Bab 2 - Pertemuan kembali

14 1 0
                                    

Ayra terpaksa kembali ke Jakarta dan meneruskan pendidikan nya di Jakarta karena masa tugas ibunya sebagai tenaga medis di daerah Kalimantan sudah berakhir.

2 tahun lamanya ia habiskan untuk hidup di desa terpencil di Kalimantan. Ayra hidup cukup tenang dan jauh dari keramaian disana, meski begitu ia masih sempat mengikuti perkuliahan secara online untuk mengejar pendidikan nya.

" Ay kamu nggak papa kan ke Jakarta duluan? Mama masih ada yang perlu diurus disini, kurang lebih 3 bulanan lagi mama bisa nyusul kamu ke Jakarta" ucap Melisa, mama Ayra.

" Iya ma, tenang aja. Mama fokus aja sama urusan mama disini, biar Ayra duluan ke Jakarta"

Selama di Jakarta untuk sementara Ayra akan tinggal dirumah teman mama nya. Melisa masih khawatir jika harus melepas Ayra sendiri di Jakarta, untuk itu ia meminta bantuan temannya untuk menjaga Ayra selama ia masih bertugas di Kalimantan.

***

Ayra sudah tiba disebuah rumah minimalis berpagar tinggi dengan nuansa serba putih. Ini bukan pertama kali Ayra datang kesini, ia cukup sering mengunjungi rumah ini sebelum pindah ke Kalimantan.

" Ayra? Syukur kamu sampai dengan selamat" pemilik rumah tampak antusias menyambut kedatangan Ayra.

Wanita yang sebaya dengan mama nya itu biasa Ayra panggil dengan sebutan Tante Dina.

" Tante apa kabar? " Tanya Ayra setelah mencium tangan Dina.

" Tante sehat. Kamu makin cantik aja Ay" Dina memuji Ayra, yang sudah ia anggap seperti anaknya sendiri.

Ayra tersipu malu, walau ini bukan pertama kalinya Dina memujinya.

" Ah Tante, bisa aja"

Sejujurnya Ayra merasa tidak enak harus tinggal dirumah Dina. Alasan nya karena Dina memiliki dua orang anak laki laki yang salah satunya sebaya dengan Ayra, bahkan mereka satu kelas sejak SD hingga SMA.

" Tante maaf ya, Ayra ngerepotin Tante. Sebenarnya Ayra bisa aja tinggal di apartemen cuma mama nggak ngijinin" ucap Ayra

" Kamu nih, kayak sama siapa aja. Mama kamu tuh khawatir kalau kamu sendiri, kamu kan cewek. Masak tinggal di apartemen sendiri, bahaya. Udah bener tinggal sama Tante disini. Ada Radhit sama Rangga bisa jagain kamu juga. Udah ah, jangan nggak enak gitu. Tante seneng banget kok ada kamu disini, kamu tau kan anak Tante cowok semua. Kalau ada kamu Tante kan jadi ada temennya"

ungkap Dina panjang kali lebar. Ia benar benar senang dengan kehadiran Ayra di rumah nya.

" Yaudah, Tante anter kamu ke kamar yuk. Kamu pasti capek kan? Habis perjalanan jauh"

Dina berjalan terlebih dahulu sementara Ayra mengekor dibelakang sambil mengangkat kopernya.

Keduanya menaiki tangga menuju ke lantai dua. Hingga sampai lah mereka disebuah kamar dengan pintu yang juga berwarna putih, senada dengan semua dinding di rumah ini.

Dina lalu membuka pintu kamar dan menunjukkan betapa ia sudah mempersiapkan kamar khusus untuk Ayra.

" Ini kamar kamu Ay, semoga kamu suka ya"

Ayra menatap setiap sisi ruangan dengan kombinasi warna pink dan putih, khas warna cewek.

" Tante pikir kamu suka warna pink hehe" ujar Dina seolah mengerti dengan isi kepala Ayra saat ini.

" Iya Tante, makasih ya sebelumnya. Ini bagus banget kok"

Ruangan ini mengingatkan Ayra pada masa kecilnya, dimana ibunya selalu menghias kamarnya dengan pernak pernik serba pink walau sebenarnya itu bukan warna favorit nya. Namun Ayra cukup terbiasa dengan itu semua.

You're MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang