PERTEMUAN PERTAMA

5 0 0
                                    

Jalang itu, Jasmine namanya. Banyak orang menyebutnya JALANG. Sementara itu, Lelaki itu seolah tak memerdulikan apakah dia benar benar pantas untuk disandingkan dengan sebutan itu?

Itu bukan ranah Haqy menjawabnya. Karena, baru satu pekan ia mengenalnya.

Jasmine tampak mengambil sebatang rokoknya dan menyelipkan di bibirnya yang berwarna ungu. Rasanya baru kali ini Haqy melihat perempuan yang mengenakan lipstick warna ungu.

"Kenapa diem? Nyalain woi!" Ucapnya membuat lamunan Haqy spontan lenyap begitu saja. Haqy langsung mengambil korek api yang ada di hadapannya dan menyalakan dengan cekatan, namun sikapnya yang tampak grogi seolah tergambar begitu saja dengan caranya menyalakan yang kacau balau.

Jasmine yang tak sabar tampak berdecak kesal dan menarik korek gasnya.

"Gak usah grogi!"

DOWENG!

Haqy langsung tercekat dan berusaha mengalihkan pemandangannya. Tak lama, Jasmin sudah mulai menghisap batang rokoknya dan meniupkan asap. Ia menyodorkan kotak rokoknya ke Haqy. Tapi Haqy tampak dengan tegas menahan rokok itu dan mengembalikan ke Jasmine.

"Saya gak ngerokok!"

"Really? Sumpah ini udah tahun 2023, dan masih ada type cowok yang gak ngerokok kayak lo? Seksi banget!" Ucapnya langsung menatap nakal Haqy. Kontan membuat Haqy memalingkan mukanya.

"Ohya, lo mau ngapain ke sini? Gak dicariin sama bapak lo? Ups! Santri lo kalik ya yang nyariin! Haha!"

"Kayaknya gak ada hal yang lucu, buat apa ditertawakan."

Jasmine tampak mengabaikan Haqy dan mengambil minuman di gelas. Tapi Haqy menarik minuman Jasmine.

"Jangan minum dulu! Saya gak mau kamu mabuk. Masih ada banyak hal yang mau saya bicarakan sama kamu!"

"Gila lo! Ini segelas juga gak ada, mana bisa gue mabok perkara minuman segini dowang!"

"Tapi, bukannya minuman ini memabukkan?"

Jasmine tertawa sarkas.

"Lo cobain aja!"

Haqy langsung menggeleng. Tapi Jasmine malah menggodanya dan menyodorkan minuman itu ke Haqy.

"Gak! Saya gak mau!"

"Lo gak bakalan mabok perkara seteguk aja! Ayo cobain aja!"

"Saya mungkin memang gak akan mabok, tapi minuman ini tetap punya atsar dan sebab memabukkan."

"Jadi lo mau bilang kalau minum seteguk juga haram?"

Haqy mengangguk tegas.

"Terus ngapain lo ke sini?"

"Saya mau cari kamu!"

"Ya tapi langkah kaki lo sudah lo langkahkan ke tempat haram bukan? Artinya lo udah nyicipin meskipun cuma selangkah kaki! Terus kenapa lo gak mau minum? Nanggung!"

DEG!

"Kalau memang bisa berbuat kesalahan yang sedikit, kenapa harus banyak?"

"Kalau emang lo udah basah, kenapa gak sekalian berenang? Gitu kan?" Balasnya.

"Udah seteguk aja! Kalau lo mabok ya berarti emang iman lo tipis!"

Haqy tercekat.

Kalau dia pakai pakaian yang memiliki kancing penuh, mungkin saat ini ia sudah memulai perhitungannya. MINUM, ENGGAK, MINUM, ENGGAK! Terus aja begini. Hanya wanita di hadapannya ini yang bisa membuat otaknya sempurna berpikir lebih kritis.

Haqy tampak menyentuh minuman yang ada di dalam gelas bening.

Apakah masih perlu berdoa? Apakah masih pantas menyebut asma Allah dalam hal ini?

"Haqy... lepaskan!Lepaskan atributmu, kamu adalah gelas kosong, kamu adalah manusia yang baru terlahir yang sedang ada dalam sebuah perjalanan untuk menemukan." Desisnya dalam hati.

Dan tak lama, hanya hitungan dua menit kemudian. Haqy langsung berusaha menenggak seteguk minuman dan bersamaan dengan itu juga, seseorang menampel gelasnya.

PRANGGG!!

Bersamaan dengan saat Haqy berusaha menelannya, ia juga memuntahkan minuman yang nyaris ia tenggak.

"HUWEKKK!"

"Weeehh anjir! Lo ajarin apa anak kyai!" suara itu, tampak tak asing!

### 

(gak semuanya) HARUS SEMPURNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang