Tambahan (Only Wattpad)

215 16 4
                                    

Nama gue Anugerah...

Udah mendekati ujian nasional orang tua murid dipanggil ke sekolah untuk diskusi dengan wali kelas terkait progres belajar siswa. Gue sebagai anak yang banyak masalah jadi deg-degan karena "Abang" gue bakalan dateng untuk ngobrol dengan wali kelas gue, Pak Wowo. Gue menunggu Alex dan saat dia turun dari mobil semua mata-mata homo di sekolah ini langsung tertuju padanya.

"Eh Nu, itu majikan lo?" tanya Jojo.

"Anjing" balas gue.

"Jangan kasar dong"

"Gak, maksud gue itu," tunjuk gue ke seorang perempuan yang membawa 3 ekor anjing yang dirantai.

"Oh itu mama gue hehehe" Jojo menghampiri mamanya.

Alex masuk ke ruang rapat dan kemudian ada sesi privat dengan wali kelas setelahnya. Gue menunggu dia keluar dari ruang rapat dengan deg-degan karena takut dimarahin. Begitu dia keluar dia langsung dikerumuni murid-murid gatal yang minta nomor telepon. Alex kaya artis yang diserang dari berbagai sisi saking tampannya dia.

"Gue gak yakin tuh itu abang si Anu, muka si mister itu aja kaya bule, muka Anu kan kaya ayam gule" sindir Jerry si boti sok cantik.

"Fix sih itu majikannya Anu, kalo bukan majikan yang pasti cowok bayaran hihihi" sindir murid lain.

"Bayaran, emang si Anu punya uang huahahaha" sambut yang lain.

"Udah nu jangan di dengerin, maklum mereka gatel" Jawab Edo, bestie guweh.

"Duh, mana si Alex lama banget lagi foto-foto, kenapa gak nolak ajasih" protes gue.

"OOM" tanpa malu Edo melambaikan tangannya ke pria tua yang keluar dari ruang rapat.

"Om baru lagi?" tanya gue.

"Itu Om Ken, adiknya Om Tod" jawab Edo dan membawa gue mendekati kerumunan.

"Loh, bukannya lo ehemnya sama om Tod?" tanya gue heran.

"Ya kalo om Tod lagi dinas gue sama adiknyalah. Malah gedean adiknya" Edo mengedipkan mata dan meninggalkan gue sendirian.

TEP, bahu gue dipegang oleh Alex yang berhasil lolos dari kerumunan yang mengejarnya seperti Zombie. Dia kewalahan karena banyak yang minta foto, tanda tangan, sampai yang minta uang pun ada. Alex menarik gue masuk ke kelas untuk menunggu panggilan sesi privat dengan wali kelas.

"Bahas apa tadi rapatnya?" tanya gue berusaha lembut ke abang guweh ini.

"Gak ada yang serius, cuma bahas jadwal ujian kalian, rencana perpisahan sama beberapa dokumen untuk persiapan kuliah" jawab Alex santai "Kelas kamu panas banget"

"ACnya rusak"

Satu persatu murid dan walinya dipanggil untuk diskusi dengan Pak Wowo. Begitu nama gue dipanggil, gue dan Alex masuk ke ruangan guru lalu duduk di depan wali kelas gue yang garang itu. Gue takut aib-aib gue dibongkar semaunya ke Alex sama si tua bangka ini.

"Baik, mas siapanya Anugerah?" tanya Pak Wowo.

"Abangnya" jawab Alex.

"Kok gak mirip" Emang sialan nih si Wowo, pengen gue tendang bijinya.

"Ibu saya menikah dengan ayah saya, lahir saya. Mereka cerai, ayah saya menikahi ibu Anu, mereka cerai. Ibu Anu menikah lagi dan lahir Anu. Saya yakin sebagai guru bapak akan paham yang saya maksud dan kalaupun bapak tidak paham hubungan saya dengan Anu harusnya itu tidak mempengaruhi statusnya sebagai murid di sekolah ini kan?" Alex mengeluarkan aura bapak CEOnya yang ngebuat pak Wowo terdiam.

Wajah sangatnya, postur tegap dan suara beratnya mengintimidasi sekaligus bikin gue tegang lahir batin.

"Saya hanya ingin memastikan kalau Anugerah tidak memanggil sembarangan orang untuk menghadap ke saya" kata si Wowo

Raja Salju - Membeku (ARTIC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang