◾ Chapter | 04

1.9K 78 0
                                    

••••

Santorini, Yunani

"Halo Cyrano." Kay menerima uluran tangan pria paruh baya didepannya untuk berjabat tangan yang hanya sekedar basa-basi.

"Tuan Dario." Kay kehilangan rasa segan nya pada pria yang ada di depannya karena sudah membuatnya menunggu. Membuang waktunya yang mahal.

"Maaf terlambat, biasalah laki-laki tua." pria itu melambaikan satu tangannya, menganggap keterlambatannya adalah hal yang sepele.

Kay memicingkan matanya seraya menatap Dario dengan tajam, "Lain kali anda harus menghubungi sekertaris saya untuk mengkonfirmasinya."

"Baiklah-baiklah, itu tidak akan terjadi lagi," Dario mengepulkan asap dari mulutnya seraya melihat suasana di sekitarnya. "Seperti biasa aku ingin mengirim barang tapi kali ini jumlahnya cukup besar." lanjutnya.

"Untuk kali ini tidak bisa karena ada sedikit masalah dengan orang-orang pemerintahan." Kay menaikkan tangannya lalu menggerakkan jari telunjuknya agar Elger yang berdiri tidak jauh dari keduanya untuk mendekat.

Elger menyerahkan sebuah iPad pada Kay lalu menunjukkan sebuah artikel pada Dario.

"Sialan, bagaimana bisa!" Dario menggebrak meja yang ada di antara keduanya.

"Bisa saja," Kay berkata dengan santainya. "Anda ingin menggunakan saya setelah membuat kekacauan ini? Jelas tidak bisa." lanjutnya dengan kekehan.

"Cyrano, berapa pun akan aku bayar asalkan kau mengirimkan barang ini, apa perlu aku berlutut di depanmu?" Dario berkata dengan panik. Keringat mulai mengalir dari pelipisnya.

"Tetap tidak bisa, barang-barang haram milikmu sudah berada di tangan pemerintah." Kay beranjak diikuti Elger di belakangnya meninggalkan Dario yang terkena serangan jantung setelah mendengar perkataan Kay.

Jangan kira selama ini pekerjaan Kay bersih, dia juga mengirimkan barang-barang ilegal seperti senjata api, manusia, bahkan narkoba bisa terkirimkan langsung olehnya tanpa sulit.

Para polisi di kota ini menganggap Kay seperti sebuah ancaman mematikan karena ketika mereka melakukan pemeriksaan atas laporan tentang penyeludupan barang-barang terlarang mereka selalu gagal karena tidak terbukti adanya.

Kay tidak memiliki identitas yang pasti karena yang mereka tahu Kay hanya seorang pemilik perusahaan pelayaran. Tapi ada yang mengatakan bahwa Kay itu adalah anak seorang yang paling berpengaruh di negara ini. Itu pun hanya desas-desus saja.
.
.
.

Kay kembali ke Mansion nya pada malam hari. Dia memerintahkan seorang pelayan agar memanggil Jillian untuk makan malam, tapi pelayan itu kembali sendiri tanpa gadis itu.

"Maaf tuan, tapi nona Jillian sudah tidur saya tidak berani untuk membangunkannya." jawab pelayan itu dengan suara yang sedikit bergetar.

"Dia sudah makan?"

LABYRINTHINE [Editing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang