09.

72 41 3
                                    

Back to Lubna Sanjaya storys guys!!!
Jangan lupa vote yah!!
Karena kebutuhan penulis bukan hanya kalian suka sama ceritanya but vote and komenan kalian juga, jadi jangan lupa yah lopyu all🦋


"Tunggu gue Na, gue yakin Lo bakal jadi milik Gue"

Aditya Sanjaya.
.
.
.

"Harapan itu masih ada,tapi gue gak tau sampai kapan harapan itu ada."

Lubna Devandra.

"Na, dengerin gue. Gue bisa jelasin semuanya." Ucap Aditya sambil membujuk Lubna agar mendengarkan penjelasannya.

"Apa sih Ditt, jangan gini diliat sama pacar Lo nanti gue yg kena!" Bentaknya berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Aditya.

"Gue gak peduli Na, dia juga lagi di kelas ga mungkin ada disini." Balasnya masih menggenggam tangan Lubna erat.

"Gak waras ni anak, lepasin tangan gue atau gue teriak!" Ancam Lubna berusaha melepaskan tangannya.

"Teriak, serah lo mau ngapain. Yang penting sekarang Lo dengerin penjelasan gue dulu." Ujarnya.

Apa yg harus Lubna lakukan sekarang!? Berteriak seperti yang di ucapkan nya barusan?.

"Jangan gila dit, lo udah punya pacar jangan kayak gini. Gue gak mau jadi bahan pembicaraan teman-temannya Adarra, lo tau kan kalo gue nggak suka jadi pusat perhatian apalagi bahan pembicaraan orang-orang." jelas Lubna.

"Gue tau semua tentang lo." Balas Aditya dengan cepat.

"Ya! gue tau itu dan hampir setiap hari gue denger Lo ngomong gitu ke gue, terimakasih untuk semuanya Aditya Sanjaya jalanin hubungan lo sama Adarra dengan baik, gue ikhlas dan tolong jaga jarak antara kita, maaf gue harus pergi Bu Dinda lagi nungguin gue di kelas."

"Lex! Bawa temen lo keke kelas maaf buat lo nunggu, gue pergi dulu asalamualaikum." Lanjut Lubna dan melenggang pergi dari hadapan Aditya dan Alex.

"Waalaikumusalam." Balas Alex.

"Waalaikumusalam, Maafin gue na." Ucap Aditya lirih.

"Udah dit kita ke kelas aja, kasih Lubna waktu buat nenangin diri." Sahut Alex.

Bener yang di ucapkan Alex, Aditya harus memberi Lubna waktu untuk menenangkan diri.

Tapi untuk jauh dari Lubna? Mustahil dirinya bisa melakukan itu.

"Hmm."

Hanya deheman dari Aditya sebagai jawaban lalu mereka kembali ke kelasnya untuk melanjutkan pelajaran yang tertunda.

POV Lubna.......

Lubna tidak jadi membeli pulpennya akibat kejadian yang baru saja terjadi.

Ia berusaha menghindar dari Aditya tetapi tetap saja ia bertemu dengan Aditya, apa yang sebenarnya takdir rencanakan untuknya!?

Ia berjalan menuju kelas, waktu menunjukan sebentar lagi waktu istirahat akan berbunyi padahal dia hanya berbincang sedikit dengan Aditya

Tapi kenapa waktu begitu cepat berlalu? Malas sekali melihat Aditya dan Adarra di kantin itu hanya membuatnya kembali merasakan sakit hati.

Dan sekarang ia harus memikirkan bagaimana cara menjawab pertanyaan dari Bu Dinda nanti? Alasan apa yang harus ia berikan agar tidak dapat amukan dari sang guru?

REDUP (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang