“Dan ternyata ...,” ucap Dara susah payah menahan tawanya. Di hadapannya dan hanya dipisahkan oleh meja kaca berbentuk bundar, Lita tak ubahnya pakaian lecek yang belum disetrika.
Mendengkus miris, Lita yang menunduk berkata, “Dia lagi, dia lagi ... hidupku benar-benar hanya berputar di lingkaran yang sama.”
Detik itu juga, Dara dan om Fean terbahak menertawakan Lita. Termasuk itu baby F yang sampai ikut-ikutan tertawa layaknya kedua orang tuanya.
“Namun cikal bakalnya tetap Om Fean, kan? Gara-gara Om Fean, ini, aku malah nikah sama dia yang usianya saja ... ya ampun, tuaan aku! Masa iya, aku menikah dengan laki-laki yang sudah aku anggap sebagai adik sendiri, dan selama ini sudah bikin duniaku jungkir balik bahkan tenggelam!” ucap Lita mendadak memarahi om Fean. Namun, bukannya merasa bersalah ataupun kesal, pria itu malah makin menjadi-jadi tertawanya bersama keluarga kecilnya.
“Ada apa, ini? Rame banget? Lagi bahas apa?” ucap Arkana yang baru datang.
Arkana datang sambil mengemban Mahesa yang memang merupakan anak angkat Lita dan dirinya, sekalipun mereka baru menikah kemarin. Mahesa sendiri merupakan anak dari alm. Nabila yang tidak lain merupakan mantan istri Fean. Namun karena saat itu Mahesa terancam menjadi sebatang kara, Nabila yang hanya percaya kepada Lita karena sejauh ini Lita dikenal sebagai pribadi yang sangat baik oleh semuanya, menyerahkan sang putra yang saat itu baru wanita itu lahirkan, kepada Lita.
Sementara alasan Nabila justru menyerahkan Mahesa kepada orang lain dan tidak merawatnya sendiri karena satu bulan setelahnya, Nabila harus menjalani eksekusi atas hukuman mati yang harus ia jalani—baca novel : Istri Bar-Barku.
Ada Mahesa, beban hidup Lita seolah berkurang detik itu juga. Adanya Arkana di sana pun tak ia masalahkan karena pemuda yang sudah menikahinya itu sedang tidak berulah. Lita segera berdiri dari sofanya kemudian mengambil alih Mahesa yang sudah belepotan es krim. Kemeja putih Arkana sampai ikut belepotan es krim rasa cokelat hingga kemejanya menjadi terlihat kurang enak dipandang.
“Kok separah ini, berasa bencana alam?” ucap Lita menatap berat sang putra. Kemudian, ia mengalihkan tatapannya pada Arkana dan meminta suaminya itu untuk segera ganti baju.
“Es klim!” seru baby F atau itu Feandra. Ia mengulurkan tangan kanannya kepada Mahesa, dan yang bersangkutan langsung berusaha memberikan sisa es krim contong di tangan kanannya kepadanya.
“Baik banget yah, kak Mahesa.”
Semuanya memuji Mahesa dan juga interaksinya dengan Feandra. Karena bukannya bertahan di embanan Lita, Mahesa minta turun dan ingin main dengan Feandra.
“Bentar, kumur sama lap dulu.” Lita sudah telanjur sibuk mengikuti sang putra, memastikan gigi-gigi Mahesa bersih dengan cara berkumur.
Tak beda dengan Lita, Dara juga menjadi ikut jongkok di lantai sebelah meja kebersamaan mereka sebab putra mereka memilih duduk bersebelahan di sofa beludru warna cokelat.
“Semalam aku beneran cemas, takut ada pengantin minggat,” ujar Fean yang kemudian tertawa. Ia sungguh tidak bisa untuk tidak tertawa jika itu menyangkut hubungan Lita dan Arkana.
“Nyaris,” balas Arkana sambil menahan senyumnya membalas Fean. Lima tahun ia menjadi tunangan misterius Lita dan baru terbongkar di ijab kabul mereka, padahal selama itu, ia juga terus menjadi satelit Lita ke mana pun istrinya itu pergi.
“Gibah saja terus,” ucap Lita sengaja menyindir kedua pria di sebelahnya. Di seberangnya, Dara yang tahu betul perjalanan hubungannya dan Arkana, langsung tertawa.
“Pantas, keluarga kamu peduli banget ke aku, ya, Ra? Kalau dari mana-mana, oleh-olehnya enggak tanggung-tanggung. Mereka bilang dari tunanganku, eh ternyata biang keroknya ya masih itu-itu saja!” ucap Lita berkeluh kesah, tapi lagi-lagi membuat yang di sana termasuk Arkana tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Musuh, Tapi Menikah (Suami Mesumku)
RomanceKetika Lita berpikir, menghindari Arkana yang usianya dua tahun lebih muda darinya, dan merupakan musuh bebuyutan yang juga berbakat membuatnya kesal sekaligus membuat dunia gadis cantik itu jungkir balik, menjadi satu-satunya cara agar Lita baik-ba...