Bab 2 ( Rumah Sakit Berdarah)

22 1 2
                                    

"Yan, coba ke sini!" panggil salah satu dokter kandungan bernama Bu Aminah. Sembari menunjuk lantai yang masih kotor dengan bercak darah.

"Oh iya maaf, saya lupa membersihkannya, " jelas pria yang bernama Hayan.

"Kemarin sudah saya bersihkan, tapi hari ini kok masih ada lagi ya?" pikirnya.

"Saya ingin ini segera dibereskan ya," ucap Bu Aminah dengan tersenyum.

Hayan yang penasaran pun bertanya,
"Kemarin ada kejadian apa lagi Bu?"

Bu Aminah menghela napas, sebelum akhirnya ia berbicara pelan.
"Sebenarnya kemarin malam, saya melihat seorang pria membawa wanita dan anak bayi di rumah sakit, sebelum saya pulang."

"Sayangnya,...."

Tiba-tiba ada salah satu dokter memanggil Bu Aminah untuk segera ke ruangan. Hayan hanya bisa tersenyum dan menahan rasa penasarannya. Ini sungguh aneh buatnya, Siapa pria yang membawa wanita penuh darah seperti itu ke rumah sakit? Apa dia telah membunuh wanita itu? Seketika bulu kuduk Hayan berdiri membayangkannya!

***

Hayan terduduk di kursi rumah sakit sembari istirahat. Kehidupannya hanyalah sekedar menjadi Office Boy di rumah sakit yang bernama RS. Bhakti Pertiwi, sejak 3 tahun yang lalu. Waktu itu, ia hanyalah seorang tukang kebun di rumah Pak Harno, kini ia lega bisa mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang lumayan di rumah sakit.

"Enak banget sekarang Pak Harno, bisa menjadi orang sukses dan menawarkan pekerjaan hebat ini ke saya."

Hayan mulai menikmati hembusan angin di taman rumah sakit itu. Suasana siang itu memang tampak ramai dipenuhi suara anak-anak dari keluarga yang sedang berkumpul di tiap ruangan. Sudah lama semenjak kabar mengerikan yang terjadi di rumah sakit ini. Banyak kisah horror yang katanya akan membuat bulu kuduk berdiri. Tapi untungnya Hayan masih betah-betah saja untuk bekerja demi uang membiayai hidupnya.

"Heh Yan! Kamu kok malah ngelamun si sore-sore gini, gak baik tau!" ucap seorang pria bertubuh tegak dengan wajah khawatir. Kumis Tarno, merupakan ciri khas dari teman satu bangku SMP Hayan. Ia pun tak menyangka bisa bekerja bersamanya di rumah sakit ini.

Hayan baru-baru saja bekerja di rumah sakit yang ditawarkan oleh Pak Harno. Melihat temannya Tarno juga bekerja disini, ia semakin bersemangat. Meski Tarno adalah orang yang lebih tahu banyak tentang pekerjaan di rumah sakit yang biasanya bisa dikerjakan sampai larut malam jika dibutuhkan.

"Jadi orang tu, jangan sering ngelamun tau Ndak? Di rumah sakit, segala macam yang namanya makhluk halus juga tetap ada." Begitulah celoteh Tarno sembari ikut duduk beristirahat di samping Hayan.

Retakan di Jalur Undangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang