"Mark, kau benar." Haechan mendongak sambil memotret pemandangan yang ada di depannya. Matahari terbitnya terlihat sangat cantik sekaligus sukses memberi getaran damai dalam hati.
"Kau tidak dingin?" Mark malah salah fokus, dia sudah terbiasa dengan pemandangan matahari terbit yang ada di depan mereka sebab setiap pagipun dia sudah sering menjumpainya, dia hampir setiap hari selalu pergi ke ladang ingat itu.
Mark melepaskan jaketnya untuk ia pakaikan kapada Haechan, memasangkannya dengan hati-hati karena tidak ingin mengusik keseruan Haechan yang tengah menikmati matahari terbit.
"Sedikit sih. Aku tidak menyangka jika udaranya akan sedingin ini, padahal aku sudah biasa jalan-jalan pagi tapi dalam ladang ini, di tengah rimbunnya dedaunan huuuhh! Dingin!" Haechan berbicara dengan memakai nada mengadu miliknya. Duduk sambil melipat lutut lalu merapatkan jaket yang melingkar di bahunya.
"Kau sendiri tidak dingin?" Matahari sudah lebih tinggi, dan Haechan sudah mulai alih atensi kepada Mark secara sepenuhnya. Hari ini Mark terlihat sangat tampan, dengan baju lengan panjang berwarna biru dan celana denim, rambutnya juga tersisir rapi, ini jelas bukan rancangan berpakaian hendak berkebun seperti biasanya. Mark pasti sengaja pilih pakaian begini karena sedang dalam rangka ingin mengajaknya jalan bersama. Hal itu membuat Haechan langsung tersenyum miring, dia senang sekaligus merasa sangat melambung tinggi kadar kepercayaan dirinya.
Haechan hanya merasa jika di sini dirinya sedang diistemawakan oleh Mark. Entah itu benar atau tidak, tapi masa bodoh Haechan akan percaya bahwa itu adalah benar.
"Tidak. Aku sudah biasa pergi kemari sepagi ini, kau tahu itukan." Jawab Mark, ia tak pernah sedikitpun berpaling dari Haechan -betah sekali memandangi dan mengagumi parasnya yang hari ini nampak lebih lembut dari biasanya.
Mark pikir ini hanya perasaannya saja, rambut Haechan nampak sedikit lebih panjang setelah ia perhatikan dari dekat. Memakai riasan tipis pada wajahnya, dan mata itu nampak lebih cantik serta memikat karena sentuhan tersebut. Hidung bangir dengan puncak mungil yang gemas sekali ingin ia cubit. Pipi berseri yang semakin hari ia pikir semakin berisi. Mark memerhatikan semua, setitik perubahan di wajah Haechan yang selalu terekam jelas di memori. Garis rahang yang mulai menghilang, Haechan pasti mendapatkan pola makan yang baik selama berada di sini, dan Mark senang akan hal itu.
Haechan menyadari jika sejak tadi Mark terus memerhatikannya, pria itu sedang tersenyum -ya! Haechan sangat tahu dengan jelas maka dari itu sekarang dia sedang berpaling wajah, menatap ke depan sambil gigit bibir bawah pelan -jangan tanya kenapa karena jawabannya sudah pasti adalah sedang salah tingkah!
"Kita seperti piknik, ya. Lihat aku sudah siapkan banyak makanan." Haechan bilang begini sebenarnya hanya akal-akalan untuk memberi distraksi pada Mark sehingga pria itu bisa berhenti memandanginya. Jika dibiarkan lama-lama kinerja jantung milik Haechan bisa rusak, dia sangat gugup asal kalian tahu saja.
Haechan menata seluruh bekal yang ia bawa di atas tikar, nampak menyibukkan diri agar seluruh rasa gugup yang tengah ia pendam itu dapat benar-benar tertutup dengan baik dan tidak akan disadari oleh Mark.
Mark ikut bergerak membantunya, dan dia tidak menyangka bahwa makanan yang Haechan bawa akan sebanyak ini. Melihat ini membuat ia berpikir bahwa ini rasanya cukup meragukan juga jika mereka bisa menghabiskan semua ini, apalagi dia bukan tipe orang yang terlalu suka makan pagi dengan menu berat dan di jam yang sepagi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SLIMY CREAMY {MARKHYUCK}
Fanfic"Orang akan berpikir bahwa ini adalah cerita klise, biasa saja. Dan mungkin akan ada banyak orang yang membenarkan. Anggapannya karena tidak ada yang istimewa. Tapi jangan skeptis terlebih dahulu, terkadang hanya dengan membawa kehadiran mereka sa...