England x Nyo! France.
.
.
.
.Seperti bunga yang mekar di tengah hujan, perasaan cinta Arthur tumbuh dan berkembang saat dia menghabiskan waktu bersama Marianne di koridor.
.
.
.
.
.Seperti disambut oleh sorak-sorai riang, hujan deras turun dari langit menyerbu kota, menambah keriuhan di jalan. Marianne juga begitu. Tanpa berpikir dua kali, ia bergegas menuju halte bus terdekat dan menjadikan sling bag- nya sebagai perisai dari tetesan air yang menghujam. Meski kemeja putihnya basah oleh hujan, Marianne berhasil mencapai halte.
Tak berselang lama, Arthur juga bergabung di halte tersebut untuk berteduh. Saat Marianne bersin karena udara dingin yang menusuk kulitnya, Arthur baru menyadari keberadaannya.
Rasa deja vu tiba-tiba menghampiri Arthur. Jantungnya berdebar kencang. Lelaki itu tak menyangka akan bertemu kembali dengan Marianne, orang yang pernah dia sukai di masa SMA dulu.
Arthur memejamkan mata sejenak dan suara rintik hujan yang semakin deras seolah membawanya kembali ke masa lalu, di mana kenangan tentang Marianne masih hidup dan bersemi.
***
Sore itu, Arthur baru saja selesai dari kegiatan ekstrakurikuler dan berjalan sendirian di koridor sekolah yang sunyi, sembari membawa buku di dalam dekapannya.
Langit tampak gelap dan disertai hujan gerimis yang membuat suasana semakin suram. Suara guntur menggetarkan kaca jendela, membuat lelaki berambut pirang itu terperanjat dan mengomel sendiri.
"Bloody Hell! Aku tidak sudi pulang ke rumah dalam keadaan basah kuyup!"
Saat hujan semakin deras, Arthur merasa khawatir bahwa ia akan terlambat untuk pulang jika terus bertahan di koridor. Ia berjalan menuju pintu keluar, berharap bisa segera meninggalkan gedung sekolah yang sudah hampir kosong karena sebagian besar siswa sudah pulang.
Namun, ketika ia hampir mencapai pintu keluar, Arthur terkejut melihat seorang gadis yang tak dikenalnya sebelumnya. Arthur tak menampik, bahwa gadis itu terlihat cantik dengan rambut coklat yang digelung.
Arthur memutuskan untuk berjalan melewati Marianne. Lelaki itu berhenti melangkahkan kakinya saat dia mendengar Marianne berkata, "Hujan sangat menyebalkan, bukan?" tanyanya dengan senyum kecil terukir di wajahnya.
Arthur sedikit terkejut mendengar Marianne berbicara, namun dia tidak ingin terlihat kasar dan membalas, "Iya. Hujan sangat menyebalkan."
Marianne melirik buku di dekapan Arthur, "Jadi kamu tertarik dengan buku ini?" tanya Marianne sambil menunjuk buku tebal yang dipegang oleh Arthur.
"Belum. Baru saja aku meminjamnya dari perpustakaan, dan belum sempat membacanya," jawab Arthur sambil tersenyum.
"Ah, begitu. Tapi, sampulnya memang terlihat menarik ya," ujar Marianne sambil melirik sampul buku tersebut.
"Benar, itulah yang membuatku tertarik untuk meminjamnya. Judulnya juga menarik perhatian," sahut Arthur.
Mereka berbincang di ambang pintu sembari menunggu hujan reda. Rintik hujan yang jatuh dari atap terdengar di antara suara obrolan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hetalia Drabble「Hetalia 」
FanfictionHanya berisi kumpulan oneshot dari fandom Hetalia yang kutulis di waktu luang. Sebagian besar sudah ku unggah di platform A03. Pair yang kutulis adalah: Character x Character Character x OC Character x Reader *** Hetalia © Hidekaz Himaruya Story ©...