4. KOMEDI HORROR

192 17 4
                                    

Nama gue adalah Anugerah Bubeyan. Dipanggil Anu, dijuluki orang-orang sebagai si Anu Gerah Butuh Belaian. Gue seorang anak SMA introvert yang dijodohkan dengan CEO muda perusahaan teknologi tersohor di Indonesia. Pangeran Sultan Muda Sir Alexander Collin Pramudya Charles Adikyasa Antonio Louie Hakim Raja Simataruk, itu nama laki-laki yang dijodohkan dengan gue. Namanya emang panjang, jadi wajar belalainya juga panjang.

Kali ini gue akan cerita tentang kejadian dua minggu setelah pernikahan terpaksa kami. Nenek si Alex sakit, dan kami harus mengunjunginya supaya Alex bisa dapet warisan. Sebenarnya gue gak perduli sama keluarga si Alex, tapi karena suami gue ini menjanjikan kalo gue dapet 30% dari warisannya, gue ngikut deh. Kami berangkat ke sebuah desa dimana si nenek tinggal sebagai juragan kebun coklat.

"Lo serius mau kenalin gue ke nenek lo, nanti kalo dia tahu cucunya kawin sama batang dia jantungan gimana?" tanya gue sambil ngemut permen kaki.

"Dia udah tua, matanya rabun, otaknya pikun, dia gak bakalan ngeh juga," jawab Alex dan mobilnya berhenti di sebuah rumah pedesaan yang megah.

Rumahnya gede, secara emang keluarga si Alex ini kayanya gak ngotak. Kami disambut suster-suster si nenek dan kami diberikan kamar yang besar. Alex membawa gue menemui neneknya di dalam kamar dan saat itu dia memperkenalkan gue.

"Eyang, ini Anna. Istri Alex." ucapnya ke nenek yang udah tua banget. Sialan, gue dikenalin sebagai Anna, padahal kan gue lebih suka Elsa.

"Waduh, cantiknya." Si nenek ngeraba-raba muka gue. Tangannya kurus banget, gue takut kan tangan nenek peyot ini nusuk kulit gue. Matanya kayanya rabun dan ringkih banget gerakan jarinya. Tangan si nenek memegang perut gue dan bertanya "Kapan isi ini?"

"mmmm anu..." Gue mau ngomong dan Alex menutup mulut gue dengan tangan.

"Belum yang, masih pengen mesra-mesraan dulu," jawab Alex.

"Jangan ditahan, kalo bisa cepet punya anak ya lebih baik. Dulu waktu kecil Alex selalu bilang mau punya 23 anak kan?"

Sialan ni nenek tua, kalo aja dia tahu gue gak punya rahim tapi punyanya latto-latto mungkin dia bakalan jantungan. Tapi demi menghargai Alex gue cuma diam dan gak bicara. Bisa-bisa nih nenek otw surga kalo denger suara gue yang kaya abang-abang, eh kan gue emang abang-abang.

Suster masuk dan bilang kalo ini jadwalnya nenek makan. Gue dan Alex balik ke kamar kami untuk istirahat karena dari kami sampai kesini kami belum rebahan santuy. Alex melihat gue yang berbaring di kasur dengan ekspresi nggak enak.

"Sorry." Alex membuka kemejanya dan cuma make baju kaos bertuliskan Anak Sulung kaya Raya.

"Sorry kenapa?" tanya gue yang lagi ngeluarin isi koper.

"Aku ngenalin kamu ke eyang sebagai perempuan."

"Santai aja kali. BTW nanti uang warisan jatah gue gue beliin iphone 99XYZ gapapa kan?"

"Isi otakmu cuma uang?" tanya Alex.

"Iyalah, ada uang abang ku sayang, gak ada uang abang ku ...."

"Apa?" Alex mengeluarkan muka marah.

"Ya tetep sayang... Tapi lebih baik ada uang kan hehehehe"

Alex mendekat dan menarik gue ke pelukannya "Ngomong-ngomong kita udah lama gak bikin anak nih, gak mau coba disini? kali aja manjur"

"Bikin anak kepala lo meledak. Gue mana bisa hamil bego. Mau lo keluari mayones sampe ngeluber juga gak bakal jadi tuh anak karena cetakannya gak ada."

"Mungkin aku kurang dalem nembaknya" bisik Alex "Kamu gak pengen dimentokin apa?"

Raja Salju - Membeku (ARTIC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang