Selamat membaca!
.
.
.
.
.
Malam itu adalah terakhir kalinya Xiao Sa menerima pesan dari Ye Mi. Tidak peduli seberapa banyak pesan yang dikirim, dia tidak pernah mendapatkan satu pun balasan. Dia menjadi bingung sekaligus khawatir. Banyak kemungkinan-kemungkinan negatif yang menghantui pikiran. Di antaranya mengenai kondisi kesehatan, tetapi itu menjadi kemungkinan yang kesekian mengingat fisik bugar yang dimiliki pihak lain. Ye Mi memiliki penampilan fisik yang seolah-olah tidak akan tersentuh oleh penyakit sehingga kemungkinan lain yang terpikirkan adalah mungkin saja lelaki tampan itu sedang dibatasi oleh sosok yang bersembunyi di balik kata "Nyonya". Xiao Sa tidak tahu dengan pasti siapakah wanita tersebut, yang jelas ada sesuatu tidak nyaman yang bergerak-gerak di hatinya ketika teringat akan betapa sering si nyonya menghubungi Ye Mi. Tentu bukan orang yang memiliki kedudukan tidak penting, bisa jadi dia benar-benar istri Ye Mi.
"Sshhh …" Xiao Sa mendesis seiring kepala digoyangkan ke kanan dan ke kiri dengan tajam. Dia membuang pulpen yang berada di dalam genggamannya demi melayangkan banyak pukulan di kepala. Dia tidak ingin semakin mengarang spekulasi dengan kebenaran yang belum pasti. Namun, di sisi lain dia benar-benar ingin mengetahui alasan yang mendasari lelaki tampan itu menghilang dalam satu kedipan mata.
Kegiatan Xiao Sa cukup menarik perhatian seorang teman yang berada di sebelahnya, Hero Fiennes. Lelaki itu tersenyum geli ketika menatap pergerakan lucu milik pihak lain. Sejak pertama bertemu, dia merasa ingin selalu dekat dengan Xiao Sa sebab merasa penasaran dengan kepribadian lelaki manis yang dirasa cukup unik itu. Siapa sangka setelah satu bulan mengenal lebih dekat, Xiao Sa mampu menduduki singgasana di hati Hero.
Benar, Hero menyukai Xiao Sa, tetapi perasaannya masih disembunyikan dengan baik.
"Ada apa?" Hero memandang Xiao Sa dengan penuh cinta, sementara yang dipandang segera menggeleng dan mulai menjatuhkan kepala di atas meja.
Embusan nafas panjang Xiao Sa membelah angin yang hilir mudik di depan wajah. Kemudian, dia memajukan bibir bagian bawah untuk meniup angin ke atas hingga poninya bergerak lucu. Hero merasa gatal untuk tidak membelai poni tersebut, sedangkan Xiao Sa sama sekali tidak menolak perlakuan agak intim milik pihak lain. Selama dia belum mengetahui perasaan cinta Hero, dia akan menganggap lelaki itu sebagai sahabat sejatinya.
"Tidak mau bercerita?" Hero masih berusaha menggali kegelisahan pada diri Xiao Sa.
Xiao Sa merasa tidak enak hati sehingga dia mulai mengungkapkan apa yang menjadi kegelisahannya, "Dia tidak membalas pesanku lagi."
Senyuman di wajah Hero memudar secara perlahan, dia tahu dan telah banyak mendengar cerita Xiao Sa mengenai Ye Mi. Itulah alasan kenapa dia tidak berani mengungkapkan isi hati. Xiao Sa memiliki perasaan kepada orang lain. Meski lelaki manis itu masih menyangkal hal tersebut dengan dalih dia hanya akan jatuh cinta kepada mafia, tetapi Hero dapat membaca dengan baik perasaan yang terbit di mata Xiao Sa setiap kali membicarakan tentang Ye Mi.
"Kamu menyukainya?" tanya Hero untuk yang kesekian kali.
"Tentu tidak, aku hanya sedikit khawatir," balas Xiao Sa tanpa pikir panjang.
Hero mengangguk paham, tetapi masih tidak ingin menyerah. "Untuk apa kamu mengkhawatirkannya?"
Xiao Sa membuka bibir dengan cepat, tetapi tidak ada satu pun kata yang dilontarkan. Tidak dapat dipungkiri, dia juga merasa tidak yakin dengan perasaannya terhadap Ye Mi. Apakah itu cinta atau hanya sekedar kekaguman biasa? Xiao Sa tidak tahu, yang jelas dia merasa kosong ketika pihak lain mulai menghilang dari hidupnya. Dia berpikir, mungkin itu adalah efek dari kebosanan sebab tidak ada lagi yang mau bertukar pesan dengannya. Tidak ada lagi yang akan membalas semua ocehan tidak jelasnya, juga tidak ada lagi yang akan bertukar pesan dengannya hingga dia ketiduran.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GLOOM S.2 (YIZHAN)
FanfictionThe Gloom Season 2, jangan lupa mampir ke The Gloom Season 1 dulu. Tentang perjalanan hidup si kembar, Chen Yu dan Xiao Sa, dalam menggapai impian. Kebersamaan Chen Yu dan Xiao Sa harus terhalang oleh cita-cita. Keinginan untuk menjelajahi negeri or...