◾Chapter | 01

3.4K 121 1
                                    

••••

Indonesia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Indonesia

Muak

Perasaan itulah yang tertanam di hati seorang gadis berusia sembilan belas tahun dengan hidupnya. Dari matahari terbit hingga tengah malam seperti ini dia sama sekali belum bisa mengistirahatkan badannya, yang masuk kedalam perutnya pun hanya selembar roti dan sebotol air mineral. 

"CEPAT JANGAN LELET!" teriakan itu terdengar dari seorang pria paruh baya pemilik tempat yang berada tidak jauh dari tempat gadis itu berada.

Gadis itu pun bergegas menuruti perkataan pria itu karena hari ini dia tidak mau badannya menjadi sasaran lagi seperti hari-hari sebelumnya. Tapi sepertinya kesialan gadis itu tidak ada habisnya, keranjang yang dia bawa terlempar karena kakinya tersandung hingga menyebabkan isinya berhamburan.

Dengan tubuh gemetar, gadis itu merangkak untuk membereskan kekacauan yang telah dia lakukan. Saat tangannya terulur, sebuah kaki dengan balutan boots menginjak tangannya membuat gadis itu mengerang kesakitan.

"Akhh Sa-sakit."

"DASAR TIDAK BECUS APA-APA INI HAH!" rupanya pria tua itu mengawasinya sedari tadi. Tanpa ragu pria itu menendang badannya hingga terpental cukup jauh saking kencangnya.

Merasa tidak puas, pria tua itu kembali menghampiri si gadis dan menarik kerah baju yang dikenakannya hingga berdiri kemudian mencekiknya. Dengan wajah yang merah menahan sesak, tangan gadis itu terulur mencoba melepaskan cekikan dilehernya meskipun tahu bahwa itu percuma karena tenaganya yang tidak ada apa-apanya dibandingkan pria didepannya.

Melihat gadis itu yang sepertinya akan kehilangan kesadaran, si pria tua segera melepaskan tangannya kemudian membanting tubuh gadis itu pada tumpukan keranjang kosong yang berada tidak jauh dibelakangnya.

"Bereskan semuanya sebelum saya kembali kalau tidak, siap-siap saja." pria itu berlalu tanpa menunjukkan rasa bersalah sedikitpun.

Dalam keadaan berbaring gadis itu masih terdiam belum beranjak posisinya, hanya melihat keatas dengan nafas yang tidak beraturan. Tidak ada air mata yang keluar dari matanya. Tidak lama kemudian, tanpa menghiraukan badannya yang terasa remuk gadis itu kembali merangkak dan dan mengumpulkan kembali ikan-ikan yang berserakan.

Entah kapan dia bisa terbebas dari tempat ini. Sudah puluhan kali mencoba kabur tetapi semuanya gagal. Anak buah pria itu selalu menemukannya dan berakhir badannya yang dipukuli habis-habisan tanpa belas kasihan.

Semuanya berawal dari pamannya yang meminjam uang pada pemilik tempat ini lalu kabur entah kemana dan meninggalkan gadis itu sendirian yang ternyata sudah dijadikan sebagai jaminan.

Ketika bertanya berapa uang yang dipinjam pamannya. Gadis itu rasanya ingin hilang saja ketika mendengar nominalnya yaitu 500 juta. Dari mana uang itu dia dapatkan sedangkan uang untuk makan saja dia banting tulang untuk mendapatkannya.

LABYRINTHINE [Editing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang