000

681 33 2
                                    

Nama saya adalah Rion saya adalah seorang kepala keluarga dari keempat anak saya.

"Papah, kenapa papah melamun kembali?apa papah memiliki masalah di kantor?" Tanya anak ku yang berusia 12 tahun ia anak terakhir ku. Saya hanya tersenyum dan mengelus rambutnya yang halus itu.

"Tidak ada masalah di kantor, ini hari libur" ujar ku. Itu bohong. Sejujurnya aku ingin menghabiskan waktu ku bersama anak-anak ku. Ya, walaupun ketiga anak ku memiliki wajah yang datar dan dingin selayaknya ekspresi milik istri ku.

Ngomongin istri ku aku memiliki istri yang seorang introvert ia memiliki ekspresi wajah yang datar dan dingin ia bahkan jarang berbicara panjang-panjang, tapi entah kenapa ia menyukai pria seperti ku?! Ia bahkan yang melamar ku duluan?oh astaga! Di mana letaknya harga diri ku?

Aku seorang lelaki yang pemalu dan suka gugup tiba-tiba di lamar oleh seorang wanita yang ku dengar teman sekampus ku ia orang yang sangat tegas,pemarah, dan sangat tajam kata-kata menyakitkan hati siapapun melamar ku?!

"Aku mencintaimu, jadi lah suami ku" ujar nya pada ku di situ seketika aku terdiam dan menjadi pusat perhatian.

"E-eh? Maaf....ta-tapi.." belum selesai ku melanjutkan apa yang ingin ku katakan ia langsung mencium ku dan menatap ku dengan tatapan dingin nya itu dengan tajam.

"Tidak menerima penolakan" dan esok harinya kita tiba-tiba nikah?!! Candaan macam apa ini?! Dan malam pertamanya aku dan dia hanya diem-diaman saja. Aku tidak tau cara melakukan sex! Bahkan aku gugup di lihat seperti ini padanya.

"Badan mu gemetaran, apa AC terlalu dingin suhunya?" Aku mendengar pertanyaan hanya terdiam. Tentu saja aku kaget, ia menyadari nya?! Ia bahkan dari tadi seperti tatapan tidak peduli! Sekarang ia bertanya?! Tentu saja aku takut pada nya!

"Ak-aku tidak" ujar ku. Ia hanya diam dan udahnya menarikku lebih dekat dengannya.

"A-apa yang ingin k-kau lakukan!?" Tanya ku gugup tentu saja siapa yang tidak takut dengan seorang wanita sepertinya?!

"Tentu saja melakukan hubungan suami istri pada umumnya" ujarnya dengan nada datar nya itu. Di situ aku menggeleng kepala ku dengan kuat-kuat.

"Tu-tunggu..." Ujar ku makin gugup ia memegang milik ku!

"Apa kau takut pada ku?" Aku reflek ngangguk.

"Mengapa?" Tanyanya pada ku. Aku yang di tanya hanya diem dan menunduk.

"Kau pria idaman Rion" lirihnya memainkan telinga ku bahkan ia menjilati leher ku, aku hanya menunduk sambil menggigit bibir bawahku karena menahan geli.

"E-eh?kenapa..ke-kenapa aku termasuk pria idaman mu?" Tanya ku padanya ia hanya tersenyum tipis dan memberikan tanda si leher ku.

"Aghh..." Aku langsung buru-buru menggigit bibir bawahku. Ia yang menyadari nya langsung memegang nya dan mengatakan dengan nada yang cukup halus.

"Jangan mengigitnya" lalu ia mendorong ku sampai aku terjatuh tidur dan ia menarik ku kedalam pelukannya.

"Tunggu....s-shandra..." Tapi dia malah mengelus kepala ku dengan lembut dan terus menatap mata ku.

Aku melihat wajahnya sungguh cantik. Potongan rambut jenis wolf cut pendek dan memiliki tinggi badan yang cukup tinggi untuk seorang wanita. Wanita ini memiliki wajah yang menurut ku cukup cantik dan ganteng bersamaan.

"Aku akan menceritakan semuanya besok" ujarnya dan mencium kening ku. Aku terdiam dan hanya menatapnya saja.

'wanita ini mengapa mencintai ku?apakah kita sebelum nya pernah dekat?' batinku bertanya-tanya.

Hingga esok harinya aku terbangun melihat dia sudah rapih dan membawakan ku makanan. Tunggu....kenapa aku di perlakukan layaknya seorang wanita?! Siapa di sini sebenernya yang pria?!

"Makanlah, aku tidak mau maag mu kambuh" ujarnya. Aku hanya menatap makanan itu sekilas dan menatapnya kembali.

"Kenapa kau tau aku memiliki penyakit maag?" Tanya ku padanya. Dia hanya terdiam dan menyudurkan makanan nya pada ku, tentu saja ku terima.

"Kau tidak ingat pada ku?" Tanyanya pada ku.

"Ha-ha...?te-tentu saja aku inggat. Kau adalah Shandra yang memiliki IPK tertinggi di kampus, siapa yang tidak kenal wanita yang cerdas seperti mu?" Dia hanya menatap ku dengan tatapan sedih.

"Ah....kau rupanya tidak inggat para ku, yeah...itu wajar. Sudah bertahun-tahun lamanya" ujarnya. Aku hanya masih menatap matanya itu yang menyurut kesedihan dan kekecewaan pada ku.

"Apakah kita pernah dekat?" Tanya ku tiba-tiba hanya itu yang aku mampu katakan saat ini.

"Kita pernah dekat." Ujarnya menyuapi ku, tentu saja ku terima karena aku sedikit lapar.

"Kapan?aku tidak inggat" tanya ku.sungguh aku tidak pernah dekat dengan siapapun di kampus kalau itu wanita, tidak kecuali dengan temanku Nita! Lalu wanita ini mengatakan kita dekat? Apakah dia berbohong???????

"Aku tidak bohong" katanya. "Lebih tepatnya aku yang merasa dekat dengan mu" ujarnya melanjutkan perkataannya yang tadi.

"Merasa? Apa kita satu SMA dulu?" Tanyaku lagi. Dia hanya tersenyum kecil.

"Aku sudah lama menyukai mu..." Lirihnya masih setia menyuapi ku. " Hingga akhirnya kau berpacaran dengan seorang wanita ekstrovert yang bernama Anggi, kau berpacaran dengannya karena tidak tau cara menolaknya bukan?" Aku tentu saja terkejut dengan apa yang ia katakan.

"Ba-bagaimana kau tau? hubungan ku dengan nya kan hanya aku dan dia yang tau...." Ujarku. Ia hanya tersenyum tipis lagi.

"Aku tau semua tentangmu, tapi bukan berarti aku akan menyakiti mu, aku tidak akan menyakiti perasaan seseorang yang ku sukai" jawabannya dengan cepat.

"Kau tau semuanya tentang ku?" Tanyaku kembali. Ia hanya mengangguk.

"Tentu saja aku tau tentang orang yang ku cintai bertahun-tahun lamanya, kau seorang introvert seperti ku, ah tidak. Lwbih tepatnya kau mendominasi rasa pemalu mu itu dan rasa takut mu yang mungkin 25% sikap takut mu itu? Kau suka membaca buku, dan suka mendengarkan musik seorang penulis untuk menghilangkan rasa bosan mu dan kau seseorang yang cukup sulit menolak permintaan orang lain, orang yang cukup sensitif" aku yang mendengarkan katanya hanya tersenyum kecil. Ah ...kenapa yang di ucapkan wanita ini cukup benar?

"Apa yang ingin kau tanyakan lagi tentang mu?" Tanyanya lagi.

"Dari kapan kau menyukaiku?" Tanya ku padanya. Dia hanya tersenyum.

"Dari awal pertemuan ketidak sengajaan kita di rumah sakit waktu kecil" jawabannya.

"Rumah sakit?" Tanya ku mulai berpikir dan berusaha mengingatnya.

"Tidak perlu kau inggat, itu memalukan menurut ku" lalu ia pergi meninggalkan ku begitu saja di dalam kamar cukup besar ini.

Kenapa Aku Di Perlakukan Layaknya Seorang Wanita Oleh Istri Ku Sendiri?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang