𝘾𝙝𝙖𝙥𝙩𝙚𝙧 𝙛𝙤𝙪𝙧

218 17 3
                                    


Cuaca disalah satu dataran tinggi yang berada di China kini sedang tidak bisa di prediksi. Terkadang begitu terik dan terkadang tiba tiba di guyur oleh hujan yang begitu deras.

Beberapa kali helaan nafas terdengar dari mulut lelaki tinggi bernama Lai Guanlin. Baru saja beberapa puluh menit yang lalu produser dan sutradara mengabari jika kemungkinan estimasi waktu syuting drama ini bisa melesat lebih lama dari perkiraan. Itu tandanya berarti dia harus lebih lama berada disini dan tidak bertemu kekasihnya.

"Guanlin" panggil seseorang yang membuat Guanlin tengah bersandar pada salah satu sofa di ruang tunggunya itu menoleh.

"Hai Zhiy" sapanya

Zhiya, lawan mainnya tersenyum menutup pintu dan berjalan mendekat ke arah Guanlin. Ia mendudukan dirinya disamping Guanlin.

"Kenapa?"

"Kenapa apanya?" Tanya balik Guanlin

Zhiya terkekeh. "Kenapa menunggu sendirian disini? Semuanya sedang makan di luar, kenapa kamu masih disini?"

"Ah.. aku cuma ingin istirahat"

"Istirahat? Maaf, aku ganggu ya?"

Guanlin menggeleng. "Tidak. Santai saja. Ada apa kesini?"

"Hanya ingin mengobrol. Kita pasangan.. di drama. Jadi harus banyak mengobrol untuk membangun chemistry, bukan?"

Guanlin terkekeh dan mengangguk menyetujui.

"Apa kau di Korea memiliki kekasih?" Tanya Zhiya yang membuat Guanlin sontak melebarkan matanya namun buru buru ia mencoba bersikap biasa.

"Aku? T-tidak ada" bohong Guanlin

"Kenapa? Kau tampan dan berbakat. Kau pekerja keras juga, tidak mungkin tidak ada yang menyukaimu kan?"

Guanlin terkekeh. "Menjalin hubungan bukan prioritasku untuk saat ini"

"Ah sayang sekali. Padahal aku mau mendekatimu" lanjut Zhiya sembari menepuk pundak Guanlin. "Bangunlah, ayo kita makan siang bersama, syuting akan dilanjutkan jika hujannya sudah redah"

Guanlin sedikit bingung, namun ia akhirnya mengangguki ajakan Zhiya.

Di lain sisi, di negara seberang, kekasih Lai Guanlin tengah mengerjakan beberapa pekerjaannya hari ini. Tidak kalah dari kekasihnya, ia juga mendengus kesal beberapa kali.

"Ahhh! Kenapa aku harus batuk disaat mau recording sih?!" Kesalnya

"Itu karena kau makan ice cream malam malam. Kan aku sudah memperingatkanmu, Huang Renjun" kesal Yangyang karena ia sudah memperingatkan Renjun agar tidak makan ice cream tengah malam. Bahkan tadi pagi, Yangyang melihat ada lima bungkus kemasan ice cream di sampah apartemen mereka.

"Kalau begitu kita tunda dulu gimana?" Tawar Kun

"Hyung, tapi bukannya udah gak ada waktu lagi ya? Tiga hari lagi kan sudah harus di unggah? Kalau misal besok, berarti Hyung yang harus bergadang buat ngolah suara Renjun?" Tanya Yangyang, memang dari agensi memberi deadline tiga hari lagi sudah terunggah lagu yang Renjun cover, karena hari itu bertepatan dengan ulang tahun Renjun.

Kun berbalik, mengetuk meja beberapa kali. Sedangkan Renjun, ia masih memijat pelan tenggorokannya karena merasa gatal.

Tokk tokkk

Ketukan pada pintu ruang recording membuat ketiganya menoleh, tidak lama ada seseorang bertubuh tinggi yang masuk.

"Hyung?"

"Eh Shohei? Ada apa?" Tanya Kun kepada Shohei yang berdiri di ambang pintu. "Masuk aja" lanjut Kun

Shohei masuk dengan beberapa tentengan di tangannya.

TRIANGLE | GUANREN ft SHOHEI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang