INGINKU BERKATA...

4 0 0
                                    


Suara music yang memekakkan telinga, dengan lampu yang berkobar kobar ibarat api unggun, menyalakan suasana persis dengan suasana semua hati manusia di dalamnya yang larut dalam "bahagia-nya" dalam definisinya.

Haqy tampak menyibak keramaian, pakaiannya tampak berbeda dengan pakaian lelaki pada umumnya yang ada di tempat itu, dengan kaos berkrah dan celana gombrang, Haqy memancing rasa ingin tahu security yang menjaga tempat itu. Tampak security mengecek Haqy dari ujung kaki sampai ujung kepalanya. Tak ada yang aneh dan mencurigakan. Tapi, Rasanya ini adalah tempat yang tak sepantasnya untuk dikunjungi dengan pakaian seada-adanya.

"Silahkan!" Ucap salah satu security meskipun kedua matanya masih tak lepas dari pakaian yang dikenakan Haqy, ditambah sepasang sandal merk tua yang dipakainya.

Tapi haqy gak peduli. Inilah dirinya. Gayanya.

"Lihat manusia jangan dari atributnya pak! Tuhan aja gak lihat merk kain kafan kita kalau mati!"

DOWENG! Security makin setres saat Haqy ngeluyur masuk sambil membisiki kalimat pungkasannya. Menyisakan garukan kepala yang gak gatel. Dua security tampak saling bersitatap aneh. Haqy tampak cuek, bukan—tentu bukan masa bodo tapi lebih kepada "TUJUAN" Lelaki itu terlalu fokus pada tujuannya datang kemari. Dan sekarang semua ini membawanya benar benar untuk masuk ke dunia yang baru.

Kakinya baru pertama kalinya menginjakkan di sini. Di tempat "haram" konon katanya. Tempat orang menghabiskan kesenangan duniawi, tempat orang mengabaikan suara adzan yang berkumandang, atau bahkan tempat orang mengumbar syahwatnya. Kalian pasti tahulah tempat apa ini.

Club!

Dengan celana gombrong, kaos berkrah dan penampilan cupu khasnya, Haqy nekat datang dan tentu bukan tanpa sebab, hari ini dia harus bertemu perempuan itu. Perempuan yang padanya banyak dialog yang akan terjadi! Dia berusaha mencari cari dimana perempuan itu.

Tampak seorang bartender tengah mengocok sebuah botol wine dengan lincah, tampak bartender ini sudah sangat lincah dalam pekerjaannya. Haqy nekat mendekat, dan berusaha untuk bertanya tentang seseorang yang dia cari, "tujuan-nya" sampai di sini.

"Mas! Mas! Mau nanya." Ucap Haqy

tapi seorang bartender tampak sibuk melayani tamu-nya, sehingga tampak tak mendengar panggilan Haqy. Haqy berusaha mengeraskan suaranya.

"MAS!" Haqy mendadak dengan suara lantang dan membuat beberapa orang yang duduk di meja bartender tampak menatap ke arahnya. Haqy tampak serba salah dan nyengir, lalu mengangkat dua jarinya "peace"

"Ada apa??"

"Perempuan yang biasa main music di sana mana?"

tapi karena situasi yang cukup crowded membuat bartender itu tak mendengar jelas ucapan Haqy.

"HAH?? APAAN?"

Haqy tercekat. Untung dia Haqy, mungkin kalau lelaki lainnya, sudah ingin berteriak ingin ku berkataaa kasaaar!

"Cewek! Perempuan yang biasa main musiknya!"

"Musik?"

Haqy tampak antusias.

" DJ Jasmine?"

"Nah iya! Dije itu! Iya siapa namanya, Yasmin!"

"Jasmin!"

"tetep aja kalau di-eja Yasmin! Sok engres mas! Dia dimana?"

"palingan di dalem lagi sama cem-cemannya!"

"Maksudnya pacarnya?"

PLUK! Bartender itu tampak menepuk bahu Haqy dan tersenyum penuh makna!

"Gak usah sok lugu mas! Haha!" Ucapnya sembari melenggang pergi menemui pelanggan lainnya. Sementara itu, Haqy tampak berusaha menyibak keramaian, sesuai anjuran mas mas bartender yang ada di sana.

Sebelum Haqy sempurna masuk ke ruangan belakang. Semua pemandangan tampak tak asyik dan tak bersahabat.

***

Tampak seorang cewek dan cowok lagi bercumbu di depan toilet. Bahkan tampak ada di dalam toilet sebuah tangan yang menjuntai di kacanya! PLUK!

"AAAKHH!!" Terdengar desahan desahan yang tak lazim.

Dan saat Haqy tiba di sana, dia kontan langsung berusaha beristighfar dan memalingkan pandangan matanya.

"Astaghfirullahal 'adzim!"

"ANJING! Lo pikir gue setan!" Cewek itu tampak menarik pria yang tengah bersamanya dan sengaja melakukan aksi ciuman tepat di depan mata Haqy. Tangannya bahkan berusaha menggrepek pundak Haqy.

"INNALILLAHI!" Ujar Haqy.

Cewek itu malah semakin mentertawakan Haqy. Dan melenggang bersama pria-nya.

Haqy tampak mulai merasa mulas berada di tempat ini. meskipun dia tahu bahwa ini tempat haram, tapi dia tak pernah tahu akan separah ini. dan tepat saat itulah Haqy menemukan sebuah ruangan. Di dalamnya, terdengar suara erangan yang tampak sensual. Haqy bingung, dia masih di tempatnya, tak melakukan apapun, selain mondar mandir.

"Aaaakkkhh!!" terdengar suara erangan itu tampak sangat membuat Haqy bingung.

"Masuk aja kelles! Lo mau ketemu Jasmine! Dia gak bakalan keluar kalau lo gak masuk!"

Cewek itu tampak menyalakan rokoknya dan sengaja mengebulkan asapnya di depan muka Haqy. Lalu mendorong tubuh Haqy untuk masuk ke ruangan itu, SRAT! AARGH! BRUUUGHH!!

JRENG!

Haqy tampak terjatuh tepat di bawah sofa, di mana Jasmine tampak tengah berada di atas tubuh seorang pria yang tengah menikmati aksi ena ena bersama Jasmine!

"ASTAGHFIRULLAH!!" Erang Haqy dan membuat situasi semakin payah! Jasmin tampak kesal dan mengenakan pakaiannya. Tapi pria yang tengah menikmatinya tampak protes. Jasmine langsung mengembalikan uang segepok yang sudah diberikan!

"ANJING LO! Masalah lo sama gue!" ucap pria itu tampak mengacungkan jari tengahnya ke Haqy. Dan membuat Haqy tampak serba salah!

###

(gak semuanya) HARUS SEMPURNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang