Nyo! Ukraine x Readers
.
.
.
.
.Hari senin adalah hari yang paling dibenci semua orang, termasuk aku. Namun senin kali ini terasa spesial, karena aku dipertemukan kembali dengan sahabat pena ku; Dmitri Chernenko, setelah dua tahun tak saling bertukar surat.
.
.
.
.
.Hari senin adalah hari yang paling dibenci semua orang. Termasuk aku. Karena aku belum puas berkunjung ke pulau kapuk, alias kasur ku tersayang. Selain itu, hari senin ada mata pelajaran olahraga; mata pelajaran yang paling ku benci setelah matematika.
Menghela napas, aku berjalan sendirian sambil memeluk seragam olahraga ku menuju ruang ganti.
Aku menatap iri pada segerombol perempuan- dilihat dari bed seragamnya mereka kakak kelasku- yang tengah menenteng seragam olahraga mereka sambil bercanda gurau bersama teman-temannya.
Ah, aku juga ingin seperti mereka.
Sayangnya, aku tidak terlalu akrab dengan teman sekelasku.
Ini salahku karena menolak membuka diri kepada mereka. Setidaknya, aku mencoba menjadi anak aktif di kelas: dengan menunjukkan kemampuan ku, supaya tidak menjadi anggota kelompok sisa yang anggotanya tidak mau diajak kerja sama.
Mau tak mau aku harus melakukan semua pekerjaan sendiri, jika tidak mencantumkan nama mereka, aku takut dijauhi. Sekarang-pun sama saja, sih. Karena mereka melihatku sebagai anak pintar; mereka menyerahkan semua pekerjaan kelompok kepada ku. Menyebalkan, kan?
Aku sibuk dengan pikiran ku sendiri, sampai tak menyadari ada orang di depan ku.
DUK!
Aku meringis setelah menabrak punggung lelaki itu. Dia berbalik dan pandangan kami bertemu. Mata birunya begitu teduh, meski sedikit mengintimidasi. Buru-buru aku menundukkan pandangan. Aku tidak terbiasa menatap mata seseorang, terutama lelaki.
"Maaf!"
Ku langkahkan kaki ini berjalan melewatinya setelah melontarkan permintaan maaf, tanpa menunggu responnya.
Baru beberapa langkah, aku merasakan cengkraman kuat pada lenganku. "Tunggu sebentar! Kamu... (Name), kan?"
Aku terkejut, "Kamu mengenalku?"
"Apa kamu lupa, siapa aku?"
Tunggu sebentar. Rambut pirang, mata birunya yang teduh dan wajahnya khas wajah laki-laki Eropa Timur. Jangan-jangan dia-
"Dmitri?!"
Lelaki itu menitikan air mata, "Syukurlah, kamu masih mengingatku, (Name). Aku pikir kamu telah melupakan ku."
Ternyata benar, itu dia. Bagaimana aku bisa melupakan seseorang yang pernah memiliki kedudukan spesial di hati ku?
Dmitri adalah sahabat pena ku dari aplikasi surat-menyurat.
Aku mendownload aplikasi itu sekitar dua tahun lalu, aku mulai mengirim surat acak dan menunggu balasan dari mereka. Aku menunggu selama tiga hari lamanya sebelum mendapatkan notifikasi: kalau surat ku di balas.
Dmitri-lah orang pertama yang membalas surat ku. Kami saling bertukar cerita tentang kegiatan sehari-hari, sampai pada hari dimana aku harus menghadapi ujian akhir semester. Kuputuskan untuk menghapus aplikasi itu dan fokus belajar. Bodohnya, aku lupa mengabari Dmitri.
***
Sekitar tiga bulan lalu, aku tengah memilah foto mana yang akan ku hapus. Aku menemukan foto Dmitri berdiri membelakangi taman bunga matahari; lelaki itu berdiri di antara kedua adiknya dengan senyum hangat.
Anya: satu-satunya perempuan di keluarga itu tersenyum gugup, sambil memegang setangkai bunga matahari. Dan Nikolai: si anak bungsu tengah bersedekap dada sambil cemberut, mata violet miliknya melirik ke arah Anya.
Saat itu, kita memutuskan untuk saling bertukar foto karena kita telah saling mengenal selama tiga bulan lamanya.
Perasaan bersalah menggerogoti hatiku. Aku segera menginstall ulang aplikasi itu. Sayangnya akun Dmitri sudah tidak aktif, dua hari setelah aku menghapus aplikasi ini.
Merasa tidak ada harapan, aku kembali menghapus aplikasi itu dan fokus saja dengan kehidupan ku.
***
GREP—
Aku termangu saat Dmitri tiba-tiba menarikku ke dalam pelukan. Sensasi panas menjalar di wajahku, ini pertama kalinya aku dipeluk seorang lelaki selain keluarga ku.
Perlahan aku memejamkan mata, membau aroma parfum vanilla-nya yang membuatku nyaman. Aku tak mampu menahan tangis. Aku mulai terisak sambil membalas pelukannya sembari melontarkan beribu kalimat maaf.
Untung keadaan lorong sedang sepi karena kelas akan dimulai lima menit lagi. Bisa-bisa mereka mengira kami sepasang kekasih yang tengah bermesraan.
The End
KAMU SEDANG MEMBACA
Hetalia Drabble「Hetalia 」
FanfictionHanya berisi kumpulan oneshot dari fandom Hetalia yang kutulis di waktu luang. Sebagian besar sudah ku unggah di platform A03. Pair yang kutulis adalah: Character x Character Character x OC Character x Reader *** Hetalia © Hidekaz Himaruya Story ©...