[ DY.03-END ] Jadi Istri SML yandere

113-Kisah Ibu Lucian

' Aku tidak pernah peduli untuk mengetahui bagaimana perasaan orang lain sebelumnya ...' 

Dia sedikit penasaran bagaimana rasanya memiliki anak.

Griffon membuka mulutnya. 

" Lucian." 

Tentu saja tidak ada jawaban. Tapi Griffon tahu apa yang akan membuat Lucian berbicara. 

" Saat kamu menjadi adipati, maukah kamu menikah dengan Pernia ?" 

Pernia. 

Lucian bereaksi seolah-olah dia terpesona oleh namanya. 

Lucian membuka matanya dan menoleh ke arah Griffon. 

Kata Griffon, menundukkan matanya dengan puas. 

" Aku punya cerita untuk memberitahumu tentang itu." 

Wajah Lucian langsung menjadi dingin. 

Ini karena menurutnya Griffon tidak menyukai Pernia. 

Apa dia pikir dia bisa memberitahuku untuk tidak menikahinya hanya karena dia ayahku ?

Tapi kata-kata dari mulut Griffon sangat berbeda dari harapan Lucian. 

" Apakah kamu ingat ibumu ?" 

Lucian menjawab sedikit terlambat tanpa menyadarinya. 

"……Tidak ." 

Lucian sedikit terkejut. Karena ini
adalah pertama kalinya dia berbicara dengan seseorang tentang ibu kandungnya. 

Dan tidak dengan sembarang orang, tapi 'ayahnya'.

Griffon berkata, menurunkan matanya. 

“ Sudah 20 tahun sejak aku bertemu dengannya. Tapi aku masih ingat pertama kali aku bertemu dengannya.” 

* * *

Di sebuah desa kecil di lembah itulah Griffon bertemu dengannya.

Penduduk desa mewaspadai para pelancong dengan mata merah. Dia tahu bahwa mata merah dianggap menyeramkan oleh banyak orang, tetapi dia tidak tahu orang-orang begitu membencinya.

Beberapa penduduk desa menoleh ketika mereka melihat Griffon, dan beberapa orang masuk ke rumah mereka dan membanting pintu hingga tertutup, sebagai tindakan pencegahan.

Seseorang berteriak pada Griffon. 

“ Ini adalah desa suci yang diberkati oleh Tuhan. Kamu, yang dikutuk oleh iblis, harus segera meninggalkan tempat ini !” 

Griffon menghela nafas saat dia mendengar suara muda musuh. 

" Aku tidak bisa." 

Dia kehabisan perbekalan selama perjalanan panjangnya. Dia telah menghabiskan semua makanan di tasnya. Setelah beberapa hari istirahat, dia kelelahan.