Patah Hati & Kejutan

42 3 0
                                    

Di sebuah kota pesisir kecil, yang bisa dikatakan cukup ramai untuk ukuran desa, merupakan rumah ternyaman bagi Narai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sebuah kota pesisir kecil, yang bisa dikatakan cukup ramai untuk ukuran desa, merupakan rumah ternyaman bagi Narai. Sedari lahir hingga usianya yang menginjak hampir dua puluh, tidak pernah sekalipun ia terpikirkan untuk merantau apalagi pindah.

Keakraban dengan masyarakat, teman yang tidak banyak tetapi sangat baik kepadanya dan tentu saja keluarganya. Benar-benar nyaman. Namun patah hatinya rupanya kelewat parah hingga semua hal itu sejenak musnah.

Narai melamun lama dalam sebuah kantor kolam renang milik ayahnya. Tadinya ia ingin sendiri selagi mencari-cari informasi mengenai pekerjaan yang bisa ia lakukan di kota lain. Benar, ia sangat patah hati dan berharap untuk mencoba kehidupan di luar kota kecilnya. Barangkali ia bisa mendapat pengalaman baru, harapnya.

Ia bahkan sudah menceritakannya pada Lora. Sungguh tidak terduga, Lora yang biasanya senang mengejeknya justru diam saat itu, lalu memilih mendengarkan seluruh luapan emosi Narai.

Bila sudah memutuskan, besok ngobrol santai denganku ya :)

Begitulah pesan Lora malam ini. Adapun pesan ayahnya.

Jangan terlalu malam di sana. Nanti bisa-bisa bertemu hantu

"Ayah..." gerutunya saat membaca pesan itu.

Kemudian Narai membaringkan wajahnya ke meja, mulai menggumam. Sejujurnya ia jadi sedikit takut setelah diperingatkan mengenai hantu. Setengah dirinya menertawakan lelucon ayahnya, setengahnya lagi mengatakan bahwa ada kemungkinan bila itu benar.

Ia pernah dengar cerita orang-orang yang mendengarkan nyanyian dari kolam renang ini. Bukan berarti pernah ada kecelakaan tenggelam, namun bangunan yang kosong pada waktu tertentu pasti akan memunculkan kegiatan dari dunia lain.

"Ugh... ayah keterlaluan." Desahnya kasar sembari menegakkan punggung.

Tepat ketika Narai hendak mengabaikan pikiran buruknya dan melanjutkan acara semedi. Lantunan nyanyian terdengar samar-samar. Melodi tenang namun begitu memikat sejenak membuat Narai tertegun. Ia tidak menangkap liriknya, tetapi iramanya sangat menggugah hatinya.

Indah, pikirnya.

Narai segera bangkit, teringat kembali mengenai cerita hantu di kolam renang itu. Rupanya setelah ia fokus, lantunan melodi itu tidak hilang yang berarti suara itu nyata dan bukan buatan dari rasa merindingnya.

"Hantu?"

Enggan berlarut dalam ketidak pastian, Narai pelan-pelan keluar kantor pengawas dan memberanikan diri mencari sumber suara. Memasang telinga baik-baik, pendengarannya menangkap asal nyanyian dari kolam utama. Perlahan ia membuka pintu masuk menuju kolam.

Kreeettt

Meski sudah hati-hati, pintu besi itu tetap menimbulkan suara nyaring dari engselnya. Dan anehnya, nyanyian yang tadi didengarnya berhenti. Seakan kedatangannya kemari mengusir aktivitas yang baru saja dimulai.

He's A MermanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang