18 - Sneak Out

65 4 0
                                    

"Maafkan aku, ini akan sedikit menyakitkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Maafkan aku, ini akan sedikit menyakitkan."

Sambil memegang sebuah suntikan, Taylor berkata dengan hati-hati kepada pasiennya yang berbaring di atas brankar, di ruangan IGD. Taylor tersenyum walaupun pasien pria berwajah khas Timur Tengah itu mungkin tak tahu apa yang sedang ia katakan, tetapi ada perawat yang langsung menerjemahkan perkataan Taylor kepadanya.

Suntikan dengan jarum yang sangat kecil itu lalu Taylor tusukkan di sekitar pergelangan tangan pasiennya yang terdapat luka sobek. Pasien itu mengalami kecelakaan saat bekerja sehingga Taylor harus mengobati beberapa luka ditubuhnya siang hari ini. Namun, luka yang harus Taylor tangani terlebih dahulu adalah luka terbuka yang ada di pergelangan tangan si pasien.

Sambil memulai pekerjaannya menjahit tangan pasien, Taylor tiba-tiba terpikirkan oleh dirinya dan tim relawan dari Washington Grace Hospital. Taylor benar-benar tak menyangka jika mereka semua sudah sebulan berada di Afganistan. Mereka yang awalnya selalu merasa was-was dan takut dengan fakta yang ada di negara itu, sekarang seakan cukup terbiasa dengan aktifitas dan kondisi yang ada. Sejauh ini, mereka juga belum mendapat hal atau peristiwa mengerikan seperti yang banyak disampaikan di dalam berita ataupun dari cerita-cerita yang pernah mereka dengar.

Bahkan, banyak di antara tim relawan yang sudah saling mengenal satu sama lain dengan pasien-pasien mereka dan segelintir warga di sana. Taylor pun sama, tapi Zehrah adalah orang yang cukup intens berkomunikasi dengannya. Itu semua karena pekerjaan Zehrah sebagai pekerja laundry yang mengharuskannya mengambil dan mengantar pakaian tim relawan di Carter Land Base Camp.

Walaupun komunikasi mereka kadang-kadang terhenti di tengah jalan karena situasi yang tak memungkinkan, Taylor setidaknya sedikit demi sedikit tahu cerita tentang Zehrah. Taylor juga sangat peduli dan menjaga privasi Zehrah. Apapun yang pernah Zehrah ceritakan kepadanya, Taylor tak pernah memberitahu cerita itu kepada siapapun, termasuk Zayn yang selalu merasa penasaran.

Dari cerita-cerita singkat yang akan berlanjut saat mereka kembali bertemu, Zehrah terus bercerita tentang kehidupannya yang menurut Taylor sangat memprihatinkan. Saat ini, Zehrah tinggal bersama saudara laki-lakinya yang telah memiliki keluarga, sementara kedua orang tuanya telah meninggal sejak beberapa tahun yang lalu.

Dulu, keluarga Zehrah sebenarnya adalah orang yang berada hingga akhirnya mereka harus jatuh bangkrut. Tak sampai di situ, setelah mengalami kebangkrutan, rupanya mendiang kedua orang tua Zehrah juga memiliki utang kepada seorang pria bernama Khan Zada.

Untuk melunasi utang-utang mendiang orang tua mereka, Zehrah pun tak melanjutkan sekolahnya dan malah menjadi pekerja laundry, sedangkan saudara laki-lakinya menjadi supir taksi. Dari hasil pekerjaan itu, mereka terpaksa harus membaginya untuk membiayai kehidupan sehari-hari dan juga untuk membayar utang kepada Khan Zada.

Namun, pria yang berusia empat puluh tahun itu merupakan rentenir yang kejam. Ia juga ternyata adalah salah satu orang penting dalam kelompok Taliban. Zehrah dan saudara laki-lakinya pasti akan disiksa ketika mereka hanya membayar utang dengan jumlah yang sedikit. Itulah alasan mengapa selama ini Taylor selalu melihat Zehrah memiliki luka ataupun memar-memar di anggota tubuhnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang