Dia menyerangku, tapi tiba-tiba dia berhenti dan pergi meninggalkan aku yang sedang tergeletak lemas. Tak lama kemudian rasa kantukku mulai muncul lagi, aku tertidur dan bangun karena sinar matahari yang menyilaukan di kaca.
"Apa yang terjadi?" tanyaku. Aku bangun dengan memegang kepala.
"Sudah siang, ya? Aku harus bagaimana?" kataku. Aku memeriksa kamera itu sambil berjalan keluar. Aku mengarahkan kamera itu ke pintu tempat aku tidur tadi dan ternyata ada bayangan biru yang menghalangi pintu itu.
"Lho, kok ada bayangan biru, coba kufoto." Aku sudah memfoto pintu itu dan hasil yang keluar adalah sebuah gambar sumur.
"Ehh, kenapa jadi begini? Sumur ini sepertinya pernah aku lihat." Aku berlari ke arah tempat sumur itu, letaknya dekat dengan tempat aku jatuh ke sini.
"Nah ini dia! Lho, ini juga ada bayangan birunya." Lalu aku memfoto sumur itu, yang keluar adalah gambar seorang anak kecil yang dijatuhkan oleh pria berjubah hitam.
"Astaga, kejam sekali. Lho kok, aku ngantuk lagi." Lalu aku jatuh.
Malam hari tiba. Seperti biasa, suasananya berubah. Aku bangun dan melihat sumur itu juga berubah, ternyata sumur itu sudah tertutup oleh beberapa batu.
"Hmm, sebaiknya aku kembali lagi ke pintu itu." Aku kembali ke sana dan melihat sesosok anak kecil, dia hantu.
"Sejak kapan dia ada di sana?" kataku, aku respon memfoto dia, yang keluar adalah sebuah bola bintang merah dan berwarna kuning.
"Bola ini, kan? Ohh, aku mengerti, mungkin dia memintaku untuk mengembalikan bola itu." Aku memasuki tempat di mana aku menemukan kamera itu, aku memasuki kamar itu dan mengambil bolanya.
"Nah ini dia, tapi bagaimana caranya aku mengembalikan bola ini?" 'NGUNGGG' terdengar suara itu di belakangku dan ternyata hantu berambut putih itu muncul lagi, aku menghindari serangannya.
"Sial." Kemudian aku berlari menuju tempat anak kecil itu. Sesampainya di sana hantu berambut putih itu berhenti dan menghilang, sedangkan aku mengantuk dan tidur. Aku terbangun dengan keadaan memegang bola.
"Mungkin saja aku harus mengembalikan bola ini ke dalam sumur itu." Aku pergi ke sumur itu dan menyimpan bola itu ke tempat ember penarikan sumur, aku menurunkannya dengan perlahan, secara spontan aku merasakan ada yang menarik. Aku menariknya dan di dalam ember itu sudah ada sebuah kunci.
"Hmm, ternyata ada bayangan birunya." Aku memegang kunci itu, dan memfotonya bersama dengan tanganku yang satu lagi, yang keluar adalah gambar pintu rumah yang di kunci itu. Aku kembali ke rumah itu dan membuka pintu itu, berhasil. Aku memasuki rumah itu. Saat aku setengah masuk, aku melihat halusinasi seorang pria berjubah hitam membunuh orang tua anak kecil itu dan melempar anak kecil itu ke dalam sumur tadi.
"Ha ha ha, cukup mengerikan juga." Aku menelusuri tempat ini, aku memasuki kamar anak kecil itu dan menemukan kunci aneh di meja belajarnya. Sama seperti kunci rumah ini, aku memfotonya dan yang keluar adalah pintu gerbang kuil itu. Aku pun berlari ke kuil itu dan membuka pintunya. Aku melihat halaman depan kuil di samping ada ruangan kecil mirip gudang, di sisi lain ada kolam ikan yang kecil, lalu aku mencoba membuka pintu kuil.
"Ternyata terkunci, coba kufoto." Dan hasil gambarnya adalah sebuah pintu gudang yang ada di halaman kuil ini, selanjutnya aku merasa mengantuk dan tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESA HANTU
HorrorSaat aku membuka mata, hari sudah malam dan suasana kota ini berubah, seperti sudah bertahun-tahun yang akan datang, tanah lembab, pintu-pintu rumah yang lain lapuk, ada sarang laba-labanya juga. "Apakah aku tertidur bertahun-tahun? Hah, siapa di sa...