Nunew berlari kecil sambil terengah-engah menuju restoran tempat domundi gang sepakat untuk bertemu hari itu. Inilah akibat yang terjadi jika Nunew tidur terlalu malam karena larut dalam pikirannya sendiri sampai-sampai dia lupa waktu.
Beberapa hari ini dia memang sering melamun hingga lupa waktu disela-sela kesibukannya, sampai-sampai tugas sekolahnya dibiarkan menumpuk.
Tapi semua itu bukan salahnya, sungguh. Itu semua salah Zee, Zee dan pesan LINE nya yang terus berdatangan setiap waktu, hanya untuk menanyakan hal-hal sepele, bahkan terkadang LINE yang dikirimkan pemuda itu hanya berisikan sapaan singkat dan ucapan penyemangat jika keduanya tidak bertemu hari itu. Kadang Nunew merasa heran, apa yang sudah terjadi pada Imaginary couplenya itu, karena akhir-akhir ini pemuda yang lebih tua darinya itu begitu rajin menanyakan kabarnya lewat LINE ataupun telpon singkat, ketika sebelumnya pesan singkat yang diterimanya dari Zee hanya berisikan pertanyaan dan informasi mengenai pekerjaan mereka.
Sebenarnya Nunew ingin bertanya kepada Zee mengenai hal itu, tapi semuanya dia urungkan karena Nunew masih menikmati perhatian singkat yang diberikan padanya oleh Zee. Nunew takut, kalau dia menanyakan sebab banyaknya perhatian yang diberikan Zee kepadanya yang melebihi dari biasanya, pemuda itu akan menghentikan deretan pesan LINE dan telpon singkat yang sejak beberapa hari ini terus berdatangan padanya, dan hubungan keduanya yang mulai mendekat akan kembali seperti semula, nunew tidak menginginkan itu.
Sambil menarik nafas yang dalam untuk menenangkan jantungnya yang berdegup kencang, Nunew membuka pintu restoran itu perlahan, berharap jika penampilannya saat ini tidak terlalu kacau. Sebenarnya pertemuan mereka ini bukanlah sesuatu yang resmi ataupun wajib (artis di agensi mereka berinisiatif untuk melakukan pertemuan seperti ini setiap sebulan sekali, atau sekitar itu, untuk mempererat pertemanan dan solidaritas mereka) tapi Nunew selalu berusaha untuk dapat hadir di pertemuan ini, karena di pertemuan ini adalah salah satu kesempatan Nunew untuk bisa bertemu dengan Zee yang memang jarang ditemuinya jika mereka tidak ada kegiatan atau event bersama.
Baru saja Nunew menyapukan pandangannya kesekitar restoran, seorang Pelayan menghampirinya dan menanyakan apakah dia ingin meja untuk satu orang. Dia bilang tidak,
“uhh… saya mencari teman-teman saya. Mereka.. uhh.. segerombolan orang dengan penampilan mencolok?” ujar nunew. Tidak tau harus mendeskripsikan teman-temannya seperti apa.
Tapi bukannya ucapan nunew ada benarnya juga? Gerombolan mereka memang terdiri dari orang-orang yang berpenampilan dan paras yang mencolok. They stand up, bahkan ketika mereka tidak mengenakan pakaian yang fancy dan make up sekalipun.
Pelayan itu menatap nunew heran dan menunjuk pada sekelompok pemuda yang terlihat seperti sekelompok tim sepak bola SMA yang terdengar heboh saling bercanda dan mendorong satu sama lain, layaknya sekumpulan overexited puppy. Nunew menggelengkan kepalanya pada pelayan itu sambil mengerutkan keningnya seolah-olah mengatakan apa dia terlihat seperti anak muda yang belum juga lulus SMA? Nunew lalu penyapukan pandangannya sekali lagi, melihat sekeliling. Tidak ada kelompok besar lain di dalam restoran itu. Tapi kemudian Nunew menyadari jauh di ujung belakang ada satu bilik yang ditempati oleh seorang pria dengan ekspresi datar yang khas di wajahnya, Zee.
Nunew memberi isyarat kepada pelayan itu jika dia sudah menemukan orang yang dia cari lalu berjalan mendekati sosok Zee yang sedang berkonsentrasi memperhatikan layar handphone yang digenggamnya. Nunew mendudukkan badannya di sofa panjang yang bersebrangan dengan Zee dengan sedikit kebingungan, "Hai hia!"
"Nunew!" Zee mendongak dari teleponnya, sapaannya terdengar sedikit terlalu keras, lalu seolah menyadari suaranya yang sedikit nyaring Zee mengernyitkan alisnya dengan kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAUNYA SAMA KAMU [END]
Dragosteketika cincin plastik murahan mulai membongkar rahasia perasaan mereka satu sama lain