sang bintang - 3b

34 10 0
                                    

Seungwoo bingung mendapati ada notifikasi 3 panggilan tak terjawab di layar ponselnya. Masing-masing dari ibunya, kakaknya, dan mertuanya, alias Mama Wooseok. Dalam waktu berdekatan pula yang bikin dahi Seungwoo makin berkerut.

"Apa ada masalah di rumah?" pikir Seungwoo memutuskan untuk menelepon Sunhwa, kakaknya.

Setelah nada tunggu kelima, panggilan telepon pun diterima.

Kenapa Kak?
Kamu kok nggak pernah nungguin Wooseok di rumah sakit sih?
Hah?
Emang nggak bisa izin sehari aja dari jadwal syuting?
Tunggu, apa maksudnya Wooseok di rumah sakit?
Wooseok kemarin operasi usus buntu, Woo!
Yang bener? Wooseok nggak bilang apa-apa dari kemarin...
Kamu emang teleponan ama dia?
Nggak sih, dari tiga hari lalu aku balik syuting cuma chat ama voice note aja
Pantes kamu nggak tahu!
Terus gimana dia sekarang?
Mami sama mamanya gantian nungguin di rumah sakit, lusa mungkin udah pulang
Besok aku izin sehari kalo gitu
Nah, berarti kamu bisa sekalian datang ke acara penghargaan kantornya Wooseok?
Eh, baru besok acaranya?
Iya, aku kemarin dimintain tolong datang tapi kok kayak aneh
Ya masih bagus kan Kakak diminta untuk datang. Wooseok nggak pernah minta aku nemenin datang ke acara itu!
Kalian berantem?
Nggak, aku udah dianggep pasti nggak bisa datang ke acara itu, makanya Wooseok nggak pernah nanya atau ngajak. Sakit kayak gini juga dia nggak ngasih tahu aku...
Woo, dia nggak mau ganggu jadwal kamu. Lagian ngajak kamu ke acara yang penting buat kariernya bikin usaha dia nggak keliatan
Maksudnya?
Kehadiran kamu aja bakal bikin gosip dan mengalihkan perhatian orang dari prestasinya Wooseok. Istilahnya steal his thunder gitu deh
Trus apa bedanya kalo aku besok datang ke acara itu?
Ya statusnya kamu jadi pemeran pembantu karena bintang utamanya sakit. Itu lebih bagus buat image kalian berdua kan?
Gitu ya...
Percaya deh sama Kakak! Btw, sampai kapan kamu harus ngerahasiain hubungan kalian?
Kayaknya sih sampe film yang ini rilis, sekalian buat naikin promo film
Good news dong berarti?
Nggak tau juga, aku belum bilang Wooseok. Aku nggak enak minta dia selalu berkorban untuk karierku
Kalian berdua udah sama-sama tahu risikonya pas nikah dulu
Dulu? Belum selama itu lho Kak, bulan depan baru dua tahun
Waktu yang cukup lama sih kalo aku bilang karena Wooseok sabar banget nungguin biar bisa ngeklaim kamu di depan publik, padahal sering banget ditinggal syuting sama bikin gosip ama lawan main hehe
Kak!!
Ya udah kalo kamu balik langsung aja ke rumah sakit, nanti aku kasih nomor kamarnya. Ati-ati Woo, jangan sampai ngecewain Wooseok. Bye!

Panggilan berakhir meninggalkan Seungwoo dengan rasa panik mendengar peringatan halus dari kakaknya.

***

Wooseok terbangun dari tidur karena merasa tangan kanannya kebas. Di atas telapak tangannya bersandar kepala Seungwoo yang tampaknya ketiduran sambil memegangi tangannya.

"Woo, kamu ngapain?"

Wooseok mengusap puncak kepala dan meraba rambut Seungwoo yang halus sebelum pemiliknya terjaga sepenuhnya.

"Seok, kok kamu bangun. Ini masih su.. oh, udah pagi," cetus Seungwoo begitu melihat angka 6.30 di jam tangan digitalnya.

"Kamu ngapain di sini?" ulang Wooseok memperhatikan suaminya yang menggerak-gerakkan lehernya.

Seungwoo memakai kaus putih tipis dengan tato mengintip dari bahu kanannya. Pemandangan yang selalu Wooseok rindukan setiap kali membuka mata di pagi hari.

"Kamu nggak mau cerita ke aku, bahkan setelah selesai operasi? Masa aku tahu kabarnya dari Kak Sunhwa?" tuntut Seungwoo.

"Woo, kita sepakat nggak akan ganggu jadwal kerja masing-masing kan? Ini penyakit biasa, ada Mama dan Mami kamu bisa bantuin kalo aku kenapa-kenapa."

"Seok, kebayang nggak sedihnya aku denger kamu tahu-tahu udah operasi usus buntu tapi aku nggak bisa nungguin kamu atau seenggaknya ada di deket kamu untuk ngerawat pascaoperasi? Atau memang aku nggak penting jadi kamu nggak pernah ngabarin aku?" bisik Seungwoo lemah sambil meremas tangan Wooseok.

"Kamu kok bilang gitu? Buat apa aku selama ini tutup mulut, nahan perasaan ngeliat kamu harus jalan sama seleb lain demi promosi film? Kamu penting, makanya aku bakal ngelakuin apa pun biar kita bisa bareng, meski pernikahan kita nggak sama kayak orang-orang pada umumnya. Kalo..."

Sebelum Wooseok menyelesaikan kalimatnya, Seungwoo langsung berdiri dan merengkuh si lelaki mungil ke dalam pelukannya.

"Kita beda, Seok. Makanya kita cocok berdua. Peduli setan orang lain dan dunia di luar sana. Tapi jangan suruh aku ngejauh dari dunia kamu. Kalo kamu minta ditemenin ke acara kantor kamu, masa aku nggak usaha dulu buat izin syuting? Kerjaan emang prioritas, tapi aku bisa nyoret jadwal syuting sehari demi kamu. Kamu selalu nomor satu, bintang di hati aku, Seok..."

"Udah Woo... lepasin pelukannya," ucap Wooseok sambil meringis.

"Kok kamu gitu?" tanya Seungwoo melepaskan pelukannya.

Seungwoo menatap Wooseok dalam-dalam dengan sebersit rasa kesal karena pernyataan sayangnya dianggap remeh.

"Jahitanku sakit," balas Wooseok dengan mata berkaca-kaca.

"SORRY SEOK! Bagian mana yang sakit? Perlu panggil dokter? Jangan nangis," cerocos Seungwoo mulai panik.

Wooseok melambaikan tangan sambil memegangi bagian bawah perut kanannya dan meringis.

"Sakitnya nggak separah itu, tadi aku hampir nangis terharu.. please jangan panik," ucap Wooseok pelan.

"Jarang-jarang kamu terharu, Seok. Yakin bukan karena nahan sakit?"

"Woo.. diem! Ini tadinya terharu sekarang malah bikin kesel deh..."

"Tapi kamu sayang kan sama aku?"

"Pake nanya!"

Jawaban Wooseok lebih dari cukup karena Seungwoo tahu Wooseok punya rasa yang sama dengannya sejak bertahun-tahun lalu. Seperti rumah, sejauh apa pun Seungwoo pergi pasti akan pulang ke pelukan pasangannya, just like always.


Selamat pulang Wooya, 27 Jan 2023

ekspektasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang