✿. 05

119 31 16
                                    

Semenjak kejadian beberapa waktu lalu, Nola semakin dibuat penasaran dengan sosok lelaki itu. Pasalnya, dia mirip sekali dengan Hugo. Sosok lelaki tampan yang hadir di mimpinya hari itu. Berkali-kali Nola meyakinkan dirinya sendiri bahwa tidak mungkin itu Hugo. Wajahnya memang mirip, hanya saja tak ada senyuman yang terukir di sana. Bahkan lebih cenderung ke ekspresi yang datar. Ah, Nola tidak bisa melupakan tatapan itu.

Dirinya terus merasa dihantui. Sulit untuk Nola memejamkan mata, karena bayang-bayang itu pasti selalu datang. Setiap hendak pergi tidur, Nola selalu berharap bahwa mimpi itu bisa datang lagi untuk menghilangkan rasa penasarannya. Namun sayang, kini malam hari selalu terasa singkat baginya.

Dan setiap hari, Nola beberapa kali berusaha untuk mencari sosok lelaki yang mirip dengan Hugo itu di sekolah, namun sangat sulit. Tidak sedikit murid yang bersekolah di sini tentunya. Nola juga tidak mempunyai informasi apa-apa mengenai orang itu. Bahkan ia tidak tau siapa namanya. Nola lupa bertanya waktu itu. Akhirnya gadis itu menyerah, ia tidak lagi berharap karena merasa sudah tak ada lagi yang bisa diharapkan. Memang dari awal begitu.

Kring!

Bel kecil yang menggantung diatas itu berbunyi, menandakan bahwa ada seseorang yang membuka pintunya. Itu Nola. Gadis itu datang ke perpustakaan untuk mengembalikan buku yang sempat ia pinjam selama beberapa hari. Dengan senyum manisnya Nola menyapa sang penjaga perpustakaan.

"Saya mau kembalikan buku," ucapnya meletakkan kartu pelajarnya bersamaan dengan buku berjudul "The Secret Garden" itu diatas meja resepsionis.

"Tanda tangan di sini, ya," wanita paru baya itu menyodorkan sebuah bolpoin merah. Dengan senang hati Nola menerima itu, tangannya pun langsung bergerak mengukir sebuah coretan kecil khasnya diatas kertas putih itu.

Setelah mendapatkan kembali kartu pelajarnya dan berpamitan, Nola langsung melangkah menyusuri rak-rak buku yang menjulang tinggi itu. Suasana perpustakaan yang selalu tenang dan senyap membuatnya merasa jauh lebih nyaman. Oh, ya. Dia harus menghadiri rapat bersama teman-teman lainnya di perpustakaan ini. Nola menjabat sebagai anggota dari ekskul KCP (Kelompok Cinta Perpus) yang cukup aktif dalam berbagai kegiatan. Dirinya selalu bersemangat jika ada rapat seperti ini.

Dalam perpustakaan itu, ada satu area yang terletak ditengah-tengah, juga dikelilingi oleh rak buku. Di situ lah mereka berkumpul. Disebuah meja besar dengan kapasitas kursi sekitar 12 orang. Memang club ini hanya sedikit peminatnya, tapi itu malah membuat Nola merasa senang. Karena tidak begitu ramai.

Saat Nola baru saja datang, ternyata rapat sudah mau dimulai, dirinya datang sedikit terlambat. Dari kejauhan dapat terlihat seorang gadis cantik berkacamata melambaikan tangan kearahnya. Nola ikut tersenyum dan melangkah untuk mengambil kursi kosong disebelahnya.

Namun saat hendak menarik kursi itu, Nola terkejut melihat ada tangan lain yang juga menarik kursi itu dari arah berlawanan. Suara gesekan yang dihasilkan oleh kursi pun membuat semua orang yang ada dimeja itu menoleh. Mungkin merasa fokusnya terganggu. Nola pun reflek ikut menoleh ke samping, melihat siapa orang itu. Dan tak disangka dia adalah orang yang selama ini sempat Nola harapkan kehadirannya.

"Sorry, duduk aja"

"Eh-"

Baru saja Nola hendak berkata, lelaki itu sudah berlenggang pergi lebih dulu. Semuanya terjadi begitu cepat sampai Nola kesulitan untuk mencernanya. Nola mendudukkan dirinya ke kursi dengan pandangan yang tak bisa lepas dari lelaki itu. Dia mengitari meja dan mengisi kursi paling pojok dekat jendela. Jarak mereka begitu jauh sekarang.

Tapi.. Kenapa dia bisa ada di rapat ini? Apa anggota baru? Bagaimana bisa Nola tidak mengetahuinya?

Berjuta-juta pertanyaan langsung menyerangnya. Selama rapat berlangsung, lagi-lagi Nola dibuat sulit untuk fokus karena dirinya yang tidak dapat menahan rasa penasaran itu. Sesekali ia curi-curi pandang ke arah lelaki itu. Dia terlihat lebih banyak diam dan hanya mendengarkan saja sambil menganggukkan kepalanya.

Flowers in My Hair, Asakura JoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang