lagi.

"Huh?"

"Which is your sister? Let me guess, Amanda? Right?"

Arseno tersenyum. Normalnya semua orang pasti akan jatuh cinta dengan sosok Amanda begitu dirinya menunjukan sebuah foto. Paul ikut tersenyum, sepertinya dugaannya benar.

"I really love Alexa."

Paul cukup terkejut, "Are you serious?"

Arseno tersenyum lagi. "Mungkin untuk kebanyakan orang, Amanda sangat menarik. Dia cantik, anggun, lembut, sebagai seorang wanita, she is perfect. Tapi ketika kamu benar-benar kenal Alexa, Amanda tidak lagi sempurna."

"Hey, I understand what are you saying, Dude!"

"Nice!"

"May I know Alexa more deeply?" tanya Paul sambil melihat ekspresi Arseno.

"Dont expect!" jawab Arseno setengah kesal. Dia meninggalkan Paul di taman, yang langsung di kejar oleh sahabatnya itu sambil tertawa.

* * *

Second LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang