DUA BELAS

5.4K 495 1
                                    


VOTE DULU CINTAA









"Kau masih marah Joy?" Tanya Arunda lalu menarik kursi disamping Amora.

Amora diam tak menjawab pertanyaan Arunda. Matanya terasa panas, terlihat genangan air yang mungkin sebentar lagi akan tumpah.

Arunda menghela napas pelan. "Joy, aku hanya ingin menunaikan bakti ku pada tanah kelahiranku. Apa mungkin kau melarang hal itu?"

Amora menggelang pelan. Air matanya terjun bebas dari atas, bibirnya melengkung kebawah.

"Kalau begitu kau mengizinkanku untuk pergi berperang bukan?"

***

"Berapa harga ubi ini paman?"

"Sepuluh koin tembaga nona." Ucap penjual itu.

Alis Amora menyatu bingung.

"Harganya naik lagi paman?"

"Iya Nona Joy, sejujurnya saya merasa sedih karena kenaikan pajak mendadak yang dilakukan oleh Kaisar." Ujar penjual tersebut memulai sesi curhatnya.

Amora kenal dengan paman penjual perumbi-umbi ini. Sangat kenal, bahkan terkadang ia menyempatkan mengobrol dengan paman ubi tersebut ketika berbelanja seperti sekarang ini.

Mohon dimengerti, Amora akan memanggil seseorang dengan panggilan yang aneh. Contonya Arunda yang dipanggil Juminten dan Barney yang dipanggil dengan Oranye. Maka dari itu kalian jangan kaget. Oke?

"Karena deklarasi perang yang lakukan oleh Kerajaan Erland pada kekaisaran kita membuat kegiatan ekonomi yang sedang berlangsung sedikit terganggu." Curhat Paman Ubi sedih.

"Banyak pasokan barang dan jasa terbebani dengan hal ini." Lanjutnya lagi.

"Kami para penjual terpaksa menaikkan harga agar dapat membayar pajak dan melanjutkan hidup."

"Nona Joy, tiga hari sebelum perang dimulai kau harus menutup seluruh celah yang ada dirumahmu dan ku sarankan agar kau tak membuka toko rotimu selama sebulan."

Amora terdiam bingung. "Memang apa yang terjadi Paman Ubi?"

"Menjelang tiga hari sebelum perang dimulai maka akan ada pembantaian besar besaran yang dilakukan oleh pihak musuh."

Amora terdiam. Lalu Paman Ubi tersebut melanjutkan ucapannya. "Selama sebulan perang berlangsung, pihak musuh akan menculik para wanita untuk dijadikan penghangat ranjang mereka. Baik para istri, gadis ataupun anak anak perempuan."

"Sistem peperangan didunia ini memang seperti itu. Maka dari itu kusarankan kau untuk tidak keluar dari rumah, cari tempat aman untuk berlindung."

***

"Situasi ketika berperang nanti akan kacau. Aku mengusulkan agar membuat tenda pengungsian untuk warga agar terhindar dari serangan musuh, terutama untuk kaum wanita." Ucap pria tersebut.

Sesorang itu mengangguk singkat.

"Ada berapa banyak prajurit yang akan kita kerahkan untuk menjaga warga dipelosok desa Tuanku?"

"Dua ratus sampai tiga ratus ribu seharusnya cukup jika kalian melatihnya dengan baik." Ujarnya santai namun terselip nada meremehkan.

Semuanya diam. Tak ada yang menyahuti ucapan lelaki tersebut.

"Kurasa sudah cukup untuk hari ini. Kita akan bertemu besok untuk membicarakan hal ini pada Kaisar." Ucapnya datar lalu meninggalkan ruangan itu diikuti beberapa orang dibelakangnya.

"Baik Jenderal!" Ucap serentak orang orang yang ada disana.













Sesuai janji Gemii tadi yg bilang bakal up dimalam hari tapi ini mah udh kemaleman yakk, ngehehe

Lunas yaw

Besok besok lageeee

HAYUK KOMEN SEBANYAK BANYAKNYA BIAR AKOO SEMANGAT!

SEHATT BUATT KLEANN♡
MUAHH💋

AMORA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang