EXPLOSION 2

239 24 1
                                    

Naruto belongs Masashi Kishimoto

Selamat membaca.

Warning: typo, ooc, drama pasaran.

••••

"Hinata?"

"Oh, Shikamaru-kun?"

Hinata melihat temannya saat SMA dulu keluar dari mobil hitam mewah dan mengkilap. Saat sekolah dulu, keduanya cukup dekat karena sering belajar bersama sekaligus saingan peringkat pertama dan kedua. Namun, Hinata selalu menempati posisi kedua. Kejeniusan Shikamaru yang dari sananya sangat susah untuk dilengserkan.

"Kau menjemput Shikadai, ya?" Shikamaru mengangguk. Ia memperhatikan perubahan Hinata. Wanita tidak lagi memiliki rambut sepinggang yang selalu digerainya ketika mereka masih muda. Hinata yang dulu terlihat sangat menggemaskan, sekarang ia sudah berubah menjadi wanita dewasa yang kalem dan anggun.

"Ya, selama ini aku selalu sibuk di kantor. Seharusnya aku sesekali meluangkan waktuku untuknya," papar Shikamaru yang sekarang berdiri di hadapan Hinata. Ibu dua anak itu memperhatikan saingannya saat sekolah dulu, tidak banyak yang berubah darinya selain kini wajah malas pria itu ditumbuhi janggut.

"Bukan sesekali, Shikamaru-kun. Tapi, harus sering. Dia pasti kesepian karena ayahnya sibuk bekerja."

Shikamaru menghela napas.

"Aku tahu itu, tapi aku juga harus profesional dengan pekerjaanku. Aku begini untuk menghidupi kebutuhan Shikadai, Hinata. Temari sudah tiada, aku harus jadi tulang punggung sekaligus Ibunya."

Hinata menatap sendu Shikamaru. Ia mengingat Temari yang telah meninggal karena pendarahan hebat semasa melahirkan Shikadai. Andai saja perempuan enerjik itu masih hidup ....

"Kau benar. Maafkan aku."

Pria nanas itu melirik Hinata di sampingnya. "Menjemput Hima lagi?" Hinata mengangguk.

"Aku menitipkannya di sini karena aku harus ke rumah Ibu, syukurlah ada Inojin dan Shikadai. Oh, Ino-san juga katanya ada di sini."

Alis pria yang tingginya melebihi Hinata itu mengernyit. "Ah, sialan. Aku harus mendengarkan ocehannya lagi tentang perjodohan." Ibu dua anak itu tertawa kecil, keduanya pun masuk ke Daycare, di sana mereka disambut oleh anak-anak lain yang dititipkan juga.

"Mama!" Hinata segera menekuk lututnya dan membuka tangannya lebar untuk memeluk Himawari. Anak dan Ibu itu tertawa bersama saat mereka berpelukan. Di belakangnya, Shikadai menyusul dengan membawa sebuah rubik, disusul dengan Inojin yang digandeng ibunya.

"Ayah? Kenapa kau kemari?" Bukan pelukan dan ekspresi senang, Shikamaru hanya mendapatkan tatapan bingung dari kopiannya sendiri.

"Tentu saja untuk menjemputmu."

Shikadai tidak bertanya lagi. Ia hanya mengedikkan bahu dan melihat Hinata juga Himawari masih saling bercanda. Shikamaru juga melihat hal yang sama, ia mulai memikirkan apa sudah saatnya ia mencari Ibu pengganti untuk Shikadai?

"Ckckck, Shika-kun, kau makin tidak terurus, ya. Harusnya kau itu mulai mencari istri, kasihan Shikadai. Kebetulan sekali aku punya kenalan yang cocok untukmu."

EXPLOSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang