◾ Chapter | 02

2.1K 98 0
                                    

••••

Athena, Yunani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Athena, Yunani

Dalam hidupnya tidak pernah sekalipun Jillian membayangkan jika dirinya akan menginjakkan kakinya di negara antah berantah ini.

Barang-barang pemberian nenek itu sangatlah lengkap dari kartu identitas hingga pasport ada didalamnya, hal itulah yang membuat Jillian bingung, bagaimana bisa dia tahu semua tentangnya, bukankah untuk membuat semua itu harus dilakukan secara langsung. Kepalang tanggung, sudah dia lakukan. Jadi maju saja.

Meskipun tetap saja, semuanya tidak masuk akal.

Setelah melakukan penerbangan belasan jam, Jillian bisa sampai di ibu kota negara ini, dia ingin segera mengistirahatkan badannya. Jillian tidak khawatir dengan perutnya karena dipesawat tadi disediakan makan beberapa kali.

Jillian berdiri di antara banyaknya manusia. Mengunggu orang yang akan menjemputnya. Sesuai dengan catatan yang ada ditangannya. Entah asli atau tidak, Jillian tidak tahu. Dirinya seperti anak yang hilang, celingukan sendirian diantara orang-orang yang berlalu lalang.

"Miss Jillian?" seorang pria yang terlihat berusia tiga puluhan tiba-tiba berdiri didepannya membuat Jillian mundur beberapa langkah karena kaget dengan sosoknya yang tinggi besar. Untung saja dia tidak memiliki penyakit jantung.

"Ikuti saya," karena dari tampangnya yang tidak terlihat mencurigakan, Jillian memutuskan untuk mengikutinya. Tidak lupa juga dengan menyampirkan kembali ransel dibahunya yang sebelumnya dia letakkan di lantai.

*note: Mulai dari sini anggap semua percakapan menggunakan bahasa Inggris.

Jillian tidak bertanya kemana dia akan dibawa pergi karena sejak dia memutuskan, semua yang diperintahkan padanya akan dia ikuti. Meskipun dia sedikit ragu dengan janjinya sendiri. Lebih baik dia ikuti dulu saat ini, untuk yang akan terjadi kedepannya dia tidak mau pusing-pusing memikirkannya.

Tidak tahu saja jika kedepannya kehidupannya akan berubah seratus delapan puluh derajat.

Mobil yang membawanya berhenti di sebuah rumah sederhana membuat Jillian mengikuti pria yang belum dia ketahui namanya, yang sudah lebih dulu keluar.

"Ini tempat tinggal nona Jillian untuk sementara." pria itu menyerahkan sebuah kunci pada Jillian yang diterimanya dengan ragu.

"Terima kasih paman?"

"Nona Jillian bisa memanggil saya Aebi."

"Kalau begitu paman Aebi bisa panggil saya Lily."

Aebi merogoh saku jasnya, "Baik Lily, kalau butuh sesuatu kamu bisa hubungi nomor paling atas yang sudah saya simpan." kemudian menyerahkan sebuah ponsel pada Jillian.

"Sekali lagi terima kasih paman." Jillian membungkukkan badannya.

Jillian masuk kedalam rumah setelah Aebi pergi kembali. Melihat keseluruh rumah yang menurutnya sangat nyaman, entah sampai kapan dia akan tinggal disini.

LABYRINTHINE [Editing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang