Welcome to my Secret Garden (◕ᴗ◕✿) !!
🧚🏻♂️⚠️
100 % Fiction
Don't bring anything to real life dan mohon untuk bijak dalam membaca. Terimakasih (✿^‿^)Happy reading !
Gadis itu membuka matanya perlahan, pemandangan yang terlihat langsung sebuah dedaunan hijau yang bergelantungan terhembus angin. Menciptakan suara merdu bagaikan melodi yang masuk dengan sopan ke dalam telinga. Tenang dan sejuk. Sinar matahari terpancar, menyelinap masuk melalui celah-celah dedaunan pohon rindang itu.
Nola masih pada posisinya. Dengan mata terbuka, menatap kosong semua yang ada di hadapannya. Entah kenapa diri ini menolak untuk bangkit. Ada rasa nyaman tersendiri, padahal dirinya berbaring di atas akar-akar pohon yang mulai tertimbun tanah. Semilir angin kembali berhembus menerpa wajah.
Tak tahu pasti apa yang terjadi. Tak tahu dimana dirinya saat ini. Tak tahu apa yang membuatnya bisa terbangun di tempat ini. Nola masih terdiam. Tidak, dia tidak pingsan apalagi mati. Hidungnya masih berfungsi menghirup udara segar. Entahlah, ia merasa sudah lama sekali tidak merasakan ini. Perasaan aneh yang timbul dan membuatnya merasa sangat tenang. Berkali-kali lipat lebih tenang dari apapun.
Sampai akhirnya terdengar suara langkah kaki dari kejauhan, barulah Nola merubah posisinya menjadi duduk. Tidak takut ataupun terkejut, wajahnya tetap tenang bahkan bisa dibilang tidak berekspresi. Gadis berambut hitam legam itu menoleh ke kanan-kiri, mencari sumber suara. Nihil, tak ada siapapun disekitar sana.
Tuk
Nola menatap kelopak bunga mawar putih yang terjatuh di atas kakinya. Mengambil kelopak itu, dan mendongak ke atas. Hanya ada sebuah pohon rindang yang ia lihat. Lantas, darimana asalnya dia?
Berniat merapikan anak rambut yang keluar, gadis itu malah mendapatkan bunga lagi. Kali ini warnanya merah muda, entah bunga apa tapi sepertinya bukan mawar. Semakin tangannya menjelajah, semakin banyak pula jenis bunga yang ia dapatkan dari rambutnya. Apa ada seseorang yang menjadikan kepalanya sebagai lahan berkebun?
Semua bunga itu ia kumpulkan di gaun putihnya yang entah bagaimana bisa ia kenakan. Seingatnya, ia tidak memiliki satupun gaun berwarna putih sebagus ini. Oke, lupakan soal itu. Sekarang pikirkan langkah kaki siapa yang terdengar mendekat kearahnya. Suara ranting-ranting yang terinjak sangat menarik perhatian Nola. Pikirnya, ia tidak sendirian di sini.
"Eh, kamu sudah bangun?"
Suara itu. Nola mengangkat kepalanya, menatap ke depan. Tapi hal pertama yang Nola lihat adalah sepasang kaki tanpa alas apapun, dan dia menginjak tanah. Mungkin karena hal itu, dia jadi kembali bersuara, "Tenang saja, aku bukan hantu"
Mendengar itu, Nola langsung menatap wajahnya. Dia tinggi, berkulit putih, dan wajahnya kecil. Ya, benar. Lebih terlihat seperti pangeran yang ada di dunia dongeng daripada hantu. Dia tersenyum manis kepada Nola, kemudian menghampiri gadis yang masih terdiam itu, mengambil duduk disampingnya.
"Apa kamu lapar? Aku membawa banyak makanan, ambil saja kalau mau" katanya, menyimpan sekantong plastik putih berisi makanan ke hadapan Nola.
Gadis itu masih saja terdiam, menatap tanpa ekspresi lelaki asing disampingnya ini. Tidak ada perasaan apapun yang Nola rasakan saat ini, anehnya. Tidak biasanya Nola seperti ini. Mungkin saja ia masih belum menyerap apa yang terjadi saat ini, membiarkan semua hal aneh ini terjadi dengan dirinya yang terus diam.
Merasa tidak nyaman karena terus ditatap dengan aneh begitu, lelaki itu kembali bersuara dengan mulutnya yang penuh dengan roti isi. "Kenapa? Apa yang kamu lihat? Kamu tidak makan?" melihat tidak ada respon apapun, lelaki itu menghela napas dan meraih kantong plastik tadi.
"Ini, makanlah," ujarnya memberikan sebungkus roti isi pada Nola. Menyimpan benda itu di telapak tangan Nola yang sudah ia raih sebelumnya. Gadis itu kini menunduk, melihat roti isi itu tanpa minat namun tetap diambil juga akhirnya. Senyuman lebar langsung terukir di wajah tampan lelaki itu.
"Tadinya aku ingin mengajakmu, tapi sepertinya kamu tertidur sangat pulas. Karena tidak tega, jadinya aku tinggal saja, deh. Maaf, ya" Lelaki itu terkekeh diakhir kalimatnya, sementara Nola sibuk mengunyah makanannya, tidak begitu mendengar apa yang dia katakan.
Detik berikutnya suasana jadi hening. Tak ada kalimat yang keluar dari mulut lelaki itu lagi, apalagi Nola yang sedari tadi belum mengucap satu kalimat pun. Hanya terdengar suara burung-burung berkicau, semilir angin yang membuat para daun bergerak. Lelaki itu melihat pemandangan paling indah disampingnya. Gadis dengan gaun putih dan rambut hitam legam yang digerai.
"Eh, kemana bunga-bunga indah itu pergi?"
Nola langsung terdiam, kemudian beralih menatap lelaki itu dan berkata, "Jadi kau yang membuat kepalaku jadi lahan berkebun?"
Setelah mematung sekian detik, lelaki itu tertawa kecil sambil menggelengkan kepala. "Maaf, aku tidak bermaksud," jawabnya. "Lagipula itu terlihat indah, kemana mereka pergi?"
Gadis itu menunduk, menunjukkan dimana para bunga itu ia simpan. Masih ditempat yang tadi, dipangkuan nya.
"Kenapa dilepas semua? Padahal aku membawa lebih banyak lagi untukmu," ucapnya dengan menunjukkan kedua telapak tangan yang penuh dengan bunga. Berbagai macam bunga yang Nola tidak tahu namanya. Gadis itu sedikit tertegun.
"Siapa namamu?" pertanyaan yang tiba-tiba terlontarkan itu membuat Nola terdiam sebentar. Detik berikutnya ia berkedip beberapa kali dan berkata, "Namaku?" Lelaki itu mengangguk.
"Nola," ucapnya. "Bagaimana denganmu?"
Lelaki itu tersenyum tipis, "Panggil aku Hugo."
dor. akhirnya setelah hiatus beratus-ratus tahun aku kembali dengan membawa another cerita gajelas (tidur)
mau tes ombak dulu, kalau rame dikit tinggal keluarin draft. anyway, thank you for coming here (。・ω・。)ノ♡
oh, ya. story ini pendek kok, mungkin cuma sampai chapter 5. see ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Flowers in My Hair, Asakura Jo
Fanfiction" Flowers in my hair makes me wish that you were here. When my mind goes away, oh i hope that you'll be near me " - Wes Reeve © acornalleys, 2023