2.09

491 68 23
                                    

Selamat membaca!

.

.

.

.

.

Setelah melewati beberapa hari di Amerika dengan penuh kebosanan, hari pertama masuk kuliah pun datang. Telah lama dia menanti hari ini tiba, tetapi waktu seolah berputar dengan sangat lambat hingga membuat Xiao Sa mengalami perubahan suasana hati yang cukup drastis. Hatinya dipenuhi oleh beragam jenis bunga yang bertebaran indah tertiup angin. Kualitas senyumnya bertambah berkali-kali lipat lebih manis. Senandung merdu mengiringi setiap pergerakan Xiao Sa dalam mempersiapkan diri.

Lin Yi pun memutuskan untuk berangkat lebih pagi demi mengantarkan Xiao Sa ke kampus terlebih dahulu. Aktivitas kantor dimulai pada jam sembilan pagi, tetapi dia sudah turun ke dapur pada jam tujuh pagi. Meski demikian, dia tidak lebih pagi dari sosok mungil yang tengah menggoyangkan pinggulnya sembari mengaduk segelas susu dengan penuh kegembiraan. Perasaan gemas susah ditolak, andai saja Xiao Sa bukan bagian dari keluarganya, mungkin dia akan menjadi orang pertama yang antre untuk mempersunting lelaki manis itu. Sayangnya, mereka adalah keluarga. Dia harus menghempaskan jauh-jauh pemikiran konyol itu.

Lin Yi mulai berjalan penuh penekanan hingga suara derap langkah kaki sampai ke telinga Xiao Sa. Dengan cepat, lelaki manis itu berbalik badan, menghadap ke arah sang paman dan mulai menyapa serta memberikan sedikit godaan, "Paman Kecil!"

Nada suaranya terdengar sangat kekanakan, ditambah dengan kedua mata menyipit, ujung bibir terangkat tinggi-tinggi hingga kedua gigi kelinci menyembul lucu. Bersamaan dengan itu, kekehan keceriaan mulai bergema, berhasil menerbitkan senyum riang di wajah Lin Yi.

Lin Yi yang tidak sanggup lagi untuk menampung serangan rasa gemas lebih lanjut mulai mendekati Xiao Sa dan mencubit kedua pipi keponakan manisnya itu. Beruntung sekali Xiao Sa mau tinggal di rumahnya. Jika tidak, hari-hari penuh kepenatan tidak akan terobati seperti saat ini. Xiao Sa benar-benar manis dan layak dicintai oleh semua orang. Dia telah menebarkan rasa cinta untuk orang-orang di sekitar, maka tidak heran lagi jika suatu saat dia akan mendapatkan banyak rasa cinta. Seperti kata pepatah, dia akan menuai apa yang telah dia tanam.

Ketika cubitan terlepas, Xiao Sa segera menuntun Lin Yi ke kursi, menekan pundak sang paman hingga duduk dengan sikap sempurna. Kemudian, dia berjalan menuju ke tempat semula. Mengambil segelas susu dan juga kopi panas yang baru dia seduh. Menyodorkan ke arah Lin Yi dengan penuh hati-hati, dia mengatakan, "Aku membuatnya dengan penuh cinta khusus untuk Paman."

Lagi-lagi Xiao Sa tersenyum, dia mengacungkan gelas susu tinggi-tinggi dan mengarahkan ujung gelas ke arah Lin Yi. "Bersulang!"

Bunyi dentingan gelas mulai bersahutan. Keduanya terkekeh ketika melakukan hal kekanakan yang cukup memalukan. Beruntung di sana hanya ada mereka berdua, jika saat ini mereka ada di tempat yang ramai, mungkin mereka akan mendapatkan tawa remeh.

"Kamu sangat bersemangat rupanya," Lin Yi mencium aroma kopi yang sangat menggiurkan, meniup sebentar untuk kemudian diseruput sedikit demi sedikit, "rasanya benar-benar nikmat."

Xiao Sa merasa puas, dia sangat senang ketika apa yang telah dia lakukan mendapatkan pujian yang memuaskan. "Benarkah? Kalau begitu, aku akan membuatkan kopi penuh rasa cinta untuk Paman setiap hari!"

Setelah itu, mereka menghabiskan sarapan dalam diam. Xiao Sa teringat oleh sesuatu, dia meraih ponsel dan mencari ruang obrolan milik seseorang yang sudah lama tidak berbicara dengannya.

Xiao Sa mengirimkan sebuah pesan yang berbunyi, Ini adalah hari pertamaku masuk kuliah. Alangkah lebih baik jika aku mendapatkan kata-kata semangat darimu. Kemudian, dia menyimpan kembali ponsel di balik saku mantelnya yang berwarna merah menyala.

THE GLOOM S.2 (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang