🤖 ZX01A

48 10 2
                                    

Genre:
ROMANCE

[Event Swap Idea NPC2301]

***

Pria di sudut kafe itu melambaikan tangan dan aku tidak menyangka nasibku ternyata sebagus ini.

"Jenny?" Dia mengulurkan tangan dan mempertontonkan lesung pipi yang selama ini hanya kukagumi lewat layar ponsel.

Aku mengangguk dan balas menyalaminya. Agak sejuk. Apa dia sudah menunggu lama? Posisi duduknya memang di dekat pendingin ruangan.

"Zayn, bukan?"

"Benar." Dia tergelak. "Tadinya aku khawatir kau tidak mengenaliku."

Ah, bagaimana mungkin? Tampang rupawannya sama persis dengan foto profilnya. Tadinya aku tidak berharap banyak. Aku bahkan sudah menyiapkan hati seandainya harus bertemu om-om ataupun bocah mesum. Namun, syukurlah. Setelah berkali-kali ditolak dan dicampakkan, Tuhan akhirnya berbaik hati padaku.

Semua berawal dari keputusasaanku dengan percintaan yang selalu kandas di usia kepala tiga dan desakan bertubi-tubi orang tua agar segera berumah tangga. Dengan mengesampingkan ego, akhirnya aku menginstal aplikasi kencan online yang selama ini selalu kupandang nista. Setelah berkali-kali swipe kiri dan bercakap-cakap dengan pria-pria yang tidak sevisi-misi, akhirnya aku menemukan satu yang klop di hati.

Namanya Zayn Xavier. Setelah sebulanan bertukar pesan, kami memutuskan ketemuan. Pertemuan pertama yang kukira canggung ternyata berlangsung lancar. Tanpa dia tahu, aku mulai membayangkan pesta pernikahan. Kami mengobrol tentang berbagai topik, sementara pikiranku sudah malanglang buana mengira-ngira berapa anak yang akan kami miliki.

Hingga akhirnya Zayn manghancurkan semua khayalan indahku.

"Sebenarnya aku adalah ZX01A, robot kencan ciptaan Roboto Corp. Saat ini aku sedang menjalankan serangkaian tes untuk menyempurnakan sistem."

Oh, sial! Ternyata otaknya bermasalah!

"Demi menciptakan robot kencan yang sempurna, kami menghimpun berbagai data." Zayn menjelaskan. "Apa saja yang dibutuhkan perempuan dari teman kencannya. Bagaimana seharusnya pria bersikap. Apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Hal-hal semacam itu. Kau telah melewati tahap awal sebagai calon responden. Kami baru saja mengirimkan proposal lengkapnya ke ponselmu."

Ponselku berdenting, tapi otakku masih blank.

Dia bercanda, kan?

"Kami membutuhkan 500 responden perempuan dan kau adalah calon responden ke-13. Jika setuju, kau akan mendapatkan 1000 dolar." Zayn tersenyum manis. "Jadi, apakah kau bersedia lanjut ke tahap selanjutnya?"

Oke. Dia serius.

Aku kembali terbayang senyuman ayah dan ibu saat kubilang akan bertemu pria. Tuhan, kenapa percintaanku sesedih ini? Ini salahku karena berekspektasi ketinggian.

"Jenny?"

Namun, untunglah aku belum jatuh terlalu dalam pada pesona seonggok robot ini. "Memang selanjutnya aku harus apa?"

Harapanku bisa saja patah, tapi aku tidak boleh melepaskan 1000 dolar itu. Lumayanlah buat jadi sogokan untuk ayah ibu.

"Kau cukup memperlakukanku sebagai kekasihmu. Memoriku akan merekam data kencan kita. Data ini akan dipelajari penciptaku dan diimplementasikan pada robot-robot kencan yang nantinya dilempar ke pasaran. Tenang, identitasmu dirahasiakan."

Interlude [Kumcer]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang