DUA

569 78 4
                                    

Saat itu sudah memasuki dini hari, tepatnya jam 2 pagi. Mobil van yang mereka tumpangi membelah jalanan sepi kota bangkong. Di dalam mobil itu hanya ada Zee, Nunew, sopir mereka dan P’Fern (manager mereka) yang sudah tertidur sejak beberapa menit yang lalu di kursi belakang.

Suasana di dalam mobil itu agak canggung, Nunew yang sedari tadi asik memainkan handphone nya dapat melihat di sudut matanya jika Zee sesekali melirik kearahnya dengan penasaran. Tetapi nunew menolak untuk menghiraukan pria yang lebih tua darinya itu karena perasaannya sedang tidak baik-baik saja saat ini.

Hari itu, sejak awal mereka bertemu untuk menghadiri event hari ini, Zee bersikap lebih clingy dari biasanya, sering kali pemuda itu meraih tangan Nunew dan meremasnya dengan lembut, meremas pinggangnya ketika mereka berdekatan, ataupun tersenyum simpul ketika kedua mata mereka bertemu. Nunew tau jika semua itu hanyalah bagian dari fanservice yang seakan menjadi bagian wajib ketika mereka mempromosikan serial yang mereka bintangi. Tapi tetap saja, hal-hal kecil itu mempengaruhi perasaanya terhadap Zee.

Akhir-akhir ini serial cutiepie yang mereka bintangi sedang naik daun, dan couple mereka yang menjadi bintang utama serial tersebut juga ikut mulai dikenal di masyarakat. Banyak yang mengira bahwa hubungan mereka real seolah-olah jika mereka berdua is really in love. Nunew rasa semua itu karena dia yang terkadang terlena dalam imajinasinya sendiri jika mereka berdua adalah pasangan kekasih yang sebenarnya dan perasaannya itu mulai sedikit terlihat bahkan oleh orang asing sekalipun. 

Tetapi tidak mungkin jika Zee juga memiliki perasaan yang sama dengannya, karena bagi pemuda itu, semua ini hanyalah bagian dari pekerjaannya, hanya akting.

Dan nunew butuh agar perasaan dan pikirannya memahami hal itu, agar pada akhirnya nanti perasaannya tidak akan terlalu terluka dan agak mudah diobati jika akhirnya dia dan Zee akan berpisah setelah promo series mereka selesai. Jadi di keheningan malam itu Nunew memilih untuk sedikit menghindari tatapan Zee dan berpura-pura tidak tahu jika pemuda yang lebih tua darinya itu sedang mencari celah untuk memulai percakapan dengannya.

Ponsel di tangan Nunew kembali bergetar untuk yang kesekian kalinya, pesan terbaru dari Tutor tertampil di layar ponsel itu, membuat Nunew mengulum senyumnya. 

Tutor memiliki kebiasaan seperti ini, mengirimkan pesan singkat bertele-tele selama beberapa hari sebelum dia akhirnya mengatakan apa yang sebenarnya dia perlukan dari Nunew. Biasanya semuanya berhubungan dengan Yim. Dan biasanya juga nunew akan mengerti apa yang dibutuhkan temannya itu sebelum tutor sempat mengatakan dengan jelas apa yang dia mau, dan Nunew akan membantunya dengan siap, tapi tidak untuk kali ini. 

Biarlah kali ini temannya itu berusaha sendiri untuk menemukan kesalahannya, dan memperbaikinya. Biar Tutor dan Yim menemukan jalan mereka sendiri untuk mengetahui perasaan mereka yang sebenarnya, Nunew tidak mau terlalu terlibat dalam hal itu, terlalu rumit pikirnya.

“dari Tutor?” 

Nunew sedikit kaget mendengar teguran itu, dia hampir lupa kalau Zee masih terjaga disebelahnya.

“hmm..” angguk Nunew, dia tidak tahu harus menyahut seperti apa.

“sepertinya kalian akhir-akhir ini semakin dekat ya?” 

Nunew menoleh kearah Zee dengan heran, karena nada pertanyaan pemuda yang lebih tua darinya itu sedikit aneh.

“nggak juga ko, masih kayak biasanya.”

“hhmm..” kali ini Zee yang menjawab perkataan nunew dengan senandung ringan sambil membuang wajahnya menghadap jendela disebelahnya yang menampilkan jalanan Bangkok yang mulai sepi.

Nunew yang agak kebingungan dengan respon Zee hanya bisa mengembalikan perhatiannya pada ponsel nya yang terus bergetar, menampilkan pesan berturut-turut dari Tutor.

MAUNYA SAMA KAMU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang