Antagonist 3

6 3 2
                                    

Kini yerin sedang berada dalam ruangan bersama dengan guru yang memanggilnya tadi

"Yerin" panggil guru itu agar Yerin menghadapkan wajahnya yang sedari tadi menunduk

"Yerin kalau ibu panggil lihat ibu jangan menunduk. Kamu tidak menghargai ibu di hadapan kamu ini" guru itu mendongakkan kepala Yerin dengan kedua tangannya

"Kenapa kamu melakukan itu Yerin, coba ceritakan kepada ibu, biar ibu bantu selesaikan masalah kamu" katanya menenangkan Yerin

"Enggak Bu Yerin nggak apa-apa, ibu nggak usah khawatir" dengan berusaha menahan tangisannya agar tidak terlihat

"Tapi Kenapa kamu melukai momo?" Dengan menatap Yerin penuh selidik

"....."

"Kenapa Yerin?" Tanya guru itu kembali

"Atau kamu yang memulai duluan pertengkaran itu Yerin" selidiknya

Yerin masih diam tidak ingin membalas perkataan gurunya

"Kamu tidak kasihan kepada Momo Yerin?. Dia sampai babak belur seperti itu. Dia itu saudara kamu yerin"

"Bukan" kata Yerin cepat

"Dia saudara kamu Yerin, kamu sangat egois membela diri kamu sendiri sampai melukai Momo saudara kamu sendiri" kata guru itu dengan agak tersulut emosi

"Kamu tidak kasihan dengan Momo. Kenapa kamu melukainya Yerin kenapa?" Sambung guru itu

"Jujur saja kalau kamu yang melakukan nya ibu tau kamu takut memberitahu nya kan?. Ibu tidak akan memberikan mu hukuman asalkan kamu meminta maaf terlebih dahulu kepada Momo nak, agar masalahnya tidak makin panjang" kata guru itu menasehati Yerin

"Iya saya biang masalahnya bu, saya yang menjambak momo duluan, saya yang menampar, yang memukul, yang mendorong nya, saya yang menendang nya sampai terjatuh, saya yang mencakar nya...S-saya. semuanya kesalahan yerin, yerin yang memulai semuanya duluan" Yerin menjeda kalimatnya, dengan mengarahkan kepalanya ke atas untuk menenangkan perasaannya

"Ibu percaya dengan perkataan saya barusan kan, Ibu percayakan. Hahaha pasti percaya karena pasti ibu telah menyaksikan semuanya hingga momo banyak terluka"

"IYA KAN BU, IBU PERCAYAKAN KALAU YERIN YANG LAKUIN ITU SEMUA. IBU PERCAYA KAN" Yerin memegang tangan guru itu

"Jawab Bu jawab, Yerin sejahat itu kah di mata semuanya, Yerin seburuk itu kah di mata semuanya" suara yang tercekat dengan menundukkan kepalanya

"Yerin juga luka Bu, Yerin luka. Apa yerin harus mengemis kasihan dari kalian agar Yerin di kasihani"

"Apa kalian buta atau pura-pura bodoh dengan semua ini dan lebih memihak kepada Momo seolah semua kesalahan yerin yang memulai duluan"

"Atau Kalian di bayar oleh Momo untuk mempercayainya dan menyalahkan yerin atas kesalahan Momo"

"Kalian terlalu bodoh untuk bertindak Yerin kecewa dengan kalian"

Yerin melepas cekalannya dan langsung meninggalkan guru tadi yang masih terdiam penuh tanya dengan perkataan Yerin tadi.

"Sebenarnya kenapa?" pusing guru itu

..........

kini yerin sedang duduk sendirian dengan hati yang sangat sakit beserta tangisan memilukannya.

"HAHAHAHA AAA GUE CAPEKKK MOMO LO AISSHHH GUE BENCI SAMA SEMUA, YERIN BENCI. KAPAN SIHH SEMUANYA BERAKHIR KENAPA SEMESTA SELALU NYIKSA YERIN. YERIN KAN GAK PERNAH BUAT SALAH SAMA KALIAN YERIN PENGEN ISTIRAHAT YERIN CAPEKK YERIN CAPEKK"

Antagonist of self-savior Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang