Part 1🥀 ⚠️18+

302 34 126
                                    

⚠️🥀Happy Reading🥀⚠️

"Gue bukan si pengingkar Janji!"
~Zherani Arfiano~

1. Sebuah Janji.

Derap langkah kaki gelisah dengan jantung yang berdetak kencang di keramaian jalanan  kota, Di sepanjang jalan terlihat masih banyak toko yang terbuka. Banyak manusia-manusia melangkah di bawah guyuran rintik-rintik hujan seakan itu bukanlah penghalang. Ada yang sendirian, berdua, maupun berkelompok.

Sepasang kaki jenjang berbalut sneakers putih berjalan cepat, sesekali berbalik ke belakang dengan wajah panik.

Jantungnya semakin berdetak kencang ketika melihat segerombolan laki-laki bertubuh besar masih mengejarnya.

Gadis itu melirik jam yang melingkar di tangannya, Jarum jam menunjukkan pukul sebelas malam. Suara kaki melangkah berirama dengan jantung yang berdetak panik, langkah gadis itu terhenti ketika lengannya tiba-tiba di tarik paksa ke dalam gang sempit oleh lengan yang entah dari mana.

Mata gadis itu membulat sempurna dengan mata yang berkaca-kaca, mulutnya di sekap oleh tangan orang itu, ia tidak bisa melihat wajah laki-laki itu karena ia berdiri membelakanginya dengan kedua tangan laki-laki itu melingkar membekap dan memeluknya.

"Jangan berisik kalo lo enggak mau ketahuan!" Tekan laki-laki itu perlahan melepas bekapannya karena tidak ada pemberontakan dari gadis itu.

Gadis itu bernafas lega ketika melihat wajah cowok di hadapannya dengan cahaya yang remang-remang.

"Ngagetin!" Cicit gadis itu memukul cowok di hadapannya.

Cowok itu terkekeh sambil mengusap lengannya, "Ngutang penjelasan lo sama gue," ia menoyor kepala gadis itu pelan.

"Apaan? Orang cuman jalan-jalan doang!"

"Jalan-jalan kok pake seragam!" Cibir cowok itu, memasukkan tangannya di saku jaket.

"Niatnya sore-an mau pulang tapi keburu ketemu sama anak buahnya Patroy!" Jelas gadis itu.

Mereka melangkah keluar dari gang, melihat kiri-kanan memastikan orang-orang yang tadi sudah tidak ada di sana, setelah merasa aman mereka melangkah menyusuri jalanan yang semakin malam akan semakin ramai.

"Di bilangin jangan berkeliaran kalo enggak ada gue! Kepala batu sih lo!"

Zhera mendelik tajam menatap Ardan di sampingnya, "Gue enggak selemah itu, yang harus berlindung di naungan lo setiap saat!"

"Tuh kan, batu banget!" Ardan merangkul Zhera tetapi gadis itu menepis kasar tangan Ardan.

"Bodo amat!" gadis itu melangkah melewati Ardan.

Ardan mendengus menatap punggung gadis yang memakai seragam sekolah di depannya, "Bocil prik!" Umpatnya.

Zhera berbalik tepat Ardan yang berhenti juga, mereka saling tatap, "Bapak-bapak Bangsat!" umpatnya menatap tajam Ardan yang lebih tinggi darinya.

Ardan mencium singkat bibir Zhera, melangkah meninggalkan gadis itu yang sudah melemparkan segudang cacian kepadanya.

"Ingat!" Ardan berjalan mundur, menunjuk Zhera dengan senyuman nakal, "Seluruh bagian tubuh lo! Hanya milik Ardan seorang bitch!" Teriaknya melempar kecupan terbang sebelum berbalik.

"Keparat lo anjing!" umpat Zhera berlari kencang ke arah cowok itu lalu memukul kepala Ardan.

"Mulutnya manis banget sayang," Ardan merangkul Zhera, mendekatkan tubuh gadis itu lebih dekat ke sisinya.

Scope Of Life (NHS 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang