10. Unusual

649 41 1
                                    

Arseno menarik paksa Alexa masuk ke dalam mobilnya, dan dengan terpaksa Alexa mengikuti karena dia tahu saat ini Arseno sedang marah.

Dia tidak tahu apa yang sebenarnya membuat Arseno sampai seperti ini, karena Alexa baru melihat Arseno memaksanya. Bahkan Arseno meminta Keano untuk tidak mengikuti mereka, memberi perintah tepatnya.

Arseno menginjak pedal gasnya dalam-dalam, secepat mungkin pergi dari tempat itu dengan membawa Alexa.

"Kak, kamu kenapa?" tanya Alexa setengah takut.

"Kamu yang kenapa, Lex?! Apa kurangnya Kak Arsen buat kamu sampe kamu nyuruh Keano dateng saat kita lagi quality time berdua?! Kamu udah gak suka ngabisin waktu sama Kakak selama Kakak ke Indo?!"

"Bukan gitu, Kak! Tapi tadi Kak Kean kayak ada sesuatu yang penting, makanya..."

"Lex, kamu sadar gak sih?! Keano itu lagi coba buat deketin kamu! Kita gak tau maksud dia deketin kamu apa?! Kakak tau kamu suka sama Keano, tapi kalo ternyata Keano deketin kamu cuma buat ngambil simpati Amanda, gimana?! Siap kecewa kamu?!"

"Kak, tapi..."

"Lagian kamu tuh udah saatnya fokus belajar. Kamu masih ingin kuliah nyusul Kak Arsen kan? Kalo kamu sekarang malah mikirin pacaran, gak fokus belajar, gagal ke London, kamu mikir reaksi Ayah gimana?"

Alexa terdiam. Dia tidak memikirkan sejauh itu. Kak Arsen ada benarnya juga. Selama ini Keano dan Amanda dekat, bisa jadi sikap baik Keano padanya hanyalah untuk mengambil simpati Amanda. Bagaimana pun juga, Alexa sadar, kalau seseorang harus memilih antara dirinya dan Amanda, dia pasti akan lebih memilih Amanda.

Lamunan Alexa buyar ketika Arseno menginjak pedal rem dalam-dalam. Mobil Keano menghadang mobilnya. Keano langsung mengetuk kaca mobil pintu penumpang, meminta Alexa keluar.

"Brengs*k, mau apa lagi dia?!" Arseno mulai tersulut emosi lagi. Dia melepaskan seat beltnya dan keluar dari mobil.

"Kak Arsen!" Alexa telat mencegah Kakaknya, akhirnya dia ikut keluar.

Keano meraih kedua pundak Alexa begitu gadis itu keluar, "Lex, dengerin aku! Aku sayang kamu!"

Buk!
Tepat setelah Keano mengucapkan kalimatnya, bolgem mentah mendarat di wajahnya.

"Kak Arsen!" Alexa mencegah Arseno yang terlihat seperti membabi buta. "Kak, udah, Kak! Kak Arsen kenapa sih?!" tanya Alexa setengah meninggikan nada suaranya.

"Gue tau niat lu cuma mau mainin Alexa kan?! Jangan ganggu Adik gue!" bentak Arseno.

Keano bangkit sambil tersenyum. Dia melirik Alexa dan meminta Alexa untuk masuk ke dalam mobil dengan lembut dan mengatakan ada hal yang ingin dia bicarakan dengan Arseno. Keano memberi isyarat kalau semua akan baik-baik saja, membuat Alexa menurutinya.

Keano mendekat ke arah Arseno, setengah berbisik, "Bro, lo cinta kan sama Alexa?"

"Maksud lo apa?"

Keano tersenyum, "Mungkin Alexa gak sadar, tapi gue sebagai cowok, ngeliat lo memperlakukan Alexa, gue sadar, lo cinta sama dia. Bukan sayang sebagai Adik. Bahkan sama Amanda lo gak sebegininya, Kak Arsen." ucap Keano santai. "Dan lo yang tau kalo gue juga cinta sama Alexa takut kalau Alexa lebih milih gue dan ninggalin lo. Gitu kan? Gue kasih tau sama lo, Kak, gue cinta Alexa, bukan Amanda. Dan gue akan bikin dia di sisi gue, meskipun lo gak suka."

"Bajing*n!"

Baru saja Arseno ingin mendaratkan bolgem mentah lagi, tapi Keano menahannya.

"Yang tadi gue lengah, Kak, tapi yang ini gak akan gue biarin lagi." katanya sambil tersenyum. "Sebaiknya lo pulang. Jaga Alexa gue ya, Kak, jangan ngebut-ngebut, nanti dia takut." pesan Keano.

Keano mengetuk kaca mobil, Alexa membuka kaca, wajahnya khawatir, "Aku udah selesai ngobrol sama Kak Arsen, hati-hati ya, Lex, pulangnya, kalo Kak Arsen ngebut, kamu telfon aku."

"Hm, iya, Kak, Kakak juga hati-hati ya." ucap Alexa sambil melirik ke arah Arseno, setengah takut.

Keano tersenyum sambil mengacak-acak rambut Alexa lembut. Dia pun berlalu dengan mobilnya.

Arseno masuk ke dalam mobil. Dia diam sejenak. Mengatur nafasnya. Menenangkan pikirannya. Dia tahu kalau sekali saja dia tersulut emosi, Alexa akan semakin takut padanya.

Dia menoleh ke arah Alexa yang duduk di sampingnya, lalu tersenyum. "Maafin Kak Arsen ya, Kak Arsen cuma gak mau kenapa-kenapa aja sama kamu. Selama Kak Arsen gak disini, Kak Arsen ngerasa kurang dapet kabar aja dari kamu. Sampe Kak Arsen kaget tiba-tiba Keano deketin kamu, gak tau maksudnya apa." ujar Arseno panjang lebar. Dia mengusap rambut Alexa lembut.

Alexa mengangguk, mencoba memahami Arseno.

"Aku sayang kamu, Lex, kalo udah landing kabarin aku ya. Love you." ucap Keano lembut.

Alexa terkejut. Ingatan apa itu? Terlihat jelas kalau tadi Keano sedang memeluknya dan berpesan seperti itu. Mereka ada di bandara. Tapi kapan? Alexa tidak ingat.

"Kamu kenapa, Lex?" pertanyaan Arseno membuyarkan lamunan Alexa.

"Gak apa-apa, Kak, kita pulang yuk! Lexa capek."

Entah kenapa semakin hari, bayangan itu terus datang, seperti puzzle yang belum tertata sempurna. Alexa masih harus bersabar menunggu potongan-potongan ingatan agar semuanya menjadi ingatan yang sempurna.

Hingga dia menerima pesan dari Keano.

Kak Kean : Lex, kita perlu ketemu dan bicara. Kabarin kalo Arseno udah balik ke London. Penting!

* * *

Amanda baru saja selesai pemotretan langsung mengambil ponselnya karena dari tadi ponselnya terus berdering.

"...gak bisa terus gini, Man, kamu harus jagain Kean, jangan biarin dia nemuin Lexa terus!"

"Ya terus Manda harus apa, Kak? Kita cuma bisa nunggu Lexa cepet lulus, terus Kakak bawa ke London, kalo bisa gak usah balik kesini!"

Amanda terlihat seperti membahas sesuatu yang penting, sampai akhirnya dirinya harus mengakhiri percakapannya di telepon karena harus kembali ke penginapannya.

Daniel harap-harap cemas melirik Amanda karena raut wajahnya tidak terlihat ramah. Di saat seperti ini dia biasanya tidak berani mengeluarkan suara sebelum Amanda memintanya melakukan ini dan itu. Mungkin ini ada kaitannya dengan Keano. Karena mood Amanda selalu naik turun ketika berhubungan dengan pria itu.

* * *

Second LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang