Bola mata Keano yang tidak lepas dari arah tangga akhirnya menemukan apa yang ingin dilihatnya. Alexa yang mengenakan celana berwarna krem dan baju hitam terlihat sangat cantik di matanya. Bibirnya otomatis tersenyum. Perempuan cantik itu, hari ini akan menjadi miliknya.
Keano bangkit ketika Alexa berjalan mendekatinya, "Yuk, Kak!" ajaknya.
Keano membuka pintu mobil penumpang untuk Alexa, membuat perempuan cantik itu tersenyum.
Selama perjalanan, mereka hanya membahas hal-hal santai, mengenai gimana keseharian Alexa, persiapan untuk ujian, kesibukan Keano sekarang, sesekali mereka berdua curi-curi pandang.
"Ngomong-ngomong, kita mau kemana sih, Kak?" tanya Alexa.
Keano tersenyum, "Ke suatu tempat yang enak buat ngobrol, dan gak ada yang ganggu kita."
"Kemana sih, Kak? Pake rahasia-rahasiaan segala!"
Keano melempar senyum, "Sabar, Alexandra, nanti juga tau, sebentar lagi sampe kok!"
Alexa mengangguk dan bersabar. Sudah seminggu setelah akhirnya mereka menemukan waktu yang tepat untuk dapat kesempatan bertemu. Arseno udah kembali ke London dan Amanda sedang ada jadwal syuting di luar kota selama 2 hari.
"Aku udah sekalian pesen waktu reservasi tempat, kalo ada yang kamu gak suka, kamu tinggal bilang aja ya, Lex."
"Oke, Kak."
Sampai saat ini Alexa masih tidak menyangka kalau Keano akan membawanya ke restaurant favoritenya. Entah darimana Keano tahu bahwa tempat itu adalah tempat favoritenya. Bahkan makanan yang di pesan Keano semuanya adalah makanan favorite Alexa. Dengan lahap mereka menyantap hidangan di depan mereka sambil sesekali memuji masakan resto.
"Kak, puding mangga disini tuh enak banget tau!" ucap Alexa.
Keano tersenyum, "Aku tau! Tapi kamu lebih suka puding karamel dari pada puding mangganya kan?"
"Lemon tea disini juga loh, Kak!"
"Dan kamu lebih suka jasmine tea nya. Makanya aku pesenin kamu jasmine tea. Dan kamu suka resto ini karena kamu suka pemandangan kendaraan berjalan yang terlihat kecil di bawah sana, kan?"
Alexa tersenyum, "Kak Kean tau darimana sih? Perasaan aku gak pernah makan disini sekalipun sama Kak Kean. Seingetku juga aku gak pernah cerita soal resto ini ke Kak Kean."
Keano tersenyum, "Tapi seingetku, aku udah beberapa kali dateng tempat ini sama kamu." ucap Keano santai. Alexa mengerutkan keningnya, "dan waktu itu kita dateng kesini dengan posisi kamu itu pacar aku, Lex." lanjutnya yakin.
Alexa terdiam. Kedua bola matanya memandang dalam-dalam pria yang saat ini duduk di depannya.
"Ngeliat respon kamu yang kaget, kayanya bukan cuma aku aja yang ngulang waktu dan ingat semuanya, benar begitu, Alexandra Guira?"
"Kak, kamu..."
Keano bangkit dan membungkuk tepat di hadapan Alexa. "Apa aku harus mengulang permintaan untuk menjadikan kamu wanitaku, Alexandra?"
Alexa terdiam, menatap lama Keano yang membungkuk di hadapannya, terdiam menunggu jawabannya. Tanpa sadar matanya berkaca-kaca. Dia bangkit lalu memeluk pria yang ada di hadapannya. Keano mendekap erat perempuan yang saat ini ada di dekapannya, seakan rindu yang selama ini di tahan akhirnya melebur. Alexandra-ku. Batinnya.
* * *
Pandangan tajam Arseno tidak lepas dari ponsel yang di pegangnya sejak beberapa menit yang lalu. Padahal sebelum memegang ponselnya, dia sedang sibuk membaca laporan keuangan perusahaan.
Buru-buru dia menghubungi seseorang, dan memberitahu apa yang sedang dilihatnya.
"Jadi kayaknya Arsen harus bawa Lexa cepet-cepet ke London deh, Yah, supaya Lexa lebih fokus disini."
Mendengar respon dari pihak sebrang, Arseno menarik sudut bibirnya.
Gak akan aku biarin siapapun ngerebut kamu dari aku, Lex! Ucapnya dalam hati.
* * *

KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life
Roman pour AdolescentsAwalnya hidup Alexandra Guira sangat nyaman. Dikelilingi keluarga harmonis, mempunyai Ayah yang tegas dan dua orang kakak yang baik, hangat, dan sangat menjaganya. Mempunyai sahabat yang siap membantunya. Namun semua jadi berantakan saat pria yang d...