Itu adalah awal dari musim peralihan, bukan musim semi, bukan musim panas.
Memotong udara yang sejuk dan kering, elaina terbang di antara pepohonan hutan yang berdaun lebar. Huyan itu tampaknya cukup luas.
Elaina telah terbang cukup lama tapi masih belum terlihat ujung hutan.
Saat elaina menganyam sapu ke kanan dan ke kiri untuk menghindari pepohonan yang menjuntai di jalan yang sangat sempit, dahan-dahan yang menjengkelkan terus bergesekan dengan ku.
Dirinya tidak bisa melihat langit dari tempatnya berada. Jauh di kejauhan, dirinya hampir tidak bisa melihat sesuatu yang berkilau di sisi lain dari jaring hijau. Perpohonan terlalu lebat bagi nya untuk melihat apapun lagi.
"...whoopsie"
Karena elaina telah melihat ke atas, hukan ke depan, sebuah cabang pohon telah merebut topi runcingnya. Elaina berhenti, kembali. Mengambilnya, dan kemudian berjalan melalui hutan yang sempit lagi.
Hutan ini sangat lebat.
'Hutan ini sangat lebat...seharusnya aku terbang di atasnya...'
Pikirnya menyesal, tapi itu sudah terlambat.
Dirinya telah melangkah cukup jauh sehingga memutar kembali sekarang akan memakan banyak waktu.
Elaina bisa mencoba memaksa keluar- masuk, tapi ia merasa topibya bukan satu-satunya korban.
Entah bagaimana, rasanya dirinya selalu terlambat belakangan ini. Adapun kesalahan siapa itu,itu...yah, sepenuhnya miliknya, tapi lalu apa?
Dirinyaa terus terbang, secara mental tidak mebgeluh kepada siapa pun.
Elaina tidak tahu seberapa jauh, tetapi setelay beberapa saat, jalan setapak terbukan.
"Whoa..." gumamnya.
Di sana, di tempat terbuka itu ada ladang bunga.
Saat ia mendekat, ia melihat bunga merah, biru, kuning dan warna lain menyebar di bawah nya. Masing-masing dari mereka berdiri tegak dan bangga, meraih matahari. Saat angin sepoi-sepoi dari sapunya menerpa bunga-bunga yang bermekaran, kelopak bunga bertebaran bersama dengan aroma yang menyegarkan.
Harumya, cukup manis untuk membersihkan kedalaman jiwa, tercium saat bunga berwarna cerah menari tertiup angin. Memegang topinya dengan datu tangan agar tidak terbang terbawa. Elaina memperlambat sapunya.
Ini adalah dunia lain di tengah hutan. Hatinya terpikat oleh keindahan ladang hunga.
"...astaga"
Di antara gidang warna-warna cerah, ia melihat sosok manusia.
apakah itu penjaga tempat ini? Elaina membalikkan sapu nya ke arah tempat ia berada.
"Um, permisi?"
Ketika elaina memanggil dari atas sapunya, orangitu tetap duduk tetapi berbalik menghadapnya.
Dia adalah gadis cantik seusianya.
"Oh, halo".
"Halo. Apakah kamu pengurusnya?"
Dia menggelengkan kepalanya.
"Tidak. Tidak ada pengurus di sini. Aku di sini hanya karena aku suka bunganya"
"Tidak ada pengurus...? Maksudmu, bunga-bunga ini liar?"
"Ya betul."
Wow.
Ia mengira ladang bunga hanya tumbuh di bawah pengawasan manusia. Meskipun menurutnya bunga sudah ada sebelum manusia, jadi mereka tidak membutuhkan manusia untuk tumbuh. Tapi untuk berpikir pemandangan menakjubkan seperti itu bisa ada hanya dengab kekuatan alam. Tanpa bantuan tangan manusia....

KAMU SEDANG MEMBACA
wandering witch:black sword mage
Fanficversi indo dari black sword mage and ashen witch. Ceritan ini dibuat sedikit mengikuti cerita novelnya. Dan hanya sampai ke volume 9,sisanya ngikutin kisah buatan author. Btw, sebagian copy pasta dari ln nya. Jadi maaf kalo gaya penulisannya beda.