1. Komedi Sureal

437 20 9
                                    

Komedi Sureal : Humor surealis adalah bentuk humor yang didasarkan pada pelanggaran yang disengaja dari penalaran kausal, menghasilkan peristiwa dan perilaku yang jelas tidak logis.

❄ ❄ ❄ ❄ ❄ ❄ ❄

Nama gue adalah Anugerah Bubeyan. Dipanggil Anu, dijuluki orang-orang sebagai si Anu Gerah Butuh Belaian. Gue seorang anak SMA introvert yang dijodohkan dengan CEO muda perusahaan teknologi tersohor di Indonesia. Alexander sang CEO juga terpaksa menikahi gue karena hutang budi orang tuanya. Sepulang sekolah gue bakalan dia jemput dengan mobil Ferrari dan dia bawa untuk makan malam mewah sebelum malamnya dia akan memuaskan gue dengan kont...

"Anugerah, silahkan menjawab pertanyaan di Papan tulis." Suara Pak Bram di depan kelas memecah konsentrasi gue yang lagi seru-serunya.

Terpaksa gue maju ke depan kelas dengan gugup karena dari awal mulai kelas Matematika ini gue gak memperhatikan apapun. Sepatu gue robek, ketiak basah, bibir kering, leher item, gak ada yang bisa dibanggakan dari diri gue seorang Anugerah. Udah jelek, banyak ngimpi, halu, bodoh pulak. Si bodoh ini maju tanpa sedikitpun bayangan apa yang bakal gue tulis di Papan tulis, mana lebih banyak hurufnya daripada angka, cih.

"Silahkan dijawab." Pak Bram berdiri dari kursinya, menatap gue yang kebingungan lalu menunjuk jawaban lain di sebelah pertanyaan gue.

"Ini, kamu buat persamaan yang begini dulu. Masuki nilai X nya, baru di bagi sama akar dari ... " Dia ngomong apasih.

Baju kemeja yang dia pakai tampak ketat dan ngebuat mata gue fokus di badannya yang aduhai. Pak Bram mendekat, memegang kepala gue dan tersenyum. Dia mendekati mulutnya ke telinga gue dan berbisik.

"Kalau gak bisa jawab gak usah maju Nu!"

Mulut nya bau telor rebus, kumis berubannya naik turun waktu memukul kepala gue dengan buku tebal yang dia pegang. Perut buncitnya pengen gue tusuk pake spidol biar kempes saking kesalnya gue. Badannya memang aduhai, aduh pengen gue lindes pakai truk biar tercerai berai. Kalo bukan guru udah gue tendang nih lututnya.

"Kalau kamu tidak niat belajar, keluar dari kelas saya!" marahnya sambil menunjuk pintu keluar.

"Ma-af pak saya emang lagi kurang fokus hari ini" gue menunduk memelas. Sesekali gue memegang kening, kali aja dikira demam dan dimaafin yekan.

"Keluar! Hari ini kamu saya anggap tidak masuk kelas saya!" teriak bapak tua bangka itu.

"I-iya pak" Gue berjalan keluar kelas dengan perasaan marah, kesal, dan yang paling dominan adalah malu.

"Lihat itu, itulah ciri pelajar yang menyerah dalam menuntut ilmu, tidak berjuang untuk tetap di dalam kelasnya. Di luar sana banyak anak-anak miskin yang berjuang untuk bisa sekolah, sedangkan dia keluar begitu saja dari kelasnya. Namanya saja Anugerah, tingkah lakunya seperti Azab"

Lah kocak, dia yang nyuruh gue keluar kelas tapi kok kesannya kaya gue yang pengen keluar dari kelasnya. Emang umur bau tanah begitu lagi imut-imutnya dan banyak tingkah. Kalo gue gak mikirin orang tua di rumah nih, udah gue jejel mulut Si Bram pake gagang sapu, gue sodok sampe mampus.

Tenang Anu, tarik nafas, sabar, badai pasti berlalu.

Gue berdiri di depan kelas sambil ngitungin jumlah paku di langit-langit. Langkah kaki terdengar mendekat dan itu adalah Juan si Ketua OSIS yang keren. Dia beneran keren SUMPAH, rambutnya rapi, seragam sekolahnya kaya baru terus, jalannya tegap, apalagi kalau dia senyum, beuhhh guru-guru aja langsung kasih nilai 90 di rapor-nya tanpa babibu lagi.

"Halo Anu," sapa Juan. Uwu gue disapa, pasti bentar lagi dicipok.

"Halo Juan." Gue menepikan poni halusinasi gue biar terkesan lagi cantik-cantiknya.

Raja Salju - Membeku (ARTIC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang