3. Everything is so new to me

2 0 0
                                    


"Hani ah, waeyo.." suara isakan tangis terdengar menggema di ikuti beberapa isakan lainnya, setiap kata yang  keluar dari mulut  orang orang dalam ruangan itu terdengar sangat menyedihkan.

" eottokhae-yo chigeum??" Tiba- tiba salah satu suara itu terdengar biasa saja.

"Ayo kembali ke dorm,  kemudian istirahat. bersiaplah untuk fansign besok." Ucap seorang laki laki kemudian langkah kaki terdengar keluar menjauh dan diakhiri dengan suara pintu tertutup.

Selang 5 menit setelah kepergian segerombolan orang-orang tadi, Gadis yang terbaring di ranjang itu perlahan membuka matanya. Terlihat beberapa bekas luka pada Wajah cantiknya, kulit putih dan rambut panjang, selang oksigen yang masih menempel di hidungnya menggambarkan bahwa ia sedang tak baik baik saja.

Perlahan matanya bergerak melihat keadaan sekitar, merasa tak puas hanya dengan memandang setengah dinding keatas, akhirnya ia mencoba menggerakkan kepalanya sambil menahan rasa sakit, pandangannya terfokus pada seorang perempuan tengah berbaring di sofa dengan mata terpejam.

Wajahnya tak bisa dikenali, beberapa tulisan di ruangan ini juga tak terbaca olehnya entah matanya yang salah atau suatu kesalahan telah terjadi pada otaknya, kini gadis itu berusaha mendudukkan diri  namun sayang ia tak bisa.

"Aakh~" rintihnya pelan  ada banyak rasa sakit ditubuhnya sehingga sulit untuk bergerak bebas. Pada akhirnya ia memutuskan untuk kembali ke posisi awal, dan kembali terlelap untuk memulihkan kembali tenaganya.

***

"Bagaimana keadaanya dok?" Perempuan yang sama dengan yang dipandang gadis itu bertanya dengan raut wajah panik.

"Sepertinya luka di kepalanya yang disebabkan oleh benturan cukup memberi efek, saat ini pasien tidak bisa mengingat siapa dirinya, jika saya perkirakan 70% ingatannya hilang"

"Jadi berikan pasien istirahat yang cukup, jika ingin mengembalikan ingatan pasien haruslah secara bertahap dan perlahan jika dipaksakan pasien bisa saja mengalami sakit kepala hebat hingga parahnya depresi dan gila jadi haruslah dengan lembut" gadis yang terduduk di ujung ranjang  itu hanya diam menatap dua orang yang berdiri cukup jauh darinya, keduanya seperti sedangembicarakan hal serius.

"Jangan menekannya" jelas sang dokter, yang diberi arahanpun hanya mengangguk memberi isyarat bahwa dirinya paham dengan arahan tersebut.

"Kami sarankan untuk tetap rawat inap seminggu ini untuk melihat perkembangan pasien lebih detail."saran dokter sebelum kemudian pamit pergi.

"  r u okay?"tanya perempuan itu kepada gadis yang tengah terduduk di ranjang itu kemudian  hanya di jawab anggukkan kecil.

Kemudian matanya kembali menatap langit-langit kamar, dan beralih pada jendela yang mana keadaan di luar masih sangat terang, beberapa gedung  ini sama sekali tak menggambarkan tempat yang ia kenali.

Hani pov

Ini dimana, apakah aku berada di dimensi dunia lain, atau aku sedang melakukan time traveling. Apakah ini semua nyata? Siapa diriku, Jika ini mimpi mengapa rasa sakit ditubuhku ini nyata, tapi gedung gedung di luar sana terlihat  sangat berbeda seperti aku belum pernah melihatnya , aku aku siapa sebenarnya apa yang sedang terjadi?

Aku mengangkat kedua tanganku, selang infus yang menempel di tanganku ikut serta. kemudian  menatap perempuan yang berbicara dengan dokter tadi kebetulan perempuan itu menatapku dengan tatapan prihatin.

" You must be wondering why you are here and who are you, right? "
Perempuan itu mendekat dan duduk di atas ranjang sebelah kakiku, aku hanya membalasnya dengan anggukan kecil.

"Ok, tapi saat aku beritahu cobalah untuk tenang, aku akan memberitahumu dengan perlahan jadi terima saja jangan menentang fakta yang ku ucapkan" aku mengangguk mendengar instruksi darinya, akupun sangat penasaran jadi aku akan berusaha untuk tenang dan bersiap untuk segala kebenaran yang akan terungkap.

Bigger Than The Whole SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang