02.

31 19 22
                                    


𝓘 𝓵𝓲𝓴𝓮 𝓶𝓮 𝓫𝓮𝓽𝓽𝓮𝓻

-

-

Menatap kesekitar bagunan kecil ini, Jay selalu mengedarkan tatapan bingung dan meringis aneh. Mulai melirik atap atapnya, dinding lalu kesekitar seperti lantai kecil kumuh dan kotor.

the floor is really dirty

Ini Jay bingung mendarat di bumi bagian mana, meski pernah tour keliling dunia. Ini dia lupa seperti menginjakkan kakinya ke dunia ini. Kayak apa ya, jauh banget gitu sama kehidupan dia saat di Amerika.

Jay yang asik jelalatan, mandangin sana sini deretan kamar yang hanya berjarak berapa inci aja. Rumah nya tidak ada yang bagus, semua sama saja.

“Mau sampai kapan lo ngikutin gue? Udah sana pergi. Gue capek mau tidur”

jay Tersentak kaget, laki laki didepan nya ini mandangin terus hingga matanya sudah kayak mesin scane scanner Pertedeksi adanya barang bahaya. Mandangin dari ujung rambut jay sampai kaki dekilnya pun juga ikut terpandang.

Uh jadi maloo kan.

Sebenarnya Jay benar benar gak paham apa yang dibicarakan, tetapi dari gestur tangan dan tatapan tajamnya itu, dia paham jika perkataan tadi adalah usiran buat dia.

Aiss sialan ini beneran Jay tidak tau harus kemana, gak ada duit pula buat ke hotel.

Dengan andalan wajah memelas, saat pintu akan tertutup. dia kembali memegang lengan laki laki manis itu.

“No.. please don't kick me out!.. let me stay here.”

(Tidak... Jangan usir gue!.. Izinkan gue tetap disiniii)

“Noooo! Hus huss.. Go sana” ketika pintu hampir saja tertutup rapat, jay menyelipkan lengan nya sebagai pencegah disana hingga membuat laki laki itu memekik kesal.

Ya gimana gak kesal, seharian kerja terus ketemu orang aneh yang asli ngeselin nempelin mulu. Dia berdecak keras

“Lo udah bosen punya tangan apa gimana!gue kan udah ngomong. Jangan ikutin gue lagi, ngeyel banget si pasti lo budek” Jay mah kalau ngerti pasti nyaut bukan budek anjir, gue mah mana ngerti situ ngomong apa.

Hatinya sedikit lega pas tau, cwok tadi itu sedikit membuka kembali kamarnya. Meski masih berdiri didepan pintu. Gak papa jay harus nge bujuk lagi, setidaknya satu malam dulu ya kan buat istirahat. Sebelum cari cari informasi

“just let me stay one night, I really don't know this place.”

(Ijinin gue nginep satu malam aja, gue benar-benar gak tahu tempat ini.)

Laki laki manis yg Jay ketahui bernama theo itu mengerutu, melihat sosok laki laki yang selalu berbicara dengan aksen Inggris dalam tatapan susahnya. Mau gak mau jiwa manusia milik theo mengalah, membuka pintu itu selebar mungkin. Mengijinkan akses jay untuk masuk dalam kediaman sederhana nya.

“Masuk, gue buatin teh anget”

Meskipun gak paham, jay ngikutin langkah kaki laki laki didepan nya ini. Menurut feeling nya si dia disuruh masuk, tapi gak tau deh.

Pas tiba di dalam rumah sederhana ini, cukup nyaman dengan barang barang tertata rapi. Meski kecil dan sempit namun di pandang tidak membosankan, Samping meja dekat jendela ada akuarium kecil yang lengkap beberapa jenis ikan serta hiasan di dalamnya. Jay mendekat, berjongkok lalu mengusap kaca luar akuarium ketika ada satu ikan kecil berenang kearah nya.

“Namanya Kesemek, ikan berekor biru itu hasil jerih payah gue nabung selama setaun. ” kemudian theo menoleh ke jay. “huu.. Pasti gak paham lo nya” dan jay hanya diam menerima satu gelas hangat berisian air pekat berwarna coklat bening. Meminumnya secara dikit sedikit, jay tersenyum sehangat minuman nya itu merasakan bagaimana saat cairan itu turun membasahi tenggorokan dengan hangat dan nyaman.

I LIKE ME BETTER | JAEYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang