We Need To Talk - Bbangsaz

3K 134 2
                                    

Siang ini matahari terasa sangat terik, suasana di kelas saat itu sangat tenang. Hanya ada beberapa murid yang berada di dalam kelas, sebagian besar mereka sudah pergi menuju tempat kelas tambahan di lakukan. Bel akan berbunyi 5 menit lagi tetapi Minji masih engan berdiri dan berjalan menuju tempat kelas tambahan di lakukan. Kelas Minji perlahan dipenuhi dengan murid-murid kelas tambahan mata pelajaran kimia, di tahun ini Minji mengambil kelas tambahan Bahasa Indonesia, andai saja kelas tambahan bukan suatu hal yang wajib di lakukan, pasti Minji sudah kabur ke kantin.

"Ji.. mau ke kelas sebelah ga?" Tanya Haerin.

"Duluan aja rin, masih males sama kejadian kemaren" Jawab Minji

"Dipikirin terus, hari ini pasti ada kesempatan ngobrol sama Hanni, percaya deh." Bujuk Haerin

"Lo kan bukan anak bahasa rin."

"Yang bilang gue anak bahasa siapa? Gue mau ke kelas Sosiologi, kan searah jadi sekalian aja."

"Yauda ayo-ayo"

Dengan pasrah Minji berjalan menuju kelas X IPA II, tepat berada disebelah kelasnya, sedangkan Haerin masih berjalan sampai ujung lorong gedung untuk ke kelas tambahan matpel sosiologi.

Minji melihat keadaan kelas X IPA II, matanya berbinar saat kursi disebelah Hanni kosong, dengan gesit ia menempati kursi tersebut sebelum ada orang lain yang menikungnya. Ia tersenyum seolah-olah habis mendapatkan sesuatu yang menakjubkan.

Baru sebentar Minji duduk, Hanni langsung curiga mengapa Minji terburu-buru menempati kursi kosong di sebelah Hanni, padahal saat Minji masuk kelas beberapa murid sudah memanggilnya agar ia duduk disebelah mereka. Sayangnya semua ajakan tersebut Minji tolak.

"Pasti mau nanya soal Geografi tadi." Tebak Hanni.

Minji mengeluarkan wajah kebingungannya. "Emang kenapa soal Geografi?"

"Loh tadi kan UH, habis kelas tambahan ini jadwalnya kelas kamu yg matpel geo" Jawab Hanni.

"Minggu kemaren aja kelas aku ga belajar, gurunya baru masuk udah minta request pulang cepet, alhasil kita semua pulang." Jawab Minji.

"Ga kaget sih, kelas kamu kan udah terkenal masalah pulang cepet." Minji tersenyum mendengar ucapan Hanni, pasalnya yang Hanni bilang benar 100%.

"Kalau pun nanti UH tinggal nego, btw Han, We Need To Talk." Ucap Minji dengan nada serius.

"Hah apaan?? Tiba-tiba banget, mau ngomongin apa?"

"Itu.. Kakak kamu kan anak IPS, terus kata temen-temen nanti kelas sebelas ada belajar antropologi, antropologi itu ngapain sih?" Tanya Minji.

Hanni menghembuskan nafasnya pelan, ia kira Minji akan membahas masalah serius tentang kakaknya. Sebenarnya akhir-akhir ini Minji sering membicarakan kakaknya Hanni, ntah kenapa setiap Minji excited membicarakan kakaknya Hanni, Hanni  merasa sedikit cemburu, tetapi ia ragu dengan perasaannya.

"Kalau cuma mau nanya tentang antropologi mending cari di google, gausah ngide minta kontak kakak aku ya" Jawab Hanni.

"Ah kamu mah ga membantu.."

Setelah itu Minji dan Hanni sibuk dengan pikiran masing-masing, mereka mencoba menyibukan diri dengan membaca buku pelajaran tapi tetap saja rasa ingin mengobrol bersama terus muncul.

"Gimana LDK kemaren? Kamu kelihatan capek banget tapi tetep sekolah.." Tanya Minji sambil melihat tangan kecil Hanni yang terletak diatas meja, setelah itu Minji menggenggam tangan Hanni dengan nyaman.

"Tangan kamu kok dingin Ji?" Tanya Hanni karena saat Minji menggenggam tangannya, suhu tangan Hanni tiba-tiba berubah.

"Bukan tangan aku yang dingin, tapi kamu yang anget, lagi sakit ya?" Tanya Minji khawatir, ia dapat melihat rasa lelah yang terukir jelas di wajah Hanni.

"Kok tau?"

"Kalau ga kuat ikut OSIS ya tinggal mengundurkan diri aja Han, jangan maksain, kalau kamu sakit dan ketinggalan pelajaran yang rugi kamu. Lagian tujuan kamu ke sekolah untuk belajar, bukan untuk jadi babu sekolah."

Lagi-lagi Minji memberi ceramah pada Hanni, pasalnya Minji memang membenci OSIS, organisasi ini yang membuat nama kelasnya menjadi buruk. Karena banyak anak OSIS yang berada dikelas Minji, setiap mereka pasti pernah menjadikan rapat sebagai waktu untuk bolos. Terlepas dari itu, banyak hal yang membuat Minji membenci OSIS, salah satunya karena ia khawatir dengan Hanni.

"Mulai deh.. ngomong kaya gitu lagi, aku kan udah bilang, izinin aku bertahan selama satu periode ini ya? Setelah itu aku janji aku bakal lebih fokus sama diri sendiri dan keluar osis.. ya ya ya??"

"Kamu juga udah sering ngomong itu.." Jawab Minji dengan nada mengambek.

Keduanya sontak tertawa lepas, percakapan ini sudah sering mereka lakukan, ketika Hanni sakit, Minji mulai menyalahkan osis karena yang ia tau semua yang terjadi pada Hanni adalah salah osis.

Setelah tertawa mereka hening sebentar, tanpa percakapan apapun.

"Makasih udah peduli ya.." Ucap Hanni.

Minji melirik Hanni, mata mereka bertemu. Minji mengeluarkan senyum manisnya sambil mengangguk kecil.

"Sama-sama Sayang.."

New Jeans OneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang