chapter 1

15 5 0
                                    

***


Sebuah kamar sederhana di istana dengan nuansa serba putih yang dihiasi dengan beberapa rak buku di samping kiri ruangan serta bunga tulip putih dan mawar putih di beberapa sudut.

Saat ini kamar itu sedang terlihat ramai oleh anggota keluarga kerajaan, Tabib dan beberapa pelayan. Seorang gadis kecil berusia sekitar lima tahun duduk di pinggir ranjang di mana salah satu kakak nya terbaring lemah tidak sadarkan diri. Dia memeluk tubuh kakaknya dengan perasaan khawatir karena sudah empat hari kakak kedua-nya itu tidak membuka matanya. Raja dan ratu saat ini juga sedang berbincang dengan dokter kerajaan di dekat balkon kamar tersebut.

"Kapan kau akan bangun kak theo," ucapnya menatap wajah pucat kakaknya itu

"Sebentar lagi dia pasti akan bangun," ucap saudaranya yang tertua sambil mengusap kepala gadis itu.

"Kau mengatakan itu dari kemarin kak,"ucap gadis itu  cemberut.

" kali ini Aldrich benar Thea, kak Theo mu pasti sebentar lagi akan bangun,percayalah,"ucap ibu mereka menenangkan.

"Jangan khawatir tuan putri apa yang dikatakan ratu dan pangeran Aldrich benar. Kakakmu, pangeran Theodor akan segera bangun," kata dokter setelah memeriksa keadaan pangeran Theodor.

" Ini semua salahku," gumam thea dan aldrich bersamaan tanpa ada yg mendengar.

~Flashback ~
#2 hari yang lalu

Tuan Putri Allthea dan Pangeran Theodor sedang jalan-jalan di tengah kota tanpa pengawalan karena mereka pergi keluar istana diam diam tanpa memberi tau siapapun. Mereka juga memakai jubah berwarna coklat agar tidak ada yang tau identitas mereka.

"Kak theo, aku mau permen itu," Pinta Thea dengan wajah imutnya yang menggemaskan sambil menunjuk ke salah satu toko yang menjual permen.

"Baiklah tunggu sebentar disini ya kakak belikan permen nya," kata theo sambil beranjak pergi membelikan permen untuk adik bungsu kesayangannya.

Namun saat Theo kembali usai membeli permen dia tidak menemukan adiknya ditempat tadi dia meninggalkannya,dia melihat ke segala arah namun tidak terlihat keberadaan adiknya. Anak bersurai hitam itu panik dan berlari menyusuri kota untuk mencari adiknya.

Theo menghubungi Kakak nya, Aldrich untuk memberi tau tentang hilangnya adik mereka dengan telepati.

Di dunia ini telepati adalah kekuatan yang hanya bisa digunakan oleh orang orang yang memiliki ikatan yang sangat kuat satu sama lain.

Tidak berapa lama kemudian Theo merasakan hawa keberadaan adiknya,itu berasal dari perbatasan wilayah kekaisaran Andromeda, di ujung kota swylvane dipinggir hutan. Theo langsung berlari dengan ke perbatasan dan mencari Putri Allthea disana.

Theo merasa sangat khawatir dan panik disaat bersamaan, dia merasa bersalah karena telah mengajak adiknya untuk keluar tanpa Izin. Andai saja dia tak mengajak adiknya mungkin hal ini tidak akan terjadi, Thea tidak akan hilang, mereka akan masih bersama bermain di dalam istana dengan saudara mereka yang lain.

Theo mencoba menghubungi adiknya dengan telepati namun tak berhasil, itu bisa terjadi ketika yang dihubungi tak sadarkan diri. Karenanya Theo semakin cemas saat ini, keringat bercucuran dari keningnya karena sedari tadi berlari. Theo tau fisiknya mungkin lebih lemah dari saudaranya yang lain tapi demi adiknya dia rela berlari sejauh apapun untuk menemukannya.

'Kau dimana?' muncul sebuah suara di kepala Theo.

' Di perbatasan timur kota Swylvane,' sahut Theo menjawab suara tersebut.

'Tunggu disana, kami akan segera sampai' ucap suara itu lalu memutus telepati.

"Sihir pelacak!, kenapa tak ku gunakan dari tadi!" Theo baru saja teringat ada sihir yg bisa melacak keberadaan adiknya, Theo menepuk jidatnya akan kebodohannya sendiri . Anak bermanik hitam kecoklatan itu memejamkan matanya berusaha memfokuskan pikiran nya untuk menggunakan sihir pelacak.

永遠の絆 | Eien No KizunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang