Akhirnya, hari keberangkatan tim relawan dari Washington Grace Hospital yang akan bertugas di rumah sakit cabang di Afganistan telah tiba. Pada pagi hari ini, Taylor dan empat puluh lima tenaga kesehatan lainnya sudah berada pada salah satu bandar udara internasional di Washington, D.C.Beberapa jam lagi pesawat yang membawa mereka akan segera lepas landas. Namun, masing-masing dari tim relawan itu masih ada yang berkumpul bersama keluarga mereka untuk berpamitan. Dua bulan bukanlah waktu yang singkat. Oleh karena itu, mereka menggunakan kesempatan tersebut untuk lebih berlama-lama bersama keluarga mereka di sana.
Berbeda dengan Taylor. Ketika semua orang berkumpul dengan keluarga masing-masing, wanita itu hanya melakukan panggilan video dengan ayah dan ibunya yang sedang berada di Pennsylvania. Kedua orang tuanya kebetulan tak bisa untuk mengantar Taylor ke bandara karena dua hari yang lalu ada kebakaran di dapur restoran mereka. Jadi, saat ini mereka tengah sibuk untuk mereparasi dapur restoran tersebut.
Setelah selesai melakukan panggilan video dengan kedua orang tuanya, Taylor menghampiri kumpulan tim relawan lainnya yang telah selesai berpamitan dengan keluarga mereka. Taylor menarik dua koper miliknya dengan cukup susah payah. Koper-koper tersebut tentu saja berisi pakaian dan barang-barang yang akan ia gunakan selama dua bulan berada di Afganistan.
Kata Zayn, saat ini di Afganistan juga sedang musim panas dan suhu udaranya lebih tinggi. Jadi, Taylor lebih banyak membawa pakaian berbahan katun ataupun linen agar nanti ia akan tetap merasa sejuk. Selain itu, kata Zayn warga di sana adalah mayoritas muslim sehingga Taylor memilih untuk mambawa pakaiannya yang cukup tertutup dan terlihat sopan. Taylor bahkan telah membeli beberapa kain penutup kepala agar bisa digunakan dalam keadaan tertentu. Taylor berharap, semoga pakaian-pakaian yang dibawanya cukup untuk ia gunakan selama dua bulan berada di sana.
Kini, kumpulan tim relawan itu telah lengkap dan mereka mulai memasuki bagian migrasi yang di pimpin oleh Derek. Di sana, para petugas bandar udara memeriksa satu persatu paspor serta visa mereka, dan itu memakan waktu yang cukup lama.
"Kudengar, Direktur Parker tak jadi membatalkan keberangkatannya ke Afganistan. Dia akan tetap ikut untuk menghadiri acara pembukaan rumah sakit cabang di sana." Kata Derek pada Taylor dan Zayn ketika paspor dan visa mereka sama-sama telah selesai diperiksa. Kemudian, mereka bertiga dan beberapa tim relawan lainnya diarahkan untuk melakukan check-in.
"Dia pasti ingin memanfaatkan kesempatan itu untuk menambah citra positifnya di hadapan publik. Ketika gambarnya telah selesai diambil, dia pasti akan langsung balik ke Amerika. Mana mungkin dia mau berlama-lama di sana." Zayn mengeluarkan pendapatnya.
Derek mengangguk setuju, sedangkan Taylor terkekeh. Memang, beberapa bulan belakangan ini mereka menjadi tak suka dengan sikap direktur itu. Ia mulai memperlihatkan sifat keserakahannya terhadap uang dan jabatan. Sebagian tenaga kesehatan lainnya juga mengakui hal tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise
FanfictionKehilangan sahabatnya (Joe Alwyn) saat mereka menjalani sebuah misi sebagai tentara pasukan khusus Amerika, membuat Harry Styles harus memegang janjinya untuk menjaga kekasih sang sahabat yang berprofesi sebagai dokter bernama Taylor Swift. Namun, s...