Bab 4 – Pemuas Nafsu
Akhirnya, makanan penutup juga sudah disantap oleh Nadira. Makanan penutupnya berupa sepotong pancake dengan satu skup es krim vanila dan tuangan saus coklat. Rasanya sangat nikmat hingga membuat Nadira ingin nambah makanan penutup tersebut. Padahal, sejak hamil, Nadira sangat sulit untuk makan. Namun siang ini, semua hidangan yang disajikan untuknya telah habis dia santap.
Nadira merasa perutnya kenyang. Bahkan sesekali dirinya mengusap-usap lembut perut buncitnya. Hal tersebut tak luput dari perhatian Bastian.
"Kenyang? Atau mau nambah?" tanya Bastian.
Nadira tersenyum lembut. "Pancake es krimnya enak. Tapi aku sudah kekenyangan."
"Bagus. Kamu memang harus banyak makan sampai kenyang," jawab Bastian. "Kalau sudah, ayo kita pergi. Kita masih harus belanja butuhan dapur, kan?" tanya Bastian kemudian.
Nadira akhirnya hanya mengangguk. Ya, dia akan kemanapun ke tempat yang direncanakan oleh Bastian.
Setelah membayar tagihan, Bastian segera mengajak Nadira meninggalkan restauran tersebut. Mobil yang mereka tumpangi akhirnya sampai pada parkiran sebuah pusat perbelanjaan.
"Kita juga akan belanja baju," ucap Bastian sembari mematikan mesin mobilnya dan juga membuka sabuk pengaman yang dia kenakan.
Nadira kembali mengangguk. Dia berpikir bahwa mungkin Bastian ingin belanja baju untuk dirinya sendiri dan sekalian saja dia ikut. Tak mungkin jika Bastian ingin membelanjakan dirinya, kan?
Keduanya meninggalkan mobil di parkiran. Tujuan pertama mereka tentu ke supermarket. Seperti yang direncanakan sebelumnya bahwa mereka akan belanja kebutuhan dapur.
Bastian mulai mengambil troli, sedangkan Nadira mulkai menuju ke tempat daging dan juga sayuran. Bastian setia mengikuti di belakangnya.
"Beli daging yang banyak," ucap Bastian. "Jangan lupa ikan juga," lanjutnya lagi. Nadira tersenyum dan kembali mengangguk. Setelah selesai di tempat daging, mereka menuju ke deretan sayuran segar. Nadira mulai memilih-milih sayuran yang ada di hadapannya, sedangkan Bastian masih setia mengikuti di belakangnya dengan sesekali ikut memilih sayuran di hadapan mereka.
"Bastian?" suara tersebut membuat Bastian mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara yang kini sedang memanggilnya.
Seorang perempuan paruh baya yang seumuran dengan ibunya datang mendekat ke arahnya. Perempuan tersebut adalah Tante Mirna yang merupakan salah satu teman dekat ibunya.
"Tante Mirna?"
"Kamu ada di sini? Ngapain?" tanya Tante Mirna sembaari melihat troli yang dibawa oleh Bastian. "Kamu belanja? Kok bukan Mamamu saja yang belanja?"
Bastian sedikit tersenyum. "Aku kan nggak tinggal di rumah, Tan," jawab bastian.
Pada detik itu, Nadira datang mendekat sembari membawa beberapa ikat sayuran dan menaruhnya pada troli Bastian. Hal tersebut tak luput dari perhatian Tante Mirna. Mata perempuan itu membulat seketika saat mendapati Nadira berada di sana dengan Bastian. Pun dengan Nadira yang tampak terkejut melihat keberadaan Tante Mirna di hadapannya.
"Kamu!" seru Tante Mirna. Perempuan itu lalu menatap ke arah Bastian dan bertanya padanya. "Kamu datang sama perempuan ini? Kalian belanja bersama? Bagaimana bisa? Kalian tinggal satu rumah?!" Bastian diberondong pertanyaan-pertanyaan tersebut oleh Tante Mirna. Pertanyaan yang ditanyakan dengan begitu semangat.
"Tante kenal sama dia?"
"Jelas aku kenal! Perempuan biadab ini dulunya selingkuhan suami tante. Gila! Sekarang bisa-bisanya dia godain kamu," ucap Tante Mirna sembari mengamati tubuh Nadira dari ujung rambut hingga ujung kakinya dengan tatapan merendahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SLEEPING WITH MY EX (Bastian & Nadira Story)
RomanceNadira dan Bastian pernah menjalin kasih. Namun, hubungan mereka berakhir karena orang tua Bastian tak menyetujui hubungan mereka. Empat tahun kemudian, Nadira dibayar oleh seseorang untuk menggoda Bastian hingga Bastian berakhir menghamilinya. Saat...