01.

49 21 14
                                    

Hamparan anehnya udara negara ini benar benar terasa begitu menyengat, dan begitu seperti membakar seluruh tubuhnya. Ketika pertama kali ia membuka kedua matanya pandangan utama adalah sekitaran tanah tandus penuh akan sampah serta tidak lupa bau busuknya.

Penuh, bahkan terlihat seperti gunung yang julang tinggi.

Meskipun badan nya remuk, dan sakit dimana mana Dia mencoba berdiri. melihat ke seliling tempat dimana ia bertapak. Mencoba menerka nerka jika saat ini ia sedang bermimpi buruk akibat kadar alkohol yang tinggi di apartement tempat berlibur nya. Menepuk keras pipi nya, mencoba mengigit lengan nya sendiri hingga menimbulkan bekas memerah disana.

Dia sadar saat ini, bahwa berdiri nya dia hari ini bukan hanyalah mimpi atau hayalan semata. Melainkan kenyataan yang tak pernah terbayang dalam otaknya.
Dengan baju kemeja maroon dan balutan jaket abstrak bulat bulatnya yang lusuh bahkan kotor sana sini. Ia menoleh kan kepala kesekitar melihat barang barang nya yang sialnya tidak terlihat didepan matanya dan mana pun.

Dia dia buang begitu saja.

Terakhir ia ingat, dia masih asik berdebat oleh kedua orang tuanya. Bergagas pulang tanpa menyelesaikan liburan nya dan sebuah mobil menabrak kendaraan miliknya hingga semua hilang, gelap dan sesak. dia berdesis marah, mengumpati kedua orang tuanya dalam hati. yang berani secara kenyataan membuang dirinya layaknya sampah.

Ini kedua orang tuanya, buang Jay secara gitu aja? karena dia gak mau disuruh nikah gitu. Gila! Sadis parah kan

Ia mengusap wajahnya kasar, mendaga menatap cerah nya langit siang hari ini diatas ubun ubunnya. lalu berteriak keras

"DAMN IT! WHO DID THIS TO ME. TRY SAY IT! FUCK!!! " ngusak rambutnya secara kasar kemudian "JAYYY! HOW DO I RETURN. THIS IS WHERE I DON'T KNOW. WHAT THIS PLACE IS A FUCK"

"papa mama I pray for you to get poor quickly!"

(Papa mama, gue berdoa untuk kalian semoga cepet miskin)

PLUK

Jay, laki laki itu langsung menghentikan teriakan nya. Meraba sekitar belakang leher yang basah dan lengket lembab di sana. Berjatuhan satu persatu dalam punggung tegarnya. Jay meringis jijik tangan nya terlihat basah dan berlendir, penuh bahkan berjatuhan.

Tiba tiba perutnya mual, bulu kuduk nya langsung merinding akibat sindrom mysophobia kambuh secara dadakan. dia menguap untuk muntah. Namun hanya keluar suara dan muntahan angin saja disana.

Lagi lagi dia ingin muntah, tetapi hanya angin mulut yang keluar secara berulang.

"Heh gembel! Lo berisik banget da. Ngapain lo teriak teriak siang bolong gini. Gila ya lo ganggu orang istirahat aja"

Benar! Jay sampai tidak sadar harus mencari orang untuk menanyakan lokasi nya ini. Dia harus pulang pokoknya pulang.

Mau ambil hak warisan nya dulu, baru ngusir kedua orang tua serta saudara nya yang secara gamblang ngebuang berlian dunia.

Wajah kusut nya ia balikan kepala seorang laki laki yang berpenampilan bisa dibilang cukup... Gembel juga. Entah itu gaya bajunya apa emang dia tidak punya baju sampai bolong bolong gitu. Ini Jay gak tau, dia langsung ngecengram baju tersebut-sambil mengelap noda lengket pada baju orang yang tidak ia kenali.

Gak papa, harus mengambil keuntungan disetiap kesempatan. Kalau kata ibu nya itu.

"Zitó voítheia parakaló! pou eínai aftó tóra?"

(Gue butuh bantuan! Dimana ini sekarang)

"e.. tha thélate na zitísete voítheia? pou eínai aftó tóra. Mállon cháthika"

I LIKE ME BETTER | JAEYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang