6. DI BAWAH PELANGI

670 79 1
                                    








Hujan yang cukup deras mengguyur siang itu, dan itu berdampak pada jumlah pasien yang datang ke klinik. Dari pagi hingga sekarang, mereka baru melayani dua orang saja yang datang. Selebihnya, Haechan lebih banyak menghabiskan waktu menunggunya dengan sembari membaca, Chunyang dan Chaerin sibuk menata obat-obatan yang baru datang tadi pagi, dan Loly si anjing manis itu sibuk memandangi rintik hujan dari posisinya yang sedang duduk manis di depan pintu masuk.

"Hm, baiklah. Iya, Ma. Nanti malam aku akan menghubungimu. Janji, tidak bohong." Haechan sedang berbicara dengan ibunya lewat sambungan telepon. Itu karena sudah beberapa hari ini dia tidak menyempatkan diri menghubunginya. Sebenarnya Haechan tidak cukup sibuk, hanya saja jika dia sudah berada di kedai dan makan bersama Mark, yang dulunya selalu makan sambil bertelpon dengan sang Ibu agar tak merasa kesepian dan seakan-akan seperti ada yang menemaninya makan sungguhan, tapi sekarang saat sudah bertemu teman makan yang sebenar-benarnya -durhaka sekali Haechan sampai jadi mengabaikan ibunya sendiri karena terlalu asik menghabiskan waktu bersama Mark.

Sekarang lihat saja reaksi beliau, terdengar kesal dan marah-marah -persis seperti remaja putri yang sedang ngambek sebab tidak dibelikan barang keinginannya.

"Ya sudah, nanti malam akan aku hubungi. Sekarang sudah dulu, ya aku tutup." Meski Haechan berkata demikian tapi dia tetap diam dan menanti sampai ibunya sendirilah yang akan menutup sambungan tersebut. Ketika sudah benar-benar terputus, barulah Haechan masukkan ponselnya ke dalam kantong.

Sudah tidak berselera untuk melanjutkan bacaannya, Haechan pun bergerak ke depan menghampiri Loly. Anjing aktif itu nampak sangat tenang dan tidak heboh seperti biasanya, baguslah Haechan jadi tidak perlu uring-uringan untuk mencarinya jika hilang nanti.

"Kau tidak lapar? Tenang sekali sejak tadi." Tidak biasanya Loly ikut pergi ke klinik, biasanya Haechan akan menitipkannya pada istri kepala desa, karena dia tak bisa membiarkan anjing ini tetap berada di dalam rumah saat dia tinggal atau kepulangannya nanti dia akan disambut dengan pemandangan mengerikan -lebih kacau dari hanya sekadar kapal pecah.

"Pak dokter, mau ikut makan?" Chunyang datang dengan membawa kue kering.

"Dapat dari mana? Ada yang jual?" Haechan bertanya heran, dia ikut ambil satu untuk mencicipinya.

Enak.

"Pemberian pasien. Aku sudah taruh bagian pak dokter di meja." Chunyang melirik pada meja milik Haechan.

"Jadi buatan sendiri, ya? Enak sekali." Haechan memuji.

"Iya. Dari pasien yang dulu pernah jatuh dari pohon, sekarang sudah membaik secara sepenuhnya. Jadi sebagai tanda terima kasih beliau tadi datang memberikan ini untuk kita."

Haechan menganggukkan kepala paham, mereka pasti ingin melakukan balas budi. Memang seperti itu sifat warga desa di sini, Haechan sudah mulai terbiasa. Setiap habis berobat, jika sudah sembuh maka mereka akan datang kembali dengan membawa hadiah, entah itu makanan, kerajinan tangan sederhana atau bahkan mereka juga pernah menerima baju baru. Mungkin prinsipnya, perbuatan yang baik akan dibalas dengan yang lebih baik lagi.

Di sisa hari sampai sore menyapa, hujan telah mereda namun tidak ada satupun pasien yang datang lagi. Baguslah, pertanda jika kesehatan warga desa mereka sudah berada pada tahap yang stabil. Seperti biasa, Chunyang dan Chaerin pulang duluan namun sebelum itu mereka menyempatkan diri sebentar untuk menggoda Haechan.

SLIMY CREAMY {MARKHYUCK} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang