CHAPTER 4

898 97 7
                                    

2 Years Later

Mark akan mengakhiri cintanya yang bertepuk sebelah tangan dengan Jeno. Akhirnya Mark memutuskan untuk menyerah, setelah hampir 18 tahun menunggu balasan perasaannya dari cowok itu. Dan satu-satunya hal yang ingin ia lakukan mengembalikan harga dirinya dan berhenti menyukai Lee Jeno.

Jeno duduk di hadapan Mark, "Kenapa kamu menyuruhku kesini?"

Mark menarik nafasnya dalam-dalam, "Mulai saat ini, aku akan berhenti menyukaimu"

Jeno tersenyum remeh, "Aku tidak yakin kamu bisa melakukannya"

Mark mengepalkan tangannya dengan kencang, "Aku akan benar-benar melupakanmu dan berkencan dengan oranglain! Aku juga ingin dicintai!" bangkit berdiri "Aku harap kamu akan menyesal karena tidak pernah membalas perasaanku ini, Lee Jeno! Selamat tinggal!" dengan menekankan setiap kalimatnya lalu beranjak pergi dari tempat itu. Akhirnya, Mark meluapkan isi hatinya dan membuat perasaannya lega 'Seharusnya dari dulu aku melakukan hal ini! Dasar berengsek!'.

*****

Malam telah larut, Jeno mabuk duduk di depan rumah Mark yang kosong "MARK LEE!"

Mark baru pulang sehabis melakukan kencan dengan seseorang, dan terkejut melihat bayangan menakutkan di depan rumahnya. 'Siapa pria gila yang ada di depan rumahku? Aku harus menelepon polisi sekarang!' segera mengambil ponsel dalam saku jas, namun gerakannya terhenti mendengar orang itu memanggil namanya 'Itu?!....'

"MARK LEE!"

"Aku tahu kamu di dalam! Keluarlah!" teriak Jeno

'Tunggu sebentar' Mark merasa mengenali orang itu karena suara itu terdengar sangat familier

"Kenapa kamu mematikan ponselmu? Apa aku ini seperti penguntit?"

"Kau takut aku memakanmu, hah!?"

"Kenapa kamu suka mempermainkan perasaan orang?"

"Katamu, kamu enggak akan melakukannya lagi"

"Jadi, semua sudah berakhir? Perasaanmu sudah berubah, hah?"

"JAWAB, MARK LEE!" Jeno meluapkan perasaannya sambil terus memukul pagar besi rumah itu

Mark menyipitkan matanya untuk memastikan orang itu, 'Seperti, Jeno...' terdiam beberapa saat, 'Kalau begitu laki-laki itu...', membelalakkan matanya, '....Lee Jeno!? Dia Lee Jeno!?' menghampiri Jeno "Apa yang kamu lakukan disini?"

Jeno mengerjapkan mata melihat Mark muncul jalanan belakangnya dan bukan dari dalam rumah, "Kenapa kamu datang dari sana?" menunjuk jalan yang dilewati Mark

"Aku habis dari mana, itu bukan urusanmu! Seharusnya kamu pulang ke rumah kalau mabuk dan bukan muncul di depan rumah orang!" sahut Mark

Jeno memandang Mark sambil tersenyum muram, "Masa kamu enggak tahu?"

Mark memutar bola mata malas, "Memangnya aku harus tahu itu?"

"Kamu...." sahut Jeno

"Pergi!" Potong Mark

Jeno terdiam tak percaya bahwa Mark baru saja mengusirnya pergi, "Kamu mengusirku?"

"Cepat pulang! Keluargamu pasti khawatir" Mark berbalik dan hendak masuk ke gerbang rumah, namun Jeno meraih tangan Mark dan memutar tubuhnya agar menghadap ke Jeno "Apa lagi!?"

Sejenak Jeno memandangi wajah Mark lalu mencium bibir itu. Ciuman lembut begitu dalam dan menuntut.

'Mmmppphhh'

Mark terkejut bahkan tak bisa berkedip, dan menatap Jeno dengan mata terbelalak dan berdiri mematung ditempat. Ia bisa merasakan alkohol dalam ciuman itu.

Jeno melepaskan ciuman itu, perlahan membuka matanya dan tersenyum lembut melihat Mark membeku, "Kamu seharusnya menutup matamu dan menikmati ciuman ini, Mark" menutupi mata Mark dengan telapak tangannya dan kembali menciumnya.

Mark tak bisa melihat apa-apa, entah harus senang atau tidak momen ciuman pertamanya dengan Jeno yang sudah lama ditunggu-tunggu. Namun ia teringat baru kemarin malam sore mengakhiri cintanya yang bertepuk sebelah tangan dengan Jeno, sebenarnya mengakatakan hal itu karena sedih telah begitu lama di abaikan oleh Jeno. Namun kini perasaan itu kembali tercurah kepada Jeno yang menciumnya begitu dalam, membuatnya seperti candu aroma alkohol yang merasuk ke dalam tubuhnya tak pernah terasa semanis ini.

'Kenapa Jeno menciumku dengan penuh perasaan seperti ini? Sadarlah, Mark! Kau harus menjauhi orang ini! Ingat kau sudah mengakhiri cintamu kemarin sore, Mark!' Mark tak kuasa menahan tubuh Jeno yang terus mendekat. Mereka menyatu dalam pelukan hingga tubuh Jeno benar-benar jatuh dalam pelukan Mark sepenuhnya

"Ya ampun! A-ada apa ini?!" Mark tak percaya, 'Tidak mungkin! Jangan-jangan.... Dia ketiduran?' mengguncang-guncangkan tubuh Jeno untuk membangunkannya, tapi tak ada reaksi sama sekali. 'Padahal aku mencoba untuk melupakannya....' Ciuman singkat itu membuat Mark semakin bingung sekarang


















To be continued....

Tsundere's RuleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang