Hug me

1.5K 46 36
                                    

Setelah 2 hari dirawat akhirnya Danisa diperbolehkan untuk pulang ke rumah, hari ini dia akan dijemput oleh sang ayah.

Danisa terlihat sudah siap dia juga sudah berganti pakaian, namun infusnya masih belum dilepas.

Sedangkan Ravael dia masih membereskan semua barang-barang Danisa.

Tok tok tok

Seorang perawat masuk ke dalam ruangan.

"Permisi tuan, nona apakah saya boleh masuk."

"Silahkan" jawab Danisa.

"Selamat pagi nona, hari ini nona sudah diperbolehkan untuk pulang jadi saya akan melepaskan infusnya terlebih dahulu, apakah nona bersedia?."

"Iya tentu saja."

Perawat itu pun mulai menyiapkan peralatan.

"Apakah anda sudah siap nona?."

"E-eh tunggu, apakan akan terasa sakit?."

"Tidak nona, anda tidak perlu takut."

"Ehem baiklah, lakukan perlahan saja oke?."

"Baik nona, saya mulai."

Danisa memejamkan matanya namun karena penasaran dia sedikit mengintip, saat perawat tersebut baru melepaskan plester yang ada diatasnya Danisa sudah berteriak.

"AAAAA."

"Tahan sebentar nona, saya baru melepaskan plesternya."

Melihat hal itu Ravael langsung menutupi mata Danisa menggunakan tangannya dan menolehkan kepala Danisa ke arahnya agar Danisa tidak melihat ke arah perawat.

"Liat gw" ucap Ravael dan Danisa pun mengangguk.

Tubuh Ravael yang tinggi membuat Danisa harus mendongak untuk melihatnya, namun Ravael fokus pada perawat yang sedang melepaskan infus Danisa.

Sekarang Danisa benar-benar tak merasakan apapun, dia sedang sibuk mengangumi wajah tampan milik Ravael, hingga ia tidak sadar bahwa infusnya sudah berhasil di lepas.

"Sudah selesai nona."

Danisa tak merespon.

"Hey, udah tuh" ucap Ravael.

"E-eh udah? Kok ga kerasa?."

"Benar bukan kata saya itu tidak akan sakit" ucap perawat tersebut dengan sedikit terkekeh.

"Hehe makasih suster" ucap Danisa sambil tersenyum kuda.

"Sama-sama nona, kalau begitu saya permisi."

Tak lama Leon pun datang untuk menjemput mereka berdua.

"Selamat pagi tuan" ucap Ravael sambil menunduk hormat.

"Pagi nak, pagi princess papa, gimana? Udah enakan?."

"Udah banget pa!" Seru Danisa.

"Ayo kita pulang sekarang."
.
.
.
Sesampainya di rumah Danisa pun langsung diantarkan oleh Leon menuju ke kamar untuk beristirahat.

Sedangkan Ravael dia baru saja selesai menurunkan barang-barang milik Danisa dari dalam mobil dan ingin mengantarkannya ke kamar Danisa.

Tok tok tok

"Ya masuk."

"Ravael? Kenapa lo yang bawa barang-barang gw kan tinggal suruh yang lain aja."

"Sekalian."

Ravael pun meletakkan barang-barang tersebut di sebelah kasur Danisa.

"Udah biar disitu aja, nanti biar diberesin bibi."

Bodyguard Utusan Papa [Vol. 1] : ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang