4. Dikurung

5 7 8
                                    

jangan menyerah hanya karena satu bab buruk yang terjadi dalam hidup mu. teruslah melangkah, kisah mu tidak akan berakhir disini.

-Na Jaemin
-
-
-
-
-

Setelah kejadian di koridor tadi, laska segera memasuki kelasnya dan mengambil tas ranselnya

Kriing
Kriing

Tepat sekali, bel pulang sekolah telah berbunyi. Laska segera berlari ke arah parkiran sekolah dengan tergesa-gesa meninggalkan samara yang menatapnya heran.

"LASKA LO KENAPA." teriak samara heran

Sesampainya di parkiran laska segera menaiki motor sportnya dan berlalu pergi dari pekarangan sekolah. Tadi ayahnya mengabarkan bahwa ia harus cepat cepat pulang. Laska menambah kecepatan motornya menghiraukan umpatan-umpatan dari para pengendara.

Ckiitt...

Laska buru-buru turun dari motornya dan memasuki pekarangan rumahnya

"Assalamualaikum, laska pulang." salam laska sembari celingukan mencari keberadaan sang ayah. Laska menemukan sang ayah yang sudah menunggunya di dalam gudang, tunggu dalam gudang? Laska tampak berpikir, mengapa ayahnya menunggu ia di dalam gudang. Persetan dengan itu semua, laska segera memasuki gudang tersebut untuk menemui ayahnya.

"Yah, laska pulang. Ada apa?." Ucap dan tanya laska menatap sang ayah yang hanya diam tak bergeming

"Yah, ayah kenapa?." Ucap laska panik menghampiri sang ayah. Saat laska sudah tiba dihadapan sam. Dengan tanpa perasaan sam mendorong laska kedinding dengan sangat keras sehingga laska yang tidak siap pun terjatuh di atas dinginnya lantai.

"Yah, ayah kenapa? Apa laska melakukan kesalahan seh..." Ucapan laska terpotong dan digantikan menjadi sebuah teriakan kesakitan saat sam dengan sadisnya menginjak perut laska

"Arrgh." Teriak laska

"Kamu mau tau? Kenapa saya melakukan ini?." Tanya sam sembari melihat laska yang hanya diam membisu

"Jawab!." Bentak sam dengan terus menekan kakinya di atas perut laska

Laska yang kaget mendengar bentakan pun, sontak saja menjawab pertanyaan tersebut

"Ke-kenapa?." Ucap laska terbata, karena demi apapun juga sekarang perut laska terasa sakit ditambah perut laska belum terisi apa apa.

"Karena kamu perusahaan saya menurun drastis, kamu tau? Itu perusahaan yang saya bangun dengan jerih payah saya sendiri." Balas sam dengan menendang pinggang laska.

"Akh, tapi laska gak tau apa apa." balas laska lemah

"Diam, saya tidak menyuruhmu untuk menjawab." Bentak sam dan mengambil cambukan yang sudah ia sediakan

"Bangun, lalu buka bajumu." Ucap sam dengan pinggang laska untuk yang kesekian kalinya

Laska nampak berpikir apa yang akan dilakukan ayahnya itu. Laska bingung haruskah ia mengikuti apa yang dikatakan ayahnya tadi? Pada saat laska sedang melamun terdengar bentakan keras dari sang ayah.

"Cepat, saya menyuruhmu membuka bajumu bukan malah melamun." Bentak sam dengan amarah yang membara

Dengan segera laska membuka bajunya

"Berlutut!." Seru sang

Laska mengikuti apa yang dikatakan ayahnya tadi, dan tanpa perasaan sam mencabuk punggung mulus laskandra

Ctass
Ctass

"Akh." teriak laska kesakitan

"hitung sampai 10." Kata sam dan melanjutkan kegiatan nya

Ctass
Ctass

"sa-satu." Ucap laska lemah sembari menompang tubuhnya di atas dinginnya lantai gudang tersebut

Ctass

"du-dua." Laska merasakan pening di kepalanya, sebisa mungkin ia tidak memejamkan matanya

Ctass
Ctass

"ayah udah sakit." Ucap laska tetapi sam menulikan pendengaran nya dan terus mencambuk punggung laska

"Teruslah berhitung jika ingin cepat selesai." Balas sam dingin

Ctass
Ctass

Ctass
Ctass

"Delapan"

Suara cambukan terdengar nyaring di dalam ruangan tersebut

Ctass

"Sembilan" ucap laska lirih

Ctass

Terakhir sam mencambuk punggung laska dengan keras. Laska kira penyiksaan ini akan berakhir begitu saja, ternyata tidak, sam mengambil perasaan jeruk nipis dan menumpahkan di atas punggung laska. Sontak laska berteriak keras

"Arrgh." Teriak laska, sungguh punggungnya sekarang perih di tambah lagi kepala ia terasa sangat pusing

Sam menjambak rambut kecoklatan milik laska dan mendongkakkan kepala laska. Hingga ia bisa melihat wajah laska yang pucat dan basah. Ya benar laska menangis menangis dalam diam. Bukannya merasa kasihan sam hanya memandang datar wajah laska

"Denger ya, dari awal kehadiran kamu tidak diinginkan oleh keluarga saya, so jangan pasang ekspresi menjijikkan mu itu di hadapan saya." Ucap sam dan melenggang pergi tidak lupa ia mengunci pintu gudang tersebut.

Mengapa laska tidak melawan? Karena percuma semakin laska memberontak akan semakin berat hukuman yang sam berikan.

"hiks, bunda laska cape laska gak kuat, laska ingin ikut bunda." Ucap laska dan menyenderkan tubuhnya di dasar dinding

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, dan penyiksaan tersebut baru saja selesai pada pukul 8 malam.

Malam itu laska tertidur dengan ditemani kegelapan malam hari dan suara jangkrik yang menjadi backsound dari keheningan tersebut.



















gimana nihh ceritanya? ingin tau kelanjutannya terus pantengin laska yya

Ig: @ntanullia
kiw mampir
moots? @lysliaa disini

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GARIS TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang